PeciHitam.org<\/a> –<\/strong> Al-Quran diturunkan dengan berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuan al-Qur\u2019an diturunkan secara berangsur-angsur yaitu memberikan pelajaran kepada Muslim agar bisa dilaksanakan dengan setahap demi setahap.<\/p>\n Karena al-Qur\u2019an mengandung hukum yang lengkap, maka dalam menyampaikan kepada Umat Islam haruslah bertahap agar tidak menimbulkan gejolak berlebihan. Kelebihan ajaran Islam dalam Al-Qur\u2019an inilah, diturunkan berangsur-angsur, menjadikan Islam diterima dengan baik oleh Umat Islam.<\/p>\n Surat yang diturunkan pertama kali adalah surat Al-\u2018Alaq, akan tetapi tidak diturunkan secara lengkap sekaligus hanya ayat 1-5. Sedangkan surat yang diturunkan secara lengkap sekaligus pertama kali yaitu surat Al-Fatihah.<\/p>\n Penurunan Al-Qur\u2019an berlangsung dalam 2 periode, periode Makkah dan Madinah selama kurang lebih 13 tahun. Surat yang turun terakhir banyak perbedaan pendapat Ulama sesuai dengan masing-masing riwayat sahabat. Berikut penjelasannya!<\/p>\n Perjalanan penurunan al-Qur\u2019an secara berangsur-angsur sangat terkait dengan perjuangan dakwah Islam. Karena surat Al-Qur\u2019an diturunkan sesuai dengan kebutuhan dakwah Rasulullah SAW, baik dalam menjawab permasalahan Umat dan petunjuk Ibadah.<\/p>\n Kesesuaian Al-Qur\u2019an dengan problematika manusia menjadi Ilmu tersendiri yaitu asbabun Nuzul <\/em>yang sangat penting dalam memahami kontekstualisme Al-Qur\u2019an. Memahami Al-Qur\u2019an tanpa menggunakan Ilmu asbabun nuzul <\/em>sangat berbahaya karena akan menjadi pemahan tektual yang buta.<\/p>\n Kepentingan mempelajari asbabun Nuzul <\/em>sebagai sarana memahami konteks masalah yang terjadi pada masa nabi untuk dikontekskan dengan permasalahan sekarang.<\/p>\n Latar belakang turunnya tidak hanya merespons masalah yang mengitari kehidupan Nabi dan masyarakat sekitar, tetapi juga mengandung pelajaran bahwa wahyu Al-Qur\u2019an turun melalui proses dan melatih kesabaran.<\/p>\n Urgensi asbabun nuzul<\/em>\u00a0dalam memahami ayat Al-Qur\u2019an ditegaskan oleh Imam al-Wahidi dalam kitab Lubabun Nuqul<\/em> sebagai berikut;<\/p>\n \u0644\u0627 \u064a\u0645\u0643\u0646 \u0645\u0639\u0631\u0641\u0629 \u062a\u0641\u0633\u064a\u0631 \u0627\u0644\u0623\u064a\u0629 \u062f\u0648\u0646 \u0627\u0644\u0648\u0642\u0648\u0641 \u0639\u0644\u0649 \u0642\u0635\u062a\u0647\u0627 \u0648\u0628\u064a\u0627\u0646 \u0646\u0632\u0648\u0644\u0647\u0627<\/strong><\/p>\n Artinya;\u00a0\u201cSeorang tidak akan mengetahui tafsir (maksud) dari suatu ayat tanpa berpegang pada peristiwa dan konteks turunnya ayat\u201d<\/em><\/p>\n Pandangan Syaikh Wahidi ini menempatkan bahwa asbabun nuzul<\/em> menjadi komponen sangat penting yang harus diperhatikan bagi orang yang ingin memahami maksud Al-Qur\u2019an.<\/p>\n Pandangan Syaikh Wahidi juga menjadi peringatan untuk jangan sampai mempelajari Al-Qur\u2019an hanya dari terjemahan semata. Karena tidak semua terjamahan atau kitab tafsir memuat asbabun nuzul secara keseluruhan, sehingga potensi untuk salah paham akan besar.<\/p>\n Kitab Al-Muwafaqat fi Ushulisy Syariah karya Imam Syatibi memberi peringatan keras kepada pembelajar al-Qur\u2019an untuk jangan sampai mempelajari Al-Qur\u2019an hanya dari teks saja. Ketika seorang pembelajar hanya memahami Al-Qur\u2019an hanya dari teks saja akan membahayakan.<\/p>\n Kontekstualisme dalam teks harus diperhatikan, apalagi dalam mempelajari runtutan sejarah dan munculnya hukum. Al-Qur\u2019an yang diturunkan, mulai dari surat pertama dan surat yang turun terakhir bukanlah sebuah kebetulan belaka. Allah SWT sudah mendesain semua kejadian manusia berdasarkan problematika yang menyertainya.<\/p>\n Ayat pertama dalam Islam adalah surat al-\u2018Alaq ayat 1-5, berbicara tentang \u2018Membaca\u2019 disertai dengan kewajiban menyandarkannya kepada Allah SWT. Ayat tersebut secara eksplisit membicarakan kewajiban orang Islam untuk berpengatuhan. Karena dengan pengetahuan akan membuka semua hijab yang ada dalam dunia.<\/p>\n Sebagaimana surat yang turun terakhir, memiliki kandungan hikmah besar. Tentunya Allah SWT mengetahui semua kejadian Umat Islam akan mengalami kejayaan sebelum ditinggal oleh Nabi Muhammad SAW. Kemenangan besar berupa fathu Makkah <\/em><\/a>menjadi anti-klimaks untuk umat Islam berpikir bahwa karunia Allah sangat besar.<\/p>\nPentingnya Memahami Asbabun Nuzul<\/strong><\/h2>\n