PeciHitam.org<\/a> –<\/strong> Hidup berkecukupan dengan memegang kekuasaan dan fasilitas lengkap sebagai bangsawan era feodal menjadikan Pangeran Mangkubumi terlena. Ia banyak melalaikan tugas sebenarnya sebagai khalifah fil ardh <\/em>untuk menghidupkan agama Allah dengan dakwah.<\/p>\n Lalai kepada tugas dan peran dalam bidang dakwah Islam akhirnya memiliki titik temu ketika Pangeran Mangkubumi disadarkan oleh Sunan Kalijaga. Dan ketikan memahami hakikat duniawi, ia tidak lagi berkenan menjadi penguasa karena takut untuk lalai lagi.<\/p>\n Pangeran Mangkubumi atau kita kenal dengan Sunan Bayat, adalah salah seorang Sunan yang Makamnya di Jawa Bagian Selatan. Sunan yang sadar dari keterpurukan silau akan duniawi menjadi penyebar agama Islam di daerah Tembayat.<\/p>\n Sunan Bayat atau Tembayat banyak memiliki nama sesuai dengan sejarah hidup beliau yang berwarna. Nama asli Sunan Bayat adalah Sayyid Maulana Muhammad Hidayatullah dan memiliki julukan sekurangnya 4 yakni Pangeran Mangkubumi, Susuhunan Tembayat, Wahyu Hidayat, Sunan Pandanarang II.<\/p>\n Ayah beliau Sunan Pandanarang I (Sayyid Abdul Qadir) putra dari Syaikh Maulana Ishak Pasai. Oleh karenya, ayah Sunan Bayat adalah saudara seayah dengan Sunan Giri. Ibunda beliau adalah seorang dari Kerajaan Pasai yaitu Syarifah <\/em>Pasai Azmatkhan.<\/p>\n Ayah beliau diangkat oleh Kerajaan Demak sebagai Penguasa Kota Semarang yang pertama dan kemudian Pangeran Maulana Hidayatullah menggantikan posisinya sebagai penguasa kota Semarang. Letak pusat pemerintahan Semarang pada masa itu berkedudukan di Pragota (sekarang Bergota, Kec. Randusari Semarang Selatan).<\/p>\n Pangeran Maulana Muhammad Hidayat atau Sunan Bayat menggantikan ayahnya dengan gelar Sunan Pandanaran II. Sunan Bayat Hidup pada masa Kesultanan Demak dan permulaan berdirinya Giri Kedhaton sekitar awal abad ke-16.<\/p>\n Awal naik ke kekuasaan sebagai Bupati Semarang dijalani Sunan Bayat dengan penuh tanggung jawab. Bantuan sosial untuk pesantren dan rumah ibadah disekitar Semarang selalu beliau tunaikan dengan baik. tanggung jawab Sunan Bayat kepada Pesantren dan Rumah Ibadah tidak lain karena tanggung jawab wilayah bawahan Kerajaan Demak sebagai Kerajaan Islam.<\/p>\n Selain menjadi penguasa lokal di Semarang, Pangeran Maulana Muhammad Hidayatullah juga cucu seorang Ulama besar, yaitu Syaikh Maulana Ishaq. Tidak heran beliau diserahi memimpin tugas sebagai Penguasa Lokal untuk memuluskan dakwah Islam di Semarang.<\/p>\n Tanggung jawab sebagai Bupati yang amanah lambat laun terlupakan dan mencondongkan hati Pangeran Maulana Hidayatullah kepada dunia. Beliau lebih sering menyibukan diri dengan mengurus harta benda, tumpangan yang bagus, dan menumpuk kekayaan.<\/p>\n Tugas yang terlalaikan oleh Pangeran Mangkubumi menjadikan Kerajaan Demak memandang perlu untuk menyadarkannya. Maka Sunan Kalijaga diutus untuk menyadarkan beliau kembali agar bisa menjalankan roda pemerintahan dengan benar.<\/p>\nKeturunan Bangsawan Ulama<\/strong><\/h2>\n
Penguasa yang Turun Tahta<\/strong><\/h2>\n