PeciHitam.org<\/a> – <\/strong>Kemunculan Hizbut Tahrir sebagai gerakan pemikiran pendirian Khilafah <\/em>yang sudah bubar pada tahun 1924, bukan hanya masuk dalam ranah politik sahaja. Lebih lebar, pemikiran Hizbut Tahrir sebagai Induk Hizbut Tahrir di Indonesia juga memiliki pandangan tentang akidah\/ teologi.<\/p>\n Keyakinan Aqidah Hizbut Tahrir dan HTI memiliki karakteristik berbeda dengan Mayoritas Aqidah Muslim di Dunia. Golongan ahlussunnah wal Jamah <\/em>dengan jelas keyakinan bahwa semua Qudrah <\/em>dan Kuasa Mutlak milik Allah, sedangkan HTI tidak demikian. Pun penolakan HTI terhadap adzab kubur karena berstatus sebagai Hadits Ahab.<\/p>\n Penolakan status Hadits Ahad oleh HTI tentang Adzab Kubur menjadi bukti otentik bahwa golongan ini menyalahi keyakinan Ahlussunnah wal Jamaah. <\/em>Berikut ulasannya!<\/p>\n Hizbut Tahrir memiliki operasi pemikiran dan fokus \u2018jualan\u2019 ajaran yakni Penegakan Khilafah Islamiyah. Namun pemikiran tentang Khilafah bukan satu-satunya \u2018ajaran\u2019 hati yang dipaksakan untuk diterapkan di Nusantara.<\/p>\n Mereka juga memiliki Aqidah <\/em>tersendiri yang menjadi salah-satu bukti bahwa HTI\/ HT bukan bagian dari Ahlussunnah wala Jamaah, As-Sawad al-A\u2019dzam.<\/em><\/p>\n Dalam pandangan Ulama Hizbut Tahrir dan dianut oleh golongan Hizbut Tahrir di Indonesia bahwa status dalil yang digunakan sebagai dasar siksa kubur\/ adzab kubur hadits Ahad. Riwayat Imam Bukhari dalam shahih<\/em>nya dengan redaksi sebagai berikut;<\/p>\n \u0639\u064e\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0628\u0650\u064a\u0652 \u0647\u064f\u0631\u064e\u064a\u0652\u0631\u064e\u0629\u064e \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e: \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0652\u0644\u064f \u0627\u0644\u0644\u0647\u0650 \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0634\u064e\u0647\u0651\u064e\u062f\u064e \u0623\u064e\u062d\u064e\u062f\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0641\u064e\u0644\u0652\u064a\u064e\u0633\u0652\u062a\u064e\u0639\u0650\u0630\u0652 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0644\u0647\u0650 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0631\u0652\u0628\u064e\u0639\u064d \u064a\u064e\u0642\u064f\u0648\u0652\u0644\u064f: \u0627\u064e\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f\u0645\u0651\u064e \u0625\u0650\u0646\u0651\u0650\u064a\u0652 \u0623\u064e\u0639\u064f\u0648\u0652\u0630\u064f \u0628\u0650\u0643\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0639\u064e\u0630\u064e\u0627\u0628\u0650 \u062c\u064e\u0647\u064e\u0646\u0651\u064e\u0645\u064e \u0648\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0639\u064e\u0630\u064e\u0627\u0628\u0650 \u0627\u0652\u0644\u0642\u064e\u0628\u0652\u0631\u0650 \u0648\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0641\u0650\u062a\u0652\u0646\u064e\u0629\u0650 \u0627\u0652\u0644\u0645\u064e\u062d\u0652\u064a\u064e\u0627 \u0648\u064e \u0627\u0652\u0644\u0645\u064e\u0645\u064e\u0627\u062a\u0650 \u0648\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0634\u064e\u0631\u0651\u0650 \u0641\u0650\u062a\u0652\u0646\u064e\u0629\u0650 \u0627\u0652\u0644\u0645\u064e\u0633\u0650\u064a\u0652\u062d\u0650 \u0627\u0652\u0644\u062f\u0651\u064e\u062c\u0651\u064e\u0627\u0644\u0650<\/strong><\/p>\n Artinya; Dari Abu Hurairah , berkata Rasulullah <\/em>SAW<\/em>, \u201cJika salah satu dari kalian duduk tasyahud (akhir) maka hendaknya berlindung kepada All<\/em>a<\/em>h dari empat perkara. Hendaknya berdo\u2019a, \u201cYa Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati serta jeleknya fitnah Dajjal<\/a>.\u201d\u00a0(HR. Bukhari dan Muslim).<\/em><\/p>\n Klaim ahad<\/em>nya hadits Adzab kubur beradal dari tokoh pentholan <\/em>Hizbut Tahrir di Indonesia, yairu Dr. Abdurrahman Al-Baghdadi. Statement <\/em>beliau adalah;<\/p>\n \u2018hal yang berkaitan dengan menggunakan dalil (beristidlal) dengan Hadits atau Khabar Ahad dalam masalah Aqidah yang tercantum dalam hadits-hadits Ahad, baik berupa siksa kubur, bersemayam ruh-ruh, pertanyaan Malaikat di dalam Kubur, Imam Mahdi, dan Datangnya Dajjal. Sikap mengambil dalil dalam Aqidah dari hadits Ahad adalah perbuatan Kepala Batu\u201d<\/em><\/p>\n Statement <\/em>ini menjadi dasar jelas kepada kaum Muslim di Nusantara, bahwa dari bermulanya HTI di Nusantara yang dibawa oleh Abdurrahman Al-Baghdadi ke Indonesia tidak mengakui adanya Siksa Kubur.<\/p>\n Argumentasi yang dibangun oleh HTI untuk menolak adanya siksa kubur berputar-putar kepada Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di atas sebagai Hadits Ahad. Mereka melanjutkan argumentasi bahwa pembagian Hadits terbagi kedalam 3 jenis grade <\/em>(tingkatan), sahih, Hasan, <\/em>dan dlaif.<\/em><\/p>\n Bahwa redaksi hadits yang ada kaidah siksa kubur menurut HTI tidak masuk grade <\/em>hadits Sahih <\/em>atau hasan, <\/em>namun Hadits Ahad. Karena ternyata Hadits tersebut ketika disabdakan dalam situasi dan Kondisi Sahabat tidak banyak, maka tidak mencapai tingkatan Muttawatir.<\/em><\/p>\n Kaidah yang dibangun sendiri oleh Hizbut Tahrir yakni mengembangkan maqalah, \u2018Hadits Ahad hanya Boleh digunakan beristidlal dalam Syariah, tidak diperkenankan dalam Aqidah\u2019. <\/em><\/p>\n Oleh karenanya, penolakan HTI terhadap Siksa Kubur adalah penolakan dengan menggunakan Kaidah yang dikembangkan sendiri, bukan berdasar Nash Muqaddasah <\/em>(Al-Qur\u2019an dan Hadits). (berlanjut Bagian II<\/a>, Bantahan terhadap HTI). <\/em><\/p>\n Ash-Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" PeciHitam.org – Kemunculan Hizbut Tahrir sebagai gerakan pemikiran pendirian Khilafah yang sudah bubar pada tahun 1924, bukan hanya masuk dalam ranah politik sahaja. Lebih lebar, pemikiran Hizbut Tahrir sebagai Induk Hizbut Tahrir di Indonesia juga memiliki pandangan tentang akidah\/ teologi. Keyakinan Aqidah Hizbut Tahrir dan HTI memiliki karakteristik berbeda dengan Mayoritas Aqidah Muslim di Dunia. […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":63124,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[5234],"tags":[12573],"yoast_head":"\nAkar Penolakan HTI pada Adzab Kubur<\/strong><\/h2>\n
Argumen Hadits Ahad HTI<\/strong><\/h2>\n