Ada tiga kata yang setidaknya sekarang banyak yang salah paham. Atau memang tahu salah karena tidak paham-paham. Atau malah sebenarnya salah tapi sok paham, yaitu antara bermadzhab, taklid dan ta\u2019asshub.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga hal tersebut sering disamakan. Kadang memandang rendah orang yang bermadzhab, atau orang yang menyampaikan hukum dari sudut pandang ulama mujtahid madzhab.<\/p>\n\n\n\n

Kita sering digiring opini bahwa perpecahan umat Islam itu sebabnya ta\u2019ashub. Ta\u2019ashub itu sebabnya karena taklid. Taklid itu karena mengikuti madzhab. Bermadzhab itu mengikuti pendapat manusia saja dan tidak mengikuti dalil al-Qur\u2019an dan Hadits. Memang ada yang mengatakan seperti itu? Ada. Siapa orangnya? Ya,, ya kelompok yang gemar bilang bidah, sesat dan kafir itu lah, siapa lagi.<\/p>\n\n\n\n

Penjelasannya begini,,<\/p>\n\n\n\n

Bermadzhab itu tidak mesti harus taklid. Sebagai bukti, meski Imam Ibn Jarir at-Thabari, Imam Al-Hafidz Ibnu Huzaimah as-Syafi\u2019iy, Ahmad bin Husain al-Baihaqi as-Syafi\u2019iy, Al-Hafidz Ibn Asakir as-Syafi\u2019iy, Al-Hafidz Ibnu Katsir as-Syafi\u2019iy (w. 752 H), al-Hafidz an-Nawawi as-Syafi\u2019iy adalah ulama yang sudah mencapai level mujtahid, namun mereka tetap bermadzhab Syafi\u2019i.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya, bertaklid itu tidak mesti harus ta\u2019ashub. Bagi orang awam yang belum mempunyai cukup ilmu untuk menggali hukum sendiri dari al-Qur\u2019an dan Hadits, maka seharusnya memang bertanya kepada orang lain yang lebih tau. Bukan hanya taklid buta pada para ulama yang melarangnya. Taklid buta inilah yang sering disebut dengan ta\u2019ashub.<\/p>\n\n\n\n

Ta\u2019ashub inilah yang menjadi latar belakang gerakan Hanabilah saat itu untuk memboikot Imam Abu Ja\u2019far at-Thabari untuk sekedar menyebarkan ilmunya. Karena dianggap ilmu dari Imam Abu Ja\u2019far ini tidak benar, yang benar hanya dari kelompoknya saja.<\/p>\n\n\n\n

Memang butuh keluasan ilmu dan kelapangan dada dalam hal ijtihad untuk sekedar mengucapkan:<\/p>\n\n\n\n

\u0631\u0623\u064a\u064a \u0635\u0648\u0627\u0628 \u064a\u062d\u062a\u0645\u0644 \u0627\u0644\u062e\u0637\u0623\u060c \u0648\u0631\u0623\u064a \u063a\u064a\u0631\u064a \u062e\u0637\u0623 \u064a\u062d\u062a\u0645\u0644 \u0627\u0644\u0635\u0648\u0627\u0628<\/strong><\/p>\n\n\n\n

“Pendapatku benar tapi ada kemungkinan salah, pendapat selainku adalah salah tapi ada kemungkinan benar<\/em>“<\/p>\n\n\n\n

Wallahua’lam bisshawab.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Hingga akhir hayatnya Imam Ibnu Jarir ath Thabari pun masih tetap mendapat tuduhan syiah dan atheis. Menurut Ibnu Katsir beliau wafat pada usia 85 atau 86 tahun. Baca Ketika Imam at Thabari di Tuduh Syiah dan Atheis Bagian 2 disini. Meski telah terjadi boikot sampai wafatnya Imam at-Thabari banyak kaum muslimin yang datang […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":64328,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12],"tags":[12731],"yoast_head":"\n