Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Belakangan ini mungkin kita tidak asing mendengar slogan \u201cKembali kepada Al Qur\u2019an dan Sunnah\u201d. Sekilas memang tampak keren dan tidak ada salah dengan jargon tersebut. Namun yang menjadi masalah adalah pemahaman terhadap konsep kembali kepada al-Qur\u2019an dan Sunnah itu sendiri.<\/p>\n\n\n\n Mereka mengajak umat Islam kembali kepada al-Qur\u2019an dan sunnah dengan cara meninggalkan metode dan pendapat ulama terdahulu. Khazanah keislaman yang begitu kaya dan komplek tidak ada harga dan nilainya di mata mereka.<\/p>\n\n\n\n Karena bagi mereka tidak perlu mengikuti pendapat dan metode pemahaman al-Qur\u2019an dan hadis yang dirumuskan ulama terdahulu. Bahkan tidak perlu bermadzhab.<\/p>\n\n\n\n Bukan bermaksud untuk menolak mentah-mentah ungkapan kembali kepada al Qur’an dan Sunnah, tapi apakah kalangan muslim awam mengerti tentang maksud sebenarnya ungkapan tersebut. Ucapan dan slogan ini memang benar, tapi sangat berbahaya … <\/p>\n\n\n\n Wah kafir Anda berarti kalau kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah dianggap berbahaya. Islammu patut dipertanyakan. Sebentar-sebentar, kenapa slogan tersebut berbahaya dan bisa menjadi racun yang mematikan? Mari coba kita berpikir jernih dan ilmiah\u2026.<\/p>\n\n\n\n Pertama,<\/strong> memangnya para imam madzhab seperti Imam Syafi\u2019i<\/a>,<\/strong> Hanbali, Maliki dan Hanafi tidak kembali kepada al-Quran dan Sunnah ketika mengkaji fiqih-fiqihnya ?<\/p>\n\n\n\n Kedua,<\/strong> memangnya mayoritas umat Islam yang belajar kitab-kitab fiqih, tidak kembali kepada al-Quran dan Sunnah ?<\/p>\n\n\n\n Ketiga, <\/strong>memangnya kitab-kitab fiqih para ulama tidak merujuk kepada al-Quran dan Sunnah ?<\/p>\n\n\n\n Keempat,<\/strong> jika slogan ini kita fatwakan dan koar-koarkan dengan membabi buta, apa jadinya kehidupan dunia ?<\/p>\n\n\n\n Dalam urusan duniawi saja, misalnya dalam dunia medis kita tidak boleh meracik obat menurut pemikiran kita sendiri ketika kita mengalami sakit tanpa ada ilmu dan keahlian. Apa jadinya jika setiap orang sakit harus meracik obat sendiri sesuai pemahamannya?<\/p>\n\n\n\n Bukankah ketika kita sakit, kita datang ke dokter yang sudah mengetahui ilmunya dan punya keahlian itu ? Bahkan terkadang pergi ke dokter spesialis yang lebih menguasai ilmu tertentu yang terkait penyakit tertentu? Ini baru urusan dunia, apalagi urusan akhirat terkait hukum syariat.<\/p>\n\n\n\n Begini wahai saudaraku, kembali kepada al-Quran dan sunnah memanglah kewajiban umat Islam dalam setiap perkara apapun. Ini jelas perintah Allah dan Rasulnya dibanyak ayat-ayat al-Quran, bahkan tidak bisa dibantah.<\/p>\n\n\n\n Akan tetapi perlu dipahami bahwa proses penggalian hukum dari al-Quran dan sunnah, bukan dibebankan kepada setiap orang muslim. Karena kapasitas seseorang dalam memahami Kalamullah dan sunnah Nabi itu bukanlah kemampuan yang sembarangan.<\/p>\n\n\n\n Mereka mendapatkan melalui jalan dan proses yang panjang, banyak ilmu yang harus dikuasai. Kalau dengan kemampuan pemahaman yang segitu-segitu saja, kemudian ia dipaksa untuk memahami apalagi menafsirkan Al-Quran dan sunnah versi pemahamannya, betapa hukum syariat akan menjadi sangat kacau.<\/p>\n\n\n\n Sebagai contoh bahwa memahami al Quran itu tidak mudah.<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064e\u0644\u0650\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0634\u0652\u0631\u0650\u0642\u064f \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u063a\u0652\u0631\u0650\u0628\u064f \u0641\u064e\u0623\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e\u0645\u064e\u0627 \u062a\u064f\u0648\u064e\u0644\u0651\u064f\u0648\u0627 \u0641\u064e\u062b\u064e\u0645\u0651\u064e \u0648\u064e\u062c\u0652\u0647\u064f \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0625\u0650\u0646\u0651\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064e \u0648\u064e\u0627\u0633\u0650\u0639\u064c \u0639\u064e\u0644\u0650\u064a\u0645\u064c<\/strong><\/p>\n\n\n\n \u201cDan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui\u201d (Al-Baqarah 115)<\/em><\/p>\n\n\n\n Jika orang awam memahami serampangan ayat di atas, maka bisa-bisa keluar fatwa sholat boleh menghadap kemana saja, karena memang di Al-Quran disebutkan begitu. Padahal sejatinya sholat punya aturan dan tuntunan yang memang sudah baku, sesuai apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Ini bahaya dari slogan \u201cKembali kepada Al-Quran dan Sunnah\u201d.<\/p>\n\n\n\n Kemudian bayangkan jika ada seorang yang dengan semangat \u201cKembali ke Al-Quran dan Sunnah\u201d, kemudian tanpa guru ia membuka kitab hadits, lalu menemukan hadits ini:<\/p>\n\n\n\n \u0644\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0628\u0652\u062f\u064e\u0621\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0652\u064a\u064e\u0647\u064f\u0648\u062f\u064e \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u0627\u0644\u0646\u0651\u064e\u0635\u064e\u0627\u0631\u064e\u0649 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0633\u0651\u064e\u0644\u064e\u0627\u0645\u0650 \u0641\u064e\u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0644\u064e\u0642\u0650\u064a\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0623\u064e\u062d\u064e\u062f\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a \u0637\u064e\u0631\u0650\u064a\u0642\u064d \u0641\u064e\u0627\u0636\u0652\u0637\u064e\u0631\u0651\u064f\u0648\u0647\u064f \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0623\u064e\u0636\u0652\u064a\u064e\u0642\u0650\u0647\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n \u201cJanganlah kalian memulai memberi salam kepada orang Yahudi dan Nashrani. Dan jika kalian bertemu mereka di jalan, pojokkan mereka ke jalan yang sempit (jangan beri jalan)\u201d (HR Muslim)<\/em><\/p>\n\n\n\n