Pecihitam.org<\/strong> – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 320 \u2013 Kitab Haid ini, Imam Bukhari memulai hadis ini dengan judul \u201cMenshalati Wanita yang Meninggal Saat Nifas dan Sunahnya\u201d hadis berikut ini menjelaskan tentang wanita yang meninggal dunia akibat sakit perut. Maka Rasulullah saw menshalatinya dan berdiri di tengahnya. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 2 Kitab Haid. Halaman 570-572.<\/p>\n\n\n\n

\u062d\u064e\u062f\u064e\u0651\u062b\u064e\u0646\u064e\u0627 \u0623\u064e\u062d\u0652\u0645\u064e\u062f\u064f \u0628\u0652\u0646\u064f \u0623\u064e\u0628\u0650\u064a \u0633\u064f\u0631\u064e\u064a\u0652\u062c\u064d \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0623\u064e\u062e\u0652\u0628\u064e\u0631\u064e\u0646\u064e\u0627 \u0634\u064e\u0628\u064e\u0627\u0628\u064e\u0629\u064f \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0623\u064e\u062e\u0652\u0628\u064e\u0631\u064e\u0646\u064e\u0627 \u0634\u064f\u0639\u0652\u0628\u064e\u0629\u064f \u0639\u064e\u0646\u0652 \u062d\u064f\u0633\u064e\u064a\u0652\u0646\u064d \u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u0639\u064e\u0644\u0650\u0651\u0645\u0650 \u0639\u064e\u0646\u0652 \u0639\u064e\u0628\u0652\u062f\u0650 \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u0650 \u0628\u0652\u0646\u0650 \u0628\u064f\u0631\u064e\u064a\u0652\u062f\u064e\u0629\u064e \u0639\u064e\u0646\u0652 \u0633\u064e\u0645\u064f\u0631\u064e\u0629\u064e \u0628\u0652\u0646\u0650 \u062c\u064f\u0646\u0652\u062f\u064f\u0628\u064d \u0623\u064e\u0646\u064e\u0651 \u0627\u0645\u0652\u0631\u064e\u0623\u064e\u0629\u064b \u0645\u064e\u0627\u062a\u064e\u062a\u0652 \u0641\u0650\u064a \u0628\u064e\u0637\u0652\u0646\u064d \u0641\u064e\u0635\u064e\u0644\u064e\u0651\u0649 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0628\u0650\u064a\u064f\u0651 \u0635\u064e\u0644\u064e\u0651\u0649 \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0633\u064e\u0644\u064e\u0651\u0645\u064e \u0641\u064e\u0642\u064e\u0627\u0645\u064e \u0648\u064e\u0633\u064e\u0637\u064e\u0647\u064e\u0627<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Terjemahan<\/strong>: <\/strong>Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Suraij] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syababah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Syu’bah] dari [Husain Al Mu’alim] dari [‘Abdullah bin Buraidah] dari [Samrah bin Jundub], bahwa ada seorang wanita yang meninggal dunia karena hamil. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menshalatinya dan beliau berdiri di bagian tengah (jenazah) nya.”<\/p>\n\n\n\n

Keterangan Hadis<\/strong>: <\/strong>(Menshalati wanita yang meninggal saat nifas dan sunahnya<\/em>), yakni sunah menshalatinya.<\/p>\n\n\n\n

\u0623\u064e\u0646\u064e\u0651 \u0627\u0650\u0645\u0652\u0631\u064e\u0623\u064e\u0629<\/strong> <\/strong>(Bahwa seorang wanita), yaitu Ummu Ka’ab. Demikian nama yang disebutkan oleh Imam Muslim dalam riwayatnya melalui jalur Abdul Warits dari Husen Al Mu’allim. Abu Nu’aim menyebutkan dalam kitab Shahabat<\/em> bahwa ia berasal dari kalangan Anshar.<\/p>\n\n\n\n

\u0645\u064e\u0627\u062a\u064e\u062a\u0652 \u0641\u0650\u064a \u0628\u064e\u0637\u0652\u0646<\/strong> (Meninggal dengan sebab perut<\/em>), yakni sebab bayi yang dikandungnya. lbnu At-Taimi berkata, “Dikatakan bahwa Imam Bukhari mengalami kekeliruan dalam judul bab ini, dimana beliau mengira makna lafazh \u0645\u064e\u0627\u062a\u064e\u062a\u0652 \u0641\u0650\u064a \u0628\u064e\u0637\u0652\u0646<\/strong> adalah meninggal sebab melahirkan.” Lalu beliau menambahkan, “Padahal makna kalimat tersebut adalah meninggal karena sakit perut.” Saya (lbnu Hajar) katakan, “Bahkan mereka yang mengatakan bahwa Imam Bukhari telah keliru, justru merekalah yang keliru, karena hadits ini telah diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari dalam kitab Al<\/em> Jana’iz<\/em> (jenazah) dengan lafazh \u0645\u064e\u0627\u062a\u064e\u062a\u0652 \u0641\u0650\u064a \u0646\u0650\u0641\u064e\u0627\u0633\u0647\u064e\u0627<\/strong> (meninggal pada masa nifas<\/em>). Demikian pula lafazh yang dinukil oleh Imam Muslim.”<\/p>\n\n\n\n

\u0641\u064e\u0642\u064e\u0627\u0645\u064e \u0648\u064e\u0633\u064e\u0637\u0647\u064e\u0627<\/strong> (Dan beliau berdiri di bagian tengahnya<\/em>) Pembahasan hal ini akan diterangkan pada bab Jana’iz<\/em> (jenazah), insya Allah<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

lbnu Baththal berkata, “Ada kemungkinan yang dimaksud oleh Imam Bukhari dengan judul bab ini bahwa wanita yang sedang nifas meskipun tidak melakukan shalat, namun hukumnya sama dengan wanita lainnya, yakni dzatnya tetap suci karena Nabi SAW menshalati wanita yang meninggal dalam keadaan nifas.” Dia juga berkata, “Hal ini merupakan bantahan bagi mereka yang berpendapat bahwa manusia yang meninggal adalah najis, karena wanita yang meninggal dalam keadaan nifas telah terkumpul dua hal itu dalam dirinya (kematian dan darah nifasnya). Dengan tidak adanya pengaruh kedua hal tersebut terhadap kesuciannya, maka orang yang meninggal tanpa ada najis yang mengalir darinya ten tu lebih pantas lagi dikatakan suci.”<\/p>\n\n\n\n

Akan tetapi perkataan lbnu Baththal ditanggapi oleh Ibnu Munir dengan mengatakan, bahwa apa yang dikemukakan oleh Ibnu Baththal di luar maksud Imam Bukhari. Dia berkata, “Hanya saja yang menjadi maksud Imam Bukhari adalah untuk menjelaskan bahwa meski wanita yang meninggal saat nifas termasuk syuhada, namun ia tetap dishalati sebagaimana orang yang tidak mati syahid.”<\/p>\n\n\n\n

Lalu perkataan Ibnu Munir ditanggapi lagi oleh Ibnu Rusyd dengan mengatakan, bahwa hal itu juga di luar pembahasan masalah-masalah haid. Ia berkata, “Hanya saja yang menjadi maksud Imam Bukhari adalah ingin berdalil dengan salah satu konsekuensi shalat, yaitu orang yang shalat hukumnya suci. Karena Nabi SAW menshalati wanita yang meninggal saat nifas, maka menjadi konsekuensinya bahwa dzat wanita tersebut hukumnya suci. Sementara hukum wanita nifas dan wanita haid adalah sama.”<\/p>\n\n\n\n

Beliau menambahkan, “Kesimpulan ini diperkuat oleh sikap Imam Bukhari yang telah memasukkan hadits Maimunah dalam bab ini, seperti dalam naskah Al Ashili dan lainnya.” Namun dalam riwayat Abu Dzar sebelum hadits Maimunah yang dimaksud, disebutkan terlebih dahulu.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 320 \u2013 Kitab Haid ini, Imam Bukhari memulai hadis ini dengan judul \u201cMenshalati Wanita yang Meninggal Saat Nifas dan Sunahnya\u201d hadis berikut ini menjelaskan tentang wanita yang meninggal dunia akibat sakit perut. Maka Rasulullah saw menshalatinya dan berdiri di tengahnya. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari […]<\/p>\n","protected":false},"author":48,"featured_media":62191,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[3665],"tags":[],"yoast_head":"\n