Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, hal ini sudah dianggap biasa dalam tradisi Ahlussunnah wal Jamaah<\/strong><\/a>. Perbedaan ini umum berlaku dalam masalah aqidah maupun fiqih. Meski demikian perbedaan dalam masalah fiqih lebih longgar ditoleransi dibanding perbedaan dalam masalah aqidah.<\/p>\n\n\n\n Dalam perkembangannya berbagai perbedaan pendapat yang terbentuk itu kemudian diafisiliasi dalam sebuah aliran dengan nama dan corak tertentu. Ada sebagian aliran yang hilang ditelan sejarah, dan ada pula yang tetap eksis hingga sekarang.<\/p>\n\n\n\n Salah satu aliran yang selalu menjadi kontroversial hingga saat ini di tubuh umat Islam adalah Wahabi<\/a><\/strong>. Hal ini tidak lain karena Wahabi mempunyai karakter pemikiran yang khas dalam memahami teks-teks dalil agama, baik berkaitan dengan persoalan fiqih maupun aqidah.<\/p>\n\n\n\n Wahabi adalah aliran dalam Islam yang ditujukkan kepada pengikut Muhammad bin Abdul Wahab<\/strong><\/a>. Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab bisa dibilang sejak dulu sudah kontroversial dan mengundang banyak kritikan bahkan hujatan dari banyak orang.<\/p>\n\n\n\n Salah satu pandangan Muhammad bin Abdul Wahab yang kontroversial adalah mengenai kebangkitan agama melalui pemurnian Islam ke bentuk \u201caslinya\u201d. Baginya setiap orang harus hidup persis seperti pada zaman Rasulullah SAW dan siapa saja yang berbeda serta menghalangi pemurnian Islam ini maka harus dibinasakan.<\/p>\n\n\n\n Sebetulnya sebagian bentuk interprestasi Wahabi masih bisa diterima, misalnya dalam masalah fiqih, akan tetapi dalam masalah akidah dan pokok-pokok agama pendapat mereka harus diperjelas dan diklarifikasi kekeliruannya. <\/p>\n\n\n\n Salah satunya adalah saat mereka sangat aktif menyesatkan dan mengkafirkan pendapat yang berbeda dengan mereka. Hal inilah yang membuat pemikiran dan tokoh-tokoh wahabi gencar dilawan dengan berbagai bentuk, meskipun dalam beberapa dimensi wahabi tetap dianggap sebagai bagian dari umat Islam.<\/p>\n\n\n\n Misalnya, ada beberapa ungkapan yang pada dasarnya benar seperti ajakan mari kembali kepada Al Quran dan sunnah, beragama harus dengan dalil bukan ikut-ikutan, agama itu adalah qala Allah dan qala Rasulullah. Semua ungkapan tersebut adalah sesuatu yang jelas kebenarannya bahkan tidak diragukan lagi.<\/p>\n\n\n\n Sayangnya ungkapan-ungkapan tersebut ternyata hanya menjadi topeng untuk menyusupkan paham yang lebih berbahaya dan berbagai kebatilan lainnya. Dibalik itu semua ternyata terdapat pemikiran yang gemar menyesatkan, membid\u2019ahkan bahkan mengkafirkan orang lain.<\/p>\n\n\n\n Di balik itu semua ternyata terdapat seonngok kegoisan yang memaksakan ijtihad dan interpretasi mereka terhadap Al Quran dan hadis yang dianggap sebagai satu-satunya kebenaran yang lainnya salah.<\/p>\n\n\n\n Hal-hal inilah yang sangat berbahaya dari Wahabi dan masih ada banyak kebatilan lainnya yang disusupi di balik topeng-topeng tersebut.<\/p>\n\n\n\n Ciri-ciri penganut paham wahabi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu corak pemikiran mereka dan hal-hal dhohir yang seringkali melekat dan dimonopoli oleh mereka. <\/p>\n\n\n\n Jika merujuk pada pemikiran wahabi, maka kita dapat melihat beberapa ciri-cirinya berikut ini:<\/p>\n\n\n\n Jika melihat pada hal-hal yang melekat dan dimonopoli oleh mereka ciri-cirinya adalah:<\/p>\n\n\n\nCiri-ciri P<\/strong>enganut Paham Wahabi<\/strong><\/h2>\n\n\n\n