Pecihitam.org<\/strong> \u2013 Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (Sestama BNPT) Marsda TNI Adang Supriyadi mengatakan, Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo Semarang, Jawa Tengah harus bersih dari agen rekrutmen kader teroris yang selalu bergentayangan untuk melakukan cuci otak di kalangan mahasiswa yang baru saja masuk kampus.<\/p>\n\n\n\n

\u201cPara agen teroris biasanya menerjunkan para mentor di\nsekitar perguruan tinggi di awal tahun akademi, untuk mempengaruhi para\nmahasiswa baru untuk direkrut sebagai kader teroris,\u201d ungkap Adang saat menyampaikan\nkuliah umum di hadapan 4.000 mahasiswa baru UIN Wali Songo Semarang tahun\nakademi 2019\/2010, dikutip dari situs resmi NU, Jumat, 30 Agustus 2019.<\/p>\n\n\n\n

\u201cKegiatan mentoring menjadi awal masuk pengaruh radikal dan\nteror yang diawali dengan cuci otak, karena itu harus diwaspadai hadirnya para\nmentor di sekitar kampus,\u201d sambungnya.<\/p>\n\n\n\n

 Menurut Adang, tidak\nsemua mentor bertujuan baik, memang ada yang benar-benar berniat tulus untuk\nmemberikan bimbingan kepada para mahasiswa, terutama mahasiswa baru yang baru\nsaja masuk kampus.<\/p>\n\n\n\n

\u201cNamun ada mentor yang menyalahgunakan profesinya dengan\nmenjadi agen rekrutmen teroris. Mahasiswa yang butuh bimbingan justru dicuci\notaknya dan dijerumuskan dalam aktivitas kegiatan kejahatan luar biasa itu,\u201d\nungkapnya.<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan data yang dihimpun BNPT, kata Adang, yang\nterpapar radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus selama ini tidak hanya\nmahasiswa saja, tetapi juga kalangan dosen, bahkan juga menyasar dosen yang\nsudah menyandang predikat guru besar, ini sangat memprihatinkan sekali.<\/p>\n\n\n\n

\u201cUIN Wali Songo sebagai PTN Islam harus mampu membentengi\ndiri dari pengaruh radikalisme dan terorisme, sehingga kejahatan kemanusiaan\nluar biasa ini tidak sampai menyasar insan-insan akademik yang ada di dalamnya,\u201d\npesannya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAkan lebih bagus lagi, kalau UIN Wali Songo juga\nmembentengi masyarakat di sekitar kampus, sekaligus mempersempit atau\nmemarjinalkan para mentor yang bergentayangan di sekitar kampus,\u201d lanjutnya.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menjalankan aksinya, tutur Adang, para mentor biasanya\nmemanfaatkan posisi masjid kampus, mushala sekitar kampus dan tempat kos-kosan\nmahasiswa. <\/p>\n\n\n\n

\u201cJadi gerakannya halus sekali, sehingga tidak terasa kalau\nseseorang itu sudah terpapar,” tandasnya.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, Wakil Rektor I UIN Wali Songo Prof H Muhsin\nJamil mengaku optimis para mahasiswanya termasuk mahasiswa baru yang baru saja\nmasuk mampu memfilter diri, bahkan memfilter lingkungannya dari ancaman\npengaruh radikal teror.<\/p>\n\n\n\n

Kendati demikian, kata dia, kewaspadaan dini tetap tekankan\npihaknya kepada mereka, bahkan di lingkungan pengajar pun, kewaspadaan dan deteksi\ndini terus intens dilakukan oleh UIN Wali Songo. <\/p>\n\n\n\n

\u201cKampus ini harus bersih dari pengaruh ideologi yang\ntertolak oleh masyarakat internasional itu,\u201d ujar Muhsin.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org \u2013 Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (Sestama BNPT) Marsda TNI Adang Supriyadi mengatakan, Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo Semarang, Jawa Tengah harus bersih dari agen rekrutmen kader teroris yang selalu bergentayangan untuk melakukan cuci otak di kalangan mahasiswa yang baru saja masuk kampus. \u201cPara agen teroris biasanya menerjunkan para mentor di sekitar […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":6731,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[3522,1938,3523],"yoast_head":"\n