Pecihitam.org<\/strong> – Abah Guru Sekumpul atau KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, selain sebagai ahli syariat, juga dikenal sebagai ahli tarekat dan ahli hakikat. Beliau telah mengambil berpuluh tarekat dan mengamalkannya. Sayyid Muhammad Amin Kutbi, Kyai Falak Bogor, KH. Syarwani Abdan Bangil, adalah diantara guru tarekat beliau. Penulis sendiri mengambil baiat tarekat Sammaniyah, ‘Aidarusiyyah, dan Idrisiyyah kepada beliau.<\/p>\n\n\n\n Berikut yang penulis pahami dari kitab Ar-Risalah An-Nuraniyah susunan beliau. Kebetulan penulis telah mengikuti kajian kitab ini sejak pertama kali beliau ajarkan hingga kemudian diulang kembali.<\/p>\n\n\n\n Secara garis besar, ada dua kategori ilmu: ilmu awraq dan ilmu adzwaq. Ilmu awraq adalah ilmu yang bisa ditulis diatas kertas, sedangkan ilmu adzwaq adalah ilmu yang hanya bisa dirasakan tanpa mampu digambarkan.<\/p>\n\n\n\n Kategori pertama, ilmu awraq.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Ilmu ini meliputi ilmu syariat; tentang halal dan haram, ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, dan semua ilmu-ilmu yang bisa diteorikan dan dituliskan diatas kertas.<\/p>\n\n\n\n Jalan mendapatkan ilmu kategori ini adalah dengan berusaha menuntut dan mempelajarinya. Harus rela bangun malam, meninggalkan kampung halaman, hidup prihatin, demi tercapainya cita-cita mendapatkan ilmu.<\/p>\n\n\n\n Orang yang berhasil meraih ilmu ini terbagi dua kelas; tinggi dan rendah. Kelas tinggi adalah mereka yang menuntutnya dalam kondisi bertakwa, kemudian mengamalkannya dengan ikhlas. Baik saat masih belajar maupun ketika mengamalkan, semata mengharap ridha Allah. Mereka terpelihara dari maksiat. Andai tergelincir sekalipun, segera bertaubat. Tidak kontinyu dalam kemaksiatan. Karena cahaya ilahi telah menerangi hati mereka. Allah menjadi pelindung (wali) mereka. Ini sebagaimana disebutkan dalam Qs Al-A’raf: 201,<\/p>\n\n\n\nBagaimana pandangan Abah Guru Sekumpul tentang ilmu para sufi?<\/h2>\n\n\n\n