Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Ada sebuah quote Gus Dur yang sudah sangat populer di dunia maya. Adapun bunyinya begini \u201cSaya ini enggak punya pacar, teman main saya ini cuma buku dan bola<\/em>.\u201d Quote ini sangat tepat menggambarkan sosok Gus Dur<\/strong><\/a> di usia muda: seorang kutu buku, penggila sepakbola, dan tentu saja tak punya waktu untuk berpacaran.<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Greg Barton, penulis Biografi Gus Dur: The Autorized Biography of Abdurrahman Wahid (2016)<\/em> bahwa \u201cWalaupun ia (Gus Dur) gemar menonton pertandingan sepak bola dan seorang pemuda kutu buku\u2026 walaupun sudah berusia dua puluhan, ia belum pernah berkencan, apalagi mempunyai pacar (hal. 58).<\/em>\u201d<\/p>\n\n\n\n

Seperti yang tergambarkan dalam quote maupun tulisan Barton di atas bahwa Gus Dur tidaklah pernah pacaran. Namun, meskipun demikian bukan berarti bahwa selama hidupnya, Gus Dur tak punya pujaan hati dan cinta sejati.<\/p>\n\n\n\n

Sosok perempuan yang menjadi pujaan hati itu tak lain adalah Sinta Nuriyah<\/strong><\/a>, istri yang sangat dicintainya. Pertemuan Gus Dur dengan Ibu Sinta dimulai sewaktu Gus Dur mengajar di madrasah di Pesantren Tambakberas pada tahun 1960-an.<\/p>\n\n\n\n

Ibu Sinta Nuriyah merupakan salah satu siswinya di kelas tempat Gus Dur mengajar. Ibu Sinta populer di sana sebagai santriwati yang sangat cerdas dan cantik. Konon ceritanya banyak pemuda-pemuda di Pesantren yang tertarik dengan Ibu Sinta.<\/p>\n\n\n\n

Namun, Ibu Sinta memilih Gus Dur sebagai teman hidupnya. Meskipun Gus Dur tak pernah punya pengalaman menjalin hubungan dengan lawan jenis, namun Gus Dur adalah pemuda yang sangat cerdas dan memiliki pengetahuan luas baik ilmu-ilmu keislaman yang diajarkan di Pesantren maupun ilmu-ilmu modern.<\/p>\n\n\n\n

Terlebih lagi, Gus Dur merupakan putera dari Kiai Wahid Hasyim<\/strong><\/a>, seorang mantan Menteri Agama RI dan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama\u2019 (NU) Kiai Hasyim Asy\u2019ari dan ulama\u2019 besar NU Kiai Bisri Syansuri<\/a><\/strong>. Dengan latar kepribadian, kecerdasan, dan keluarga yang mentereng tersebut, sulit bagi Ibu Sinta untuk tidak memilih Gus Dur sebagai pendamping hidupnya.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu ketika Gus Dur kuliah di Timur Tengah, lebih tepatnya saat di Baghdad. Pada saat yang bersamaan Ibu Sinta Nuriyah juga baru saja tamat pendidikan Pesantrennya. Kedua pihak keluarga berniat menikahkan keduanya terlebih dahulu, namun masalahnya adalah Gus Dur sedang jauh di luar negeri.<\/p>\n\n\n\n

Meskipun sempat membuat kebingungan, akhirnya pihak keluarga menemukan solusi dengan mewakilkan Gus Dur saat prosesi ijab Kabul. Sosok yang mewakilkan Gus Dur pada proses ijab Kabul itu tak lain adalah kakeknya, Kiai Bisri Syansuri.<\/p>\n\n\n\n

Pernikahan itu sempat menjadi agak heboh lantaran dikira Kiai Bisri sendiri yang hendak menikahi Ibu Sinta Nuriyah. Namun, kemudian hadirin mengetahui bahwa Kiai Bisri hanya mewakilkan ijab cucu kesayangannya yang sedang kuliah di Timur Tengah.<\/p>\n\n\n\n

Meskipun Gus Dur dan Ibu SInta Nuriyah terhalang oleh jarak yang sangat jauh, akhirnya tetaplah bisa menyatu dan menjadi pasangan suami istri. Setelah prosesi ijab tersebut Gus Dur tetap melanjutkan kuliahnya di Baghdad dan Ibu Sinta Nuriyah melanjutkan kuliah di Fakultas Syari\u2019ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.<\/p>\n\n\n\n

Keduanya kemudian tinggal bersama setelah Gus Dur kembali dari belajarnya di Baghdad dan sempat mampir sebentar di Eropa. Dan dari perikahan itu mereka dikaruniai empat puteri: Alissa Wahid, Yenny Wahid, Anita Wahid, dan Inaya Wahid.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah sekelumit kisah perkenalan dan pernikahan Gus Dur dengan Ibu Sinta Nuriyah. Meskipun mereka terhalang jarak antara Indonesia dengan Irak, namun keduanya tetap bisa bersatu untuk mengabadikan cintanya. Wallahua\u2019lam.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Ada sebuah quote Gus Dur yang sudah sangat populer di dunia maya. Adapun bunyinya begini \u201cSaya ini enggak punya pacar, teman main saya ini cuma buku dan bola.\u201d Quote ini sangat tepat menggambarkan sosok Gus Dur di usia muda: seorang kutu buku, penggila sepakbola, dan tentu saja tak punya waktu untuk berpacaran. Sebagaimana […]<\/p>\n","protected":false},"author":47,"featured_media":61045,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12],"tags":[12302,9327],"yoast_head":"\n