Pecihitam.org <\/a><\/strong>– Sebagai salah satu daerah yang dikenal sebagai kota santri di Jawa Barat, Tasikmalaya memiliki banyak ulama lengkap dengan pondok pesantrennya. Ketika berbicara hal ini, ada satu tokoh yang tak mungkin dilewatkan. Beliau adalah KH Choer Affandi atau yang lebih dikenal dengan sebutan uwa ajengan<\/em>, pendiri Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya.\u00a0<\/p>\n\n\n\n KH Choer Affandi lahir pada tanggal 12 September 1923 di Desa Cigugur, Pangandaran. Beliau adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Raden Mas Abdullah dan Siti Aminah. Onong Husen adalah nama beliau di masa kecil. <\/p>\n\n\n\n Ayahnya merupakan keturunan ningrat Mataram dan Sukapura yang bekerja sebagai petani dan agen polisi Belanda dengan pangkat Kopral. Itu terlihat dari gelar yang disandangnya. <\/p>\n\n\n\n Sementara, ibunya memiliki garis nasab sampai kepada wali Godog di Garut. Jadi, dalam diri beliau mengalir darah bangsawan dan ulama.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Kedudukan orang tua yang demikian memungkinkan KH Choer Affandi untuk dapat mengenyam pendidikan umum. Hingga akhirnya, beliau lulus dari Bumiputera, sekolah setingkat SD saat itu. <\/p>\n\n\n\n Awalnya, beliau akan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan, beliau sudah mendaftar dan diterima.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Namun, keinginan tersebut harus pudar karena neneknya menghendaki beliau untuk menjadi seorang santri di Pondok Pesantren. Neneknya beralasan bahwa Choer Affandi kecil harus menjadi seorang ulama demi meneruskan tradisi keturunannya. <\/p>\n\n\n\n Akhirnya, keputusan ini pun disepakati oleh semua pihak dan dianggap sebagai yang terbaik.<\/p>\n\n\n\n