Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Dalam fase perjalanan hidup Gus Dur, Tegalrejo juga merupakan salah satu tempat belajar yang sangat penting dalam membentuk intelektualitas dan spiritualitasnya. <\/p>\n\n\n\n Menurut Greg Barton, penulis buku Biografi Gus Dur: The Autorized Biography of Abdurrahman Wahid (2016) <\/em>mengatakan bahwa Gus Dur<\/a> setelah menamatkan Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) pada tahun 1957 pindah ke Tegalrejo, Magelang.<\/p>\n\n\n\n Di Pesantren API (Asrama Pendidikan Islam) Tegalrejo, Gus Dur belajar di bawah asuhan pendiri pesantrennya, Kiai Khudori. Greg Barton menyebutkan bahwa di Tegalrejo Gus Dur berhasil membuktikan sebagai \u201csiswa yang berbakat\u201d dengan menyelesaikan pendidikannya selama dua tahun. Padahal, santri-santri lain membutuhkan waktu empat tahun untuk dapat menyelesaikan pelajarannya.<\/p>\n\n\n\n Di Pesantren Tegalrejo ini Gus Dur juga memiliki beberapa cerita yang sangat menarik. Misalnya, suatu tengah malam Gus Dur mengajak teman-teman satu asramanya untuk makan ikan segar. Teman-temannya merasa heran dari mana tengah malam itu mendapatkan ikan segar.<\/p>\n\n\n\n Dasar Gus Dur sangat usil dan cerdik. Gus Dur meminta teman-temannya itu untuk mengikuti saja ajakannya. Rupanya mereka diajak untuk menangkap ikan di kolam miliki kiainya, Kiai Khudori. Mereka sempat protes, namun akhirnya menurut saja.<\/p>\n\n\n\n Gus Dur yang mengatur strateginya. Empat temannya ditugaskan untuk mengambil ikan dengan cara masuk ke dalam kolam. Sedangkan Gus Dur bertugas sebagai pengawas untuk berjaga-jaga jika ada yang datang.<\/p>\n\n\n\n Namun, naasnya ternyata Kiai Khudori datang dan menanyakan siapa mereka yang ribut-ribut di kolam. Mendengar itu, teman-teman Gus Dur langsung kabur. Sedangkan Gus Dur masih saja siaga di tempatnya.<\/p>\n\n\n\n Ketika Kiai Khudori datang dan melihat ember yang berisi ikan, Gus Dur dengan cerdik malah mengatakan kepada kiai bahwa ia melihat beberapa santri yang hendak mencuri ikan dan lantas ia menggagalkannya.<\/p>\n\n\n\n Berkat siasat cerdik itulah kemudian Kiai Khudori malah memberikan ikan-ikan itu kepada Gus Dur untuk dimakan bersama teman-teman yang lain. Alhasil, ikan-ikannya itu malah berhukum halal tanpa harus mencuri.<\/p>\n\n\n\n Selain kisah itu, selama di Tegalrejo Gus Dur juga mendalami tasawuf. Dikisahkan bahwa Gus Dur pernah mengaji kitab al-Hikam<\/a> karya Ibn Atho\u2019illah kepada Kiai Dalhar Watucongol. Kiai Dalhar merupakan salah satu mursyid tarekat Syadziliyah.<\/p>\n\n\n\n