Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":59566,"date":"2020-07-02T15:12:49","date_gmt":"2020-07-02T08:12:49","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=59566"},"modified":"2020-07-02T15:12:51","modified_gmt":"2020-07-02T08:12:51","slug":"politik-kebangsaan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/","title":{"rendered":"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati!"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org<\/a> –\u00a0<\/strong>Simpangan politik di Nusantara dapat terbagi kedalam 3 bentuk, yakni politik praktis, politik infiltrasi dan politik kebangsaan. Tiga bentuk politik dalam aplikasinya sangat berbeda antar satu dengan lainnya. Jika politik praktis, ia mengindikasikan kekuasaan sebagai tujuan utama.<\/p>\n

Dalam politik infiltrasi menunjukan adanya pembauran kedalam sistem yang sesungguhnya tidak benar-benar diterima oleh golongan ini. Tujuan utama politik infiltrasi adalah sedikit demi sedikit menggeser, kalau tidak pantas dikatakan menggerogoti, <\/em>sistem berbangsa dan bernegara hasil kesepakatan bersama.<\/p>\n

Sedangkan politik kebangsaan adalah konsep berpolitik hanya sebagai \u2018ALAT\u2019 untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Bukan hanya melalui media \u2018Kursi Kekuasaan\u2019, karena kekuasaan tidak menjadi tujuan utama.<\/p>\n

Apa itu Politik Kebangsaan?<\/strong><\/h2>\n

Alur pemikiran politik kebangsaan menitik beratkan kepada pola perdamaian diantara elemen bangsa yang beraneka ragam suku, budaya dan rasnya. Ukhuwah <\/em>(Wathaniyah, Insaniyah, Islamiyah<\/em>) atau persaudaraan menjadi kunci utama dalam mengembangkan kosep politik kebangsaan.<\/p>\n

Dengan tidak memandang berbeda kepada semua elemen bangsa dan Negara, maka akan memunculkan rasa empati dan simpati ketika sesama saudara mendapat perlakuan tidak adil atau diskriminatif.<\/p>\n

Dalam pandangan KH Muchit Muzadi, politik kebangsaan dimaknai sebagai tanggung jawab elemen bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara universal.<\/p>\n

Keutuhan bangsa dan Negara akan meniscayakan adanya persatuan, menihilkan separatisme, menjauhkan dari kehancuran dan disintegrasi dalam satu komitmen tunggal, Pancasila.<\/p>\n

Menjaga Pancasila adalah sebuah amanah warisan pasa Ulama Nusantara dan Pejuang kemerdekaan, karena Pancasila adalah hasil musyawarah <\/em>kesepakatan agung.<\/p>\n

Kesepakatan agung bernama Pancasila merupakan Konsensus yang harus dijaga sebagai aset pemersatu bangsa. Menjadikan Politik kebangsaan sebagai jalan utama perjuangan di Nusantara adalah menjadikan kepentingan persatuan, kedamaian menjadi nilai tertinggi dalam perjuangan. Kekuasaan adalah remah yang tidak harus dipertahankan mati-matian.<\/p>\n

Komitmen NU dalam Politik Kebangsaan<\/strong><\/h2>\n

Jalan politik kebangsaan adalah jalan sunyi yang ditempuh oleh Nahdlatul Ulama, karena disana hanya ada pengabdiann tanpa balas jasa, bahkan terkandang dihina. Berjuang untuk menjaga keutuhan NKRI sering berbuah cacian dari sebagian golongan yang menganut politik infiltrasi.<\/p>\n

Disatu sisi, menjalankan politik kebangsaan hanya sering dipandang sebagai monumen penjaga laiknya patung \u2018dwarapala\u2019 <\/em>yang terdapat didepan rumah.<\/p>\n

Terlebih diadukan dengan politik praktis yang selalu mencari keamanan dalam jabatan dengan mempertaruhkan apa saja dalam kampanye. Penganut politik praktis tidak akan segan mempergunkan isu-isu sensitif untuk meraih kemenangan dalam pemilihan umum.<\/p>\n

Bahkan isu SARA tidak segan digelindingkan guna meraih suara dari sentimen keagamaan, suku dan ras yang berbeda. Dan hal tersebut sangat dihindari Nahdlatul Ulama setidaknya sejak Muktamar Situbondo pada tahun 1984. Bahwa Nahdlatul Ulama secara resmi mundur dari percaturan Politik Praktis.<\/p>\n

Kejadian ini terkenal dengan Muktamar kembali ke Khittah 1926, <\/em>cita-cita adiluhung guna mengawal bangsa Indonesia menjadi negara yang adil, mensejahterakan rakyat berlandaskan pancasila.<\/p>\n

Pun keluar dari politik praktis tidak serta merta mengebiri hak politik individu di bawah naungan NU. Individu yang berkompeten di Nahdlatul Ulama dipersilahkan untuk menggunakan hak konstitusionalnya dalam politik.<\/p>\n

Namun arus utama NU sebagai organisasi Ijtima\u2019iyyah <\/em>(sosial-kemasyarakatan) adalah mengawal berjalannya Negara sesuai PBNU, Pancasila Bhineka Tunggal Ika dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai rel utama. Slogan utama dalam kerangka menjaga \u2018PBNU\u2019 adalah tagline \u2018NKRI Harga Mati\u2019 <\/em>yang menjadi nafas Nahdlatul Ulama.<\/p>\n

Bukti bahwa politik kebangsaan NU adalah jalan sepi dapat ditelusuri dalam fenomena penerimaan NU tidak menjadi pilihan utama dalam mengisi pos-pos jabatan Negara. NU tetap berdiri sebagai ormas yang memperjuangkan Politik Kebangsaan semata-mata atas wasiat para Ulama Nusantara dan memperhatikan ayat Allah SWT,<\/p>\n

\u0644\u0627 \u062e\u064e\u064a\u0652\u0631\u064e \u0641\u0650\u064a \u0643\u064e\u062b\u0650\u064a\u0631\u064d \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0646\u064e\u062c\u0652\u0648\u064e\u0627\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0625\u0650\u0644\u0627 \u0645\u064e\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0645\u064e\u0631\u064e \u0628\u0650\u0635\u064e\u062f\u064e\u0642\u064e\u0629\u064d \u0623\u064e\u0648\u0652 \u0645\u064e\u0639\u0652\u0631\u064f\u0648\u0641\u064d \u0623\u064e\u0648\u0652 \u0625\u0650\u0635\u0652\u0644\u0627\u062d\u064d \u0628\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e \u0627\u0644\u0646\u0651\u064e\u0627\u0633\u0650 \u0648\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064e\u0641\u0652\u0639\u064e\u0644\u0652 \u0630\u064e\u0644\u0650\u0643\u064e \u0627\u0628\u0652\u062a\u0650\u063a\u064e\u0627\u0621\u064e \u0645\u064e\u0631\u0652\u0636\u064e\u0627\u0629\u0650 \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0633\u064e\u0648\u0652\u0641\u064e \u0646\u064f\u0624\u0652\u062a\u0650\u064a\u0647\u0650 \u0623\u064e\u062c\u0652\u0631\u064b\u0627 \u0639\u064e\u0638\u0650\u064a\u0645\u064b\u0627\u00a0<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cTidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar\u201d (Qs. An-Nisaa\u2019: 114)<\/em><\/p>\n

Nilai Politik Kebangsaan merupakan jalan perjuangan yang\u00a0 tidak dikuantitatifkan dengan jabatan atau remah dunia. Bagi NU menjaga NKRI adalah amanah Ulama, dan kewajiban sebagai Muslim beriman. Ash-Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org –\u00a0Simpangan politik di Nusantara dapat terbagi kedalam 3 bentuk, yakni politik praktis, politik infiltrasi dan politik kebangsaan. Tiga bentuk politik dalam aplikasinya sangat berbeda antar satu dengan lainnya. Jika politik praktis, ia mengindikasikan kekuasaan sebagai tujuan utama. Dalam politik infiltrasi menunjukan adanya pembauran kedalam sistem yang sesungguhnya tidak benar-benar diterima oleh golongan ini. Tujuan […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":59573,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[15],"tags":[12123],"yoast_head":"\nPolitik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati! - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Simpangan politik di Nusantara dapat terbagi kedalam 3 bentuk, yakni politik praktis, politik infiltrasi dan politik kebangsaan.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati! - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Simpangan politik di Nusantara dapat terbagi kedalam 3 bentuk, yakni politik praktis, politik infiltrasi dan politik kebangsaan.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-07-02T08:12:49+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-07-02T08:12:51+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1280\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"720\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati!\",\"datePublished\":\"2020-07-02T08:12:49+00:00\",\"dateModified\":\"2020-07-02T08:12:51+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/\"},\"wordCount\":614,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg\",\"keywords\":[\"Politik Kebangsaan\"],\"articleSection\":[\"Politik\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/\",\"name\":\"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati! - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg\",\"datePublished\":\"2020-07-02T08:12:49+00:00\",\"dateModified\":\"2020-07-02T08:12:51+00:00\",\"description\":\"Simpangan politik di Nusantara dapat terbagi kedalam 3 bentuk, yakni politik praktis, politik infiltrasi dan politik kebangsaan.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg\",\"width\":1280,\"height\":720,\"caption\":\"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati!\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati!\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati! - Pecihitam.org","description":"Simpangan politik di Nusantara dapat terbagi kedalam 3 bentuk, yakni politik praktis, politik infiltrasi dan politik kebangsaan.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati! - Pecihitam.org","og_description":"Simpangan politik di Nusantara dapat terbagi kedalam 3 bentuk, yakni politik praktis, politik infiltrasi dan politik kebangsaan.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-07-02T08:12:49+00:00","article_modified_time":"2020-07-02T08:12:51+00:00","og_image":[{"width":1280,"height":720,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati!","datePublished":"2020-07-02T08:12:49+00:00","dateModified":"2020-07-02T08:12:51+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/"},"wordCount":614,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg","keywords":["Politik Kebangsaan"],"articleSection":["Politik"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/","name":"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati! - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg","datePublished":"2020-07-02T08:12:49+00:00","dateModified":"2020-07-02T08:12:51+00:00","description":"Simpangan politik di Nusantara dapat terbagi kedalam 3 bentuk, yakni politik praktis, politik infiltrasi dan politik kebangsaan.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Politik-Kebangsaan-ala-Nahdlatul-Ulama-NKRI-Harga-Mati.jpg","width":1280,"height":720,"caption":"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati!"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/politik-kebangsaan\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Politik Kebangsaan ala Nahdlatul Ulama; NKRI Harga Mati!"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/59566"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=59566"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/59566\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/59573"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=59566"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=59566"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=59566"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}