Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Berbicara tentang tasawuf, kita akan dihadapkan dengan banyaknya definisi dan makna terutama dari para tokoh sufi terdahulu. Masing-masing mendefinisikan tasawuf dengan definisi yang berbeda, namun muaranya tetap sama yaitu bagaimana membersihkan hati, menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhohir dan batin sehingga tercipta akhlak mulia dalam diri manusia.<\/p>\n\n\n\n Namun sayangnya tidak jarang tasawuf juga dianggap bidah dan sesat oleh sebagian kelompok, ya sebut saja Salafi-Wahabi dan kawan-kawannya-lah. Alasan mereka tidak lain bahwa tasawuf itu tidak ada contohnya dari nabi, sahabat, salafusshalih maupun imam Madzhab. Baca Tasawuf bukan bid’ah<\/a><\/strong>. <\/p>\n\n\n\n Padahal, empat imam madzhab besar semua adalah ulama-ulama yang mencintai tasawuf, memahami apa itu ilmu tasawuf, apa itu sufi dan seperti apakah ajaran tarekat yang sebenarnya yang saat ini di anggap sesat oleh orang-orang yang tak mau berusaha untuk belajar dan memahami barang sedikit tentang tasawuf. Berikut pernyataan para imam madzhab.<\/p>\n\n\n\n 1. Imam Abu Hanifah.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Abu Hanifah<\/strong><\/a> adalah imam besar mazhab Hanafiyang ternyata ternyata juga seorang Mursyid Thariqah Sufi. Diriwayatkan oleh seorang Faqih Hanafi al-Hashkafi, menegaskan, bahwa Abu Ali ad-Daqqaq, berkata:<\/p>\n\n\n\n “Aku mengambil Thariqah sufi ini dari Abul Qasim an-Nashr Abadzy, dan Abul Qasim mengambil dari Asy-Syibly, dan Asy-Syibly mengambil dari Sary as-Saqathy, beliau mengambil dari Ma\u2019ruf al- Karkhy, dan beliau mengam- bil dari Dawud at-Tha\u2019y, dan Dawud mengambil dari Abu Hanifah”.<\/em><\/p>\n\n\n\n Sebagai fuqaha ulung, Abu Hanifah ternyata tetap memadukan antara syariat dan hakikat. Itu sebabnya Abu Hanifah terkenal zuhud, wara\u2019 dan ahli dzikir yang begitu dalam, ahli kasyf, dan sangat dekat dengan Allah berkah Tasawuf yang diamalkannya.<\/p>\n\n\n\n Imam Abu Hanifah atau dikenal juga dengan nama Nu’man bin Tsabit adalah murid dari Ahli Silsilah Thariqat Naqsyabandiyah, Imam Jafar as Shadiq ra<\/a><\/strong>. \u2026 <\/p>\n\n\n\n Abu Hanifah berkata: “Jika tidak karena dua tahun, Nu’man telah celaka. Karena 2 tahun saya bersama Imam Jafar as Shadiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar. (Jalaluddin as Suyuthi dalam kitab Durr al Mantsur)<\/em><\/p>\n\n\n\n 2. Imam Malik bin Annas.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Malik bin Anas pendiri mazhab Maliki juga merupakan murid dari Imam Jafar as Shadiq ra. Perkataan Imam Malik tentang tasawuf yang sangat masyhur hingga saat ini, yaitu, \u201cSiapa yang bersyariat atau berfiqih tanpa bertasawuf, benar-benar menjadi fasiq. Dan siapa yang bertasawuf tanpa bersyariat (berfiqih) benar-benar zindiq. Siapa yang mengintegrasikan Fiqih dan Tasawuf benar-benar menapaki hakikat kebenaran. (Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).<\/p>\n\n\n\n