Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Di antara amalan-amalan yang lebih di unggulkan pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah yaitu dengan melaksanakan puasa sunnah pada tanggal 8 yang di sebut dengan puasa tarwiyah dan tanggal 9 yaitu arafah.<\/p>\n\n\n\n Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata \u201cTidak ada hari di mana amal shaleh di dalamnya sangat dicintai oleh Allah melebihi 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Para sahabat lantas bertanya \u201capakah amal itu dapat membandingi pahala jihad fi sabilillah?\u201d Bahkan amal pada 10 hari Dzulhijjah lebih baik dari pada jihad fi sabilillah kecuali jihadnya seorang lelaki yang mengorbankan dirinya, hartanya, dan dia kembali tanpa membawa semua itu (juga nyawanya) sehingga ia mati sahid. Tentu yang demikian itu (mati sahid) lebih baik. (HR. Bukhari)<\/em><\/p>\n\n\n\n Puasa tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yaitu hari ke-8 bulan Dzulhijjah. Dinamakan hari tarwiyah sebab pada waktu itu air sangat melimpah. <\/p>\n\n\n\n Ibnu Qudamah dalam kitabnya \u201cAl-Mughni\u201d, beliau memaparkan dan menjelaskan mengapa hari ke 8 Zulhijah itu dinamakan dengan hari Tarwiyyah. (kitab Al-Mughni 3\/249).<\/p>\n\n\n\n Dalam pandangan beliau setidaknya ada dua indikator (alasan) kenapa hari itu dinamakan Hari Tarwiyah.<\/p>\n\n\n\n Pertama,<\/strong> mereka yang beribadah haji pada hari ke 8 Dzulhijah, setelah berihram, mereka menuju Mina untuk bermalam dan keesokan harinya mereka akan menuju Arafah. Pada saat di Mina itu para jamaah haji mempersiapkan air sebagai bekal untuk dibawa berwukuf di Arafah.<\/p>\n\n\n\n Menyiapkan air ini diistilahkan dan mempunyai asal kata yang sama dengan \u2018Yatarawwauna\u2019 dari peristiwa inilah hari ke 8 itu dinamakan Hari Tarwiyah.<\/p>\n\n\n\n Kedua,<\/strong> tarwiyah bisa dikaitkan dengan tindakan merenung (rawwa-yurawwi-tarwiyah) yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim setelah menerima wahyu dari Allah untuk menyembelih sang putra, Ismail. Barulah pada hari kesembilan Zulhijah, Ibrahim mendapatkan takwil dan membuatnya mengetahui (‘arafa) makna mimpi itu.<\/p>\n\n\n\n Dalam versi ini, hubungan tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijah berkaitan dengan rangkaian peristiwa ujian Allah terhadap Nabi Ibrahim dan Ismail. Pada malam 8 Dzulhijah, Ibrahim merenung atas mimpinya, diikuti malam 9 Dzulhijah ia memahami takwil mimpi tersebut sedangkan pada malam 10 Dzulhijah, Ibrahim yakin bahwa itu adalah perintah Allah.<\/p>\n\n\n\n Maka keesokan harinya tepatnya pada 10 Dzulhijah, Nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut. Karenanya hari kesepuluh ini dinamakan hari Nahar, yang artinya menyembelih.<\/p>\n\n\n\n Sementara itu, puasa sunnah Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Dinamakan puasa Arafah karena hari itu bertepatan dengan jamaah haji yang sedang melaksanakan wuquf di Arafah<\/a>.<\/p>\n\n\n\n Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, sedangkan bagi yang sedang menunaikan ibadah haji tidak disunnahkan, walaupun mereka kuat melaksanakannya.<\/p>\n\n\n\nPengertian Puasa Tarwiyah dan Arafah<\/strong><\/h2>\n\n\n\n
Puasa Tarwiyah<\/strong><\/h3>\n\n\n\n
Puasa Arafah<\/strong><\/h3>\n\n\n\n