Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Indonesia dan dunia Islam kembali kehilangan putra terbaiknya. Senin tanggal 21 Dzul Qa\u2019dah atau pada Minggu malam, 12 Juli 2020 KH Majid Kamil Maimoen Zubair, seorang sosok ulama ulama asal Rembang wafat meninggalkan kita semua.<\/p>\n\n\n\n KH Majid Kamil Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Gus Kamil adalah sosok yang dengan Ikhlas berkhidmah untuk ilmu agama, bangsa dan negara. Sosok yang low profil selalu Taw\u0101dhu\u2019 dan mengajarkannya melalui prilaku beliau sebelum melalui ucapan dan kata-kata.<\/p>\n\n\n\n Banyak orang yang merasa kehilangan. Terutama Kabupaten Rembang lantaran almarhum semasa hidup adalah tokoh ulama yang bijak dalam memberikan dukungan untuk membahas kemajuan daerah.<\/p>\n\n\n\n Secara intelektual, sejak kecil Gus Kamil sudah biasa digembleng ilmu agama layaknya putra-putri Mbah Moen yang lainnya. Madrasah Ghazaliyah Syafi’iyyah (MGS) menjadi awal tempat pengembaraan Gus Kamil di jagad keilmuan yang tak berujung.<\/p>\n\n\n\n Santai dan ulet adalah kepribadiannya, yang diiringi dengan kesungguhannya dalam belajar ketika menuntut ilmu. Setelah tamat dari pendidikan di MSG pada tahun 1992, Gus Kamil kemudian melanjutkan pendidikannya di Ma’had (Pondok) Darut Tauhid, Makkah Al Mukarromah. <\/p>\n\n\n\n Disana beliau menimba ilmu salah satunya kepada Sayyid Muhammad al-Maliki<\/a><\/strong>. Di sana Gus Kamil belajar mengaji, baik yang bersifat klasikal sampai sorogan kepada para ulama yang berada di Ma’had Darut Tauhid.<\/p>\n\n\n\n Pada tahun 2003, Gus Kamil diizinkan pulang ke Sarang Rembang. Sepulang dari Makkah Al Mukarromah, beliau kemudian menetap di Sarang dan mengajar di Pondok Pesantren Al Anwar demi membantu merealisasikan visi dan misi sang ayahandanya KH Maimoen Zubair<\/strong><\/a>. Gus Kamil mengajar bidang ilmu Mushtholahul Hadits.<\/p>\n\n\n\n