Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Dari 20 puluh hal yang disoroti dalam pembahasan filsafat, 3 di antaranya diklaim Imam Ghazali sebagai hal yang membahayakan akidah. Meski demikian, para filsuf -terutama filsuf muslim- melakukan pembelaan terhadap argumen yang telah disusunnya tersebut. Mereka enggan jika pemikirannya tersebut berpotensi pada kekufuran. Inilah lanjutan kritik Imam Ghazali terhadap para filsuf.<\/p>\n\n\n\n Pada tulisan pertama<\/strong>, telah penulis tuturkan bahwa Imam Ghazali menolak mentah-mentah teori para filsuf tentang kadimnya alam<\/a>. Menurut Imam Ghazali, Allah adalah Tuhan yang tiada satu pun makhluk yang menyamai, baik dalam tabi\u2019at maupun dalam kedudukan-Nya. Dalam hal ini termasuk alam, tentulah ia juga tidak dapat disandingkan dengan Allah dari segi apa pun. Dan karenanya, dia adalah baru.<\/p>\n\n\n\n Pada tulisan ini, penulis ingin menyampaikan poin kedua pemikiran filsuf yang diklaim Imam Ghazali memiliki potensi kufur. Para filsuf -Al Farabi dan Ibnu Sina<\/a> yang terpengaruh oleh pemikiran Aristoteles- berkeyakinan bahwa Allah subhanahu wata\u2019ala tidak mengetahui hal-hal yang bersifat partikular. Menurut mereka Tuhan hanya mengetahui hal-hal secara universal saja.<\/p>\n\n\n\n Yang menarik dari argumen para filsuf ini adalah karena menurut mereka pengetahuan dan objek pengetahuan adalah dua hal yang saling berkaitan. Pengetahuan akan berubah jika objek pengetahuannya berubah. Nah, sekarang kita masuk pada logika filsuf. Begini, objek pengetahuan tentu selalu berubah, siapa pun tahu itu, maka pengetahuan ikut berubah.<\/p>\n\n\n\n