Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":60333,"date":"2020-07-08T14:55:40","date_gmt":"2020-07-08T07:55:40","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=60333"},"modified":"2020-07-08T14:55:42","modified_gmt":"2020-07-08T07:55:42","slug":"syaikh-ahmad-ibnu-ajibah-al-hasani","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/syaikh-ahmad-ibnu-ajibah-al-hasani\/","title":{"rendered":"Syaikh Ahmad Ibnu Ajibah al Hasani, Ulama Tasawuf Penulis Nahwu Sufi"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Maroko sebuah negeri yang berada paling barat benua Afrika dan berbatasan dengan Spanyol dengan julukan \u201cNegeri Para sufi\u201d. Sebutan tersebut memang sangat cocok, ini dibuktikan dengan banyaknya tariqat dan ajaran-ajaran tasawuf yang diamalkan oleh masyarakat Maroko.<\/p>\n\n\n\n

Diantara tariqat yang masyhur di negeri yang dijuluki \u201cNegeri Matahari Terbenam\u201d ini adalah Tariqat Tijaniah, Syazhiliyah, Mashishiah, Siddiqiah, Kattaniyah dan ad-Darqawiyah. Adapun diantara ulama besar dan tokoh sufi yang berpengaruh di Maroko pada abad ke-18 salah satunya adalah Syaikh Ahmad Ibnu \u2018Ajibah.<\/p>\n\n\n\n

Mengenal Sosok Ibnu Ajibah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin al-Mahdi bin al-Husain bin Muhammad bin \u2018Ajibah al-Hujuji al-Hasani. Ia lahir pada 1661 H di Desa \u2018Ajabasyi dari kabilah al-Anjari, di Provinsi Tetouan Maroko.<\/p>\n\n\n\n

Dalam kitabnya al- Fahrisah dijelaskan, bahwa garis keturunannya adalah Abdullah Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu al-Mahdi Ibnu al-Husain Ibnu Muhammad Ibnu \u2018Ajibah al-Hajjuji Ibn Sayyidi Abdullah Ibnu \u2018Ajibah.<\/p>\n\n\n\n

Beliau berasal dari (ahlul bayt) keturunan al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah SAW. Itu sebabnya beliau menisbahkan dirinya dengan Ahmad Ibnu \u2018Ajibah Al-Hasani.<\/p>\n\n\n\n

Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1196 H. Ibnu Ajibah adalah orang yang soleh, pendiam, suka menyendiri, lebih senang duduk sendiri dan sibuk dengan urusannya. Ibunya bernama Rahmah Binti Sayyidi Muhammad, seorang yang taat dalam beribadah dan taat kepada suami juga bertanggung jawab terhadap keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Perjalanan Intelektual Ibnu \u2018Ajibah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Pengembaraan intelektualnya dimulai ketika Ibnu Ajibah berumur sekitar 19 tahun, ia banyak melakukan talaqqi kepada beberapa ulama yang berada di daerahnya.<\/p>\n\n\n\n

Kecintaan dan kegigihannya terhadap ilmu, membuat seorang Faqih Sidi Muhammad as-Sanusi as-Samalali tertarik untuk mendidiknya serta mengarahkan kemampuannya dalam menuntut ilmu, sehingga ia dibawa ke Al-Qasr Al-Kabir dan disana beliau belajar berbagai disiplin ilmu.<\/p>\n\n\n\n

Kesungguhannya dalam menuntut ilmu ini amat menarik, konon Ibnu Ajibah bisa menghadiri tujuh majlis ilmu dalam satu hari satu malam. Bahkan salah seorang gurunya memanggilnya dengan al-Buhli, yang artinya orang gila karena kegilaannya terhadap ilmu.<\/p>\n\n\n\n

Kota Tetouan menjadi saksi bisu terhadap ketekunan beliau dalam menuntut ilmu. Di kota ini beliau berguru dengan dua orang ulama besar di sana, yaitu: Sayyidi Ahmad al-Rasya dan Sayyidi Abd al-Karim Ibn Qurays.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu, beliau juga belajar dari ulama-ulama lain seperti: Sayyidi Muhammad al-Warzazi, Sayyidi Muhammad al-Abbas yang merupakan seorang pakar Ilmu nahwu, Sayyidi Muhammad Ghaylan seorang alim dan faqih, Sayyidi \u2018Ali Syatir, Syekh Sayyidi Muhammad al-Wuraykili, seorang pakar fikih yang alim, Sayyidi Muhammad al-Januwi al-Hasani.<\/p>\n\n\n\n

Setelah Sayyidi al-Januwi meninggal, Ibnu \u2018Ajibah kemudian memutuskan berhijrah ke tempat lain (Kota Fes) untuk menuntut ilmu. Di sana ia belajar khusus ilmu hadist kepada pakar ilmu hadist yang bernama Sayyidi Muhammad al-Tawali bin Sawdah.<\/p>\n\n\n\n

Tidak berhenti disitu saja, meski sudah mengusai berbagai ilmu, beliau ternyata tertarik untuk belajar ilmu tasawuf, yang mulai berkembang di daerahnya melalui gerakan Tarekat Shadhiliyah al-Darqawiyah. <\/p>\n\n\n\n

Guru tasawuf Ibnu \u2018Ajibah adalah al-Darqawi<\/a><\/strong>, sebutan dari Abu al-Ma\u2019ali al-\u2018Arab bin Ahmad al-Hasani beliau lahir pada 1550 M dari suku Bani Zeroual di Maroko utara.<\/p>\n\n\n\n

al-Darqawi adalah seorang penggagas cabang dari Tarekat al-Shadhiliyah al-Darqawiyah. Bentuk ajaran tarekat ini sederhana, yaitu mengapresiasi kombinasi ajaran tasawuf dan fiqih, mengikuti pada ajaran al-Qur\u2019an dan Sunnah, juga bertumpu pada praktik dzikir.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu Ibnu Ajibah juga belajar tasawuf pada Muhammad bin Habib Ahmad al-Buzaidi dari suku Ghamara, Maroko utara. Beliau adalah pengikut terdekat Syaikh al-Darqawi. <\/p>\n\n\n\n

Setelah keberhasilan Ibnu \u2018Ajibah melewati setiap proses tajarrud dan tathir, serta menguasai tasawuf batin dengan baik, beliau kemudian mendapat kelayakan untuk menyampaikan dakwah tasawuf dan diangkat menjadi seorang pemuka dalam Tarekat al-Darqawiyyah.<\/p>\n\n\n\n

Dengan keberhasilan tersebut, Ibnu \u2018Ajibah-pun keluar berdakwah dengan pergi ke desa-desa dan perkotaan di kawasan utara Maroko. Dakwahnya sampai ke Kota Rabat (Ibu kota Maroko saat ini), Sale dan kota-kota lainnya di Maroko.<\/p>\n\n\n\n

Karya Keilmuan<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Karya-karya Ibnu Ajibah konon mencapai lebih dari empat puluh karya yang di antaranya adalah:<\/p>\n\n\n\n