Bi\u2019ru Usman <\/em>atau Sumur Usman bernama Asli sumur Raumah, <\/em>yang dimiliki oleh seorang Yahudi yang \u2018Mata Duitan\u2019. Ketika Madinah mengalami musim panas yang berkepanjangan, maka banyak sumber air yang mengering, menyisakan beberapa saja.<\/p>\n

Sumur sumber air yang masih tersisa adalah Sumur Zamzam <\/em>dan Sumur Raumah <\/em>milik seorang Yahudi. Dua sumur tersebut menjadi sumber kehidupan sebuah kota besar seperti Madinah menjadikan orang rela membayar berapapun untuk mendapatkan air.<\/p>\n

Tidak seperti Sumur Zamzam yang tidak dipatok tarif untuk mengambil manfaat air darinya, sumur Raumah <\/em>milik Yahudi dikomersilkan. Seorang yang\u00a0 menimba air disana harus mengeluarkan uang, atau membeli kepada Yahudi. Selain harus membayar, mereka juga harus mengantre panjang guna mendapatkan air tersebut.<\/p>\n

Melihat fenomena demikian, Rasulullah SAW bersabda dihadapan para sahabatnya untuk membeli sumur tersebut. Sabda Nabi SAW ;<\/p>\n

\u201cWahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat maka akan mendapat surga-Nya Allah Ta\u2019ala.\u201d (HR Muslim).<\/em><\/p>\n

Sayembara tersebut akhirnya dijawab oleh Usman bin Affan dengan mendatangi Yahudi pemilik sumur Raumah. <\/em>Beliau menegosiasikan harga sumur Raumah <\/em>dengan Yahudi, dan dipatok harga yang sangat mahal.<\/p>\n

Yahudi tersebut menolak untuk menjual sumur Raumah <\/em>karena khawatir akan kehilangan keuntungan ditengah Musim Panas Ekstrim. Usman akhirnya membuat siasat untuk membeli setengah hak sumur tersebut, sehari milik hak Usman yang diwakafkan kepada kaum Muslim dan sehari miliki Sang Yahudi.<\/p>\n

Perjanjian pembagian hak tersebut disetujui Sang Yahudi dan akhirnya sumur pada hari pertama ramai oleh pengunjung karena Gratis.<\/p>\n

Hari kedua yang berbayar menjadi sepi karena banyak orang memiliki stok air dirumah masing-masing. Melihat hal tersebut, akhirnya Sang Yahudi protes ke Usman untuk membayar penuh sumur Raumah. <\/em>Dan akhirnya Usman bin Affan membayar penuh sumur Raumah <\/em>dengan harga keseluruhan sebesar 35.000 Dirham.<\/p>\n

Nilai 1 dirham masa Rasulullah SAW adalah sepersepuluh Dinar, yang mana 1 Dinar setara dengan emas murni 4,25 Gram. Harga emas sekarang berkisar 890 ribu rupiah, maka 1 dinar bernilai 3,78 Juta dan 1 Dirham bernilai sekitar 378.000 ribu.<\/p>\n

Maka harga sumur Raumah <\/em>yang kemudian terkenal Bi\u2019ru Usman <\/em>(Sumur Usman) berharga, 378.000 x 35.000 setara dengan nilai 13.230.000.000 (13,23 Miliar). Sebuah harga yang sangat tidak masuk akal untuk ukuran sebuah sumur tradisional.<\/p>\n

Kedermawanan Usman bin Affan tersebut tidak lain atas motivasi shadaqah Jariyah <\/em>yang akan terus mengalir bahkan ketika Usman sudah wafat. Bukti bahwa kebaikan akan terus mengalir terlihat bahwa sumur tersebut terkenal dengan Sumur Usman <\/em>dan orang akan selalu mengenang jasa beliau.<\/p>\n

Sumur Usman di Masa Modern<\/strong><\/h2>\n

Harga yang dibayarkan Usman bin Affan kepada Sang Yahudi untuk membeli sumur sebesar 35.000 dirham adalah harga yang sangat mahal. Akan tetapi sebanding dengan pahala Jariyah <\/em>yang selalu mengalir kepada Usman bin Affan.<\/p>\n

Beliau selalu dikenang sebagai khalifah, sahabat, jaminan masuk surga <\/em>dan berbagai gelar yang sangat banyak merujuk pada kebaikan beliau. Yang Pasti sumur Usman tersebut memberikan sumbangsih yang sangat panjang, 1400 tahun atau 14 Abad lamanya.<\/p>\n

Koran berita di Arab Saudi memberitakan bahwa sumur Usman tidak berhenti mengalir walaupun sudah berumur 14 abad. Manfaatnya masih bis dirasakan oleh orang disekitarnya, karena Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Pertanian membuuat sebuah charity <\/em>atau yayasan untuk mengurus wakaf sumur Usman tersebut.<\/p>\n

Setidaknya Sumur Usman menjadi sumber air bagi sedikitnya 1.550 Pohon Kurma aktif, dan hasilnya dijual oleh Yayasan tersebut. Hasil dari penjualan ini bisa menghidupi orang-orang yang bekerja dibawah Yayasan tersebut. Dan hasil dana Sumur Usman juga digunakan untuk membangun masjid dan lain sebagainya.<\/p>\n

Peran Usman bin Affan setelah 14 abad masih bisa dirasakan hingga sekarang tidak lain karena sifat dermawan dan keikhlasan beliau dalam membela Islam serta Umatnya.<\/p>\n

Ash-Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org – Khalifah ketiga dalam pemerintahan Khulafaur adalah Usman bin Affan, seorang saudagar kaya raya yang mendermakan hartanya untuk Izzatil Islam. Beliau berasal dari suku Bani Umayyah dari jalur ayahnya dan jalur ibunya dari suku Abdus Shams, masing-masing suku tersebut sangat terpandang di kalangan Quraish Makkah. Kebaikan Usman bin Affan tergambar dalam berbagai perjuangan perang […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":57266,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[10],"tags":[11824],"yoast_head":"\n