Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":6733,"date":"2019-08-31T08:15:02","date_gmt":"2019-08-31T01:15:02","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=6733"},"modified":"2019-08-31T08:15:03","modified_gmt":"2019-08-31T01:15:03","slug":"penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/","title":{"rendered":"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi’i)"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Ketahuilah bahwa dalam kajian fiqh, yang dapat menyucikan<\/strong> itu ada empat macam: air, tanah, penyamakan dan menyela-nyela gigi dengan tusuk gigi. Pada artikel yang berjudul \u201cAir Yang Boleh Dipakai Untuk Bersuci Dalam Mazhab Syafi\u2019i<\/a><\/strong>\u201d telah penulis bahas masalah air saja. <\/p>\n\n\n\n

Dalam artikel ini penulis ingin membahas lagi masalah penyamakan. Penyamakan hanya dilakukan pada kulit bangkai agar ia bisa suci dan boleh digunakan untuk kebutuhan kehidupan. Tidak semua kulit bisa suci dengan disamak, tapi ada sebagian bisa suci dan ada sebagian yang lain tidak suci.<\/p>\n\n\n\n

Di dalam Mazhab Syafii dinyatakan bahwa kulit bangkai binatang bisa menjadi suci dengan disamak kecuali kulit anjing, kulit babi dan kulit binatang yang diperanakkan dari keduanya atau dari salah satu keduanya. Maksud kulit binatang yang diperanakkan dari keduanya adalah babi jantan kawin dengan anjing betina atau sebaliknya, lalu ada anak. Maka anak itu adalah anak yang diperanakkan dari keduanya. <\/p>\n\n\n\n

Sedangkan maksud yang diperanakkan dari salah satu keduannya adalah babi jantan atau betina dan anjing jantan atau betina kawin dengan binatang lain, lalu ada anak maka anak itu disebut anak yang diperanakkan dari salah satu keduannya.<\/p>\n\n\n\n

Bangkai adalah semua hewan yang mati bukan dengan penyembelihan secara syar\u2019i. oleh karena itu, termasuk juga dalam kategori bangkai adalah binatang yang tidak boleh dimakan dagingnya jika disembelih, seperti keledai, dan binatang yang boleh dimakan daginya namun penyembelihannya tidak terpenuhi syarat-syaratnya, seperti sembelihan orang yang murtad, walaupun tidak membahayakan kesehatan. Keharaman bangkai adalah tanda kenajisannya. Kenajisannya diikuti oleh kenajisan bagian-bagiannya, seperti kulit.<\/p>\n\n\n\n

Kenajisan kulit bangkai tersebut adalah khusus bagi binatang yang mati bukan dengan sembelihan syar\u2019i. Adapun binatang yang bisa dimakan dan disembelih dengan sembelihan syar\u2019i maka suci.<\/p>\n\n\n\n

Bisa menjadi suci kulit bangkai tersebut dengan disamak adalah berdasarkan hadis Rasulullah saw.:<\/p>\n\n\n\n

\u0623\u064e\u064a\u064f\u0651\u0645\u064e\u0627 \u0625\u0650\u0647\u064e\u0627\u0628\u064c \u062f\u064f\u0628\u0650\u063a\u064e \u0641\u064e\u0642\u064e\u062f\u0652 \u0637\u064e\u0647\u064f\u0631\u064e. \u0631\u0648\u0627\u0647 \u0627\u0644\u062e\u0645\u0633\u0629 \u0627\u0644\u0627 \u0627\u0644\u0628\u062e\u0627\u0631\u064a <\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cKulit apa saja yang telah disamak maka ia menjadi\nsuci\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Adapun kulit babi, kulit anjing dan kulit yang diperanakkan dari keduanya atau dari salah satu keduanya maka tidak menjadi suci dengan disamak, karena ia sudah najis pada ketika hidupnya. Penyamakan hanya bisa mensucikan kulit yang najis dengan sebab mati, tidak bisa mensucikan kulit yang najis sejak masa hidupnya.<\/p>\n\n\n\n

Yang dimaksud dengan penyamakan adalah dihilangkan bagian lembabnya yang akan merusak keawetannya. Jika setelah itu direndam dalam air maka bau busuknya tidak akan kembali lagi.<\/p>\n\n\n\n

Berkaitan dengan masalah kulit bangkai juga adalah masalah tulang bangkai dan bulu bangkai. Maka tulang dan bulu bangkai adalah najis dan tidak bisa suci dengan disamak, baik binatang yang bisa dimakan atau yang tidak bisa dimakan, baik yang mati bukan dengan sembelihan syar\u2019i atau yang mati dengan sembelihan syar\u2019i. Kenajisan tulang dan bulu bangkai ini karena keduanya merupakan bagian dari bangkai. Bangkai hukumnya najis, karena firman Allah taala:<\/p>\n\n\n\n

\u062d\u064f\u0631\u0650\u0651\u0645\u064e\u062a\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0627\u0644\u0645\u064e\u064a\u0652\u062a\u064e\u0629\u064f<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cDiharamkan atas kalian bangkai\u201d. (Q.S.\nal-Maidah: 3).<\/p>\n\n\n\n

Dalam ayat disebutkan kata haram. Kaidah fiqh menyatakan bahwa pengharaman\nsesuatu bukan disebabkan kemuliaan dan bukan sebab membahayakan dengan makannya\nadalah menunjukkan atas najisnya. Maka tulang dan bulu bangkai hukumnya adalah\nhukum bangkai, yaitu najis walaupun telah disamak. <\/p>\n\n\n\n

Itu semua berbeda dengan manusia. Adapun manusia maka mayatnya\ntidak najis, begitu juga dengan bagian-bagiannya. Hal ini berdasarkan firman\nAllah taala dan hadis Rasulullah saw.:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e\u062f\u0652 \u0643\u064e\u0631\u064e\u0651\u0645\u0652\u0646\u064e\u0627 \u0628\u064e\u0646\u0650\u064a \u0622\u062f\u064e\u0645<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cDan kami telah memuliakan anak Adam\u201d. (Q.S.\nal-Isra\u2019: 70). <\/p>\n\n\n\n

\u0625\u0650\u0646\u064e\u0651 \u0627\u0644\u0645\u064f\u0624\u0652\u0645\u0650\u0646\u064e \u0644\u0627\u064e \u064a\u064e\u0646\u0652\u062c\u0650\u0633\u064f \u062d\u064e\u064a\u0651\u0627\u064b \u0648\u064e\u0644\u0627\u064e \u0645\u064e\u064a\u0650\u0651\u062a\u0627\u064b<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cSesungguhnya orang mukmin itu tidak bernajis\nsaat hidup dan setelah mati\u201d. (H.R. Bukhari dan Muslim).<\/p>\n\n\n\n

Ini pendapat yang unggul dan di amalkan daripada pendapat yang\nmenyatakan bahwa mayat manusia najis. Adapun dagingnya haram karena\nkemuliaannya. <\/p>\n\n\n\n

Dari semua keterangan di atas, ada satu hal yang sangat penting\nyang perlu diketahui adalah juzu\u2019 <\/em>(bagian) pada binatang atau manusia yang\nterlepas atau jatuh saat masih hidup, bagaimana hukumnya?. Hukumnya adalah hukum\nbangkai atau mayat, karena ada hadis Rasulullah saw.:<\/p>\n\n\n\n

\u0645\u064e\u0627 \u0642\u064e\u0637\u064e\u0639\u064e \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0628\u064e\u0647\u0650\u064a\u0652\u0645\u064e\u0629\u0650 \u0648\u064e\u0647\u0650\u064a\u064e \u062d\u064e\u064a\u064e\u0651\u0629\u064c \u0641\u064e\u0647\u064f\u0648\u064e \u0645\u064e\u064a\u0650\u0651\u062a\u064e\u0629\u064c<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cSesuatu yang terputus atau jatuh dari hewan\ndan ia dalam keadaan hidup maka sesuatu itu adalah bangkai\u201d. (H.R. Abu Dawod\ndan Turmuzi).<\/p>\n\n\n\n

Namun keterangan hadis di atas ada pengecualian, yaitu bulu domba, kambing, sapi dan unta, bulu mata, bulu kepala, dan bulu burung yang bisa dimakan maka hukumnya suci, berdasarkan firman Allah taala:<\/p>\n\n\n\n

… \u0648\u064e\u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0635\u0652\u0648\u064e\u0627\u0641\u0650\u0647\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0623\u064e\u0648\u0652\u0628\u064e\u0627\u0631\u0650\u0647\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0623\u064e\u0634\u0652\u0639\u064e\u0627\u0631\u0650\u0647\u064e\u0627 \u0623\u064e\u062b\u064e\u062b\u0627\u064b \u0648\u064e\u0645\u064e\u062a\u064e\u0639\u064b\u0627 \u0627\u0650\u0644\u064e\u0649 \u062d\u0650\u064a\u0652\u0646\u064d.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201c\u2026dan dijadikannya juga dari bulu domba, bulu\nunta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu tertentu\u201d.\n(Q.S. al-Nahl: 80).<\/p>\n\n\n\n

Wallahu a\u2019lam.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Ketahuilah bahwa dalam kajian fiqh, yang dapat menyucikan itu ada empat macam: air, tanah, penyamakan dan menyela-nyela gigi dengan tusuk gigi. Pada artikel yang berjudul \u201cAir Yang Boleh Dipakai Untuk Bersuci Dalam Mazhab Syafi\u2019i\u201d telah penulis bahas masalah air saja. Dalam artikel ini penulis ingin membahas lagi masalah penyamakan. Penyamakan hanya dilakukan pada […]<\/p>\n","protected":false},"author":33,"featured_media":6739,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[7],"tags":[3526,3525,3524],"yoast_head":"\nPenyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi'i) - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Penyamakan hanya dilakukan pada kulit bangkai agar ia bisa suci dan boleh digunakan untuk kebutuhan kehidupan. Tidak semua kulit bisa suci dengan disamak\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi'i) - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Penyamakan hanya dilakukan pada kulit bangkai agar ia bisa suci dan boleh digunakan untuk kebutuhan kehidupan. Tidak semua kulit bisa suci dengan disamak\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-08-31T01:15:02+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-08-31T01:15:03+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/\"},\"author\":{\"name\":\"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/98ab3c48b2454b4b5a9d0df68074ae76\"},\"headline\":\"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi’i)\",\"datePublished\":\"2019-08-31T01:15:02+00:00\",\"dateModified\":\"2019-08-31T01:15:03+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/\"},\"wordCount\":681,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg\",\"keywords\":[\"hukum menyamak kulit bangkai\",\"menyamak kulit bangkai\",\"penyamakan kulit bangkai\"],\"articleSection\":[\"Kajian Islam\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/\",\"name\":\"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi'i) - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg\",\"datePublished\":\"2019-08-31T01:15:02+00:00\",\"dateModified\":\"2019-08-31T01:15:03+00:00\",\"description\":\"Penyamakan hanya dilakukan pada kulit bangkai agar ia bisa suci dan boleh digunakan untuk kebutuhan kehidupan. Tidak semua kulit bisa suci dengan disamak\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"penyamakan kulit bangkai\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi’i)\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/98ab3c48b2454b4b5a9d0df68074ae76\",\"name\":\"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/bbcb4f4546cbf5bc54e4db4c261b8d53?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/bbcb4f4546cbf5bc54e4db4c261b8d53?s=96&r=g\",\"caption\":\"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag\"},\"description\":\"Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Aceh\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/muhazzirbud\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi'i) - Pecihitam.org","description":"Penyamakan hanya dilakukan pada kulit bangkai agar ia bisa suci dan boleh digunakan untuk kebutuhan kehidupan. Tidak semua kulit bisa suci dengan disamak","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi'i) - Pecihitam.org","og_description":"Penyamakan hanya dilakukan pada kulit bangkai agar ia bisa suci dan boleh digunakan untuk kebutuhan kehidupan. Tidak semua kulit bisa suci dengan disamak","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-08-31T01:15:02+00:00","article_modified_time":"2019-08-31T01:15:03+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/"},"author":{"name":"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/98ab3c48b2454b4b5a9d0df68074ae76"},"headline":"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi’i)","datePublished":"2019-08-31T01:15:02+00:00","dateModified":"2019-08-31T01:15:03+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/"},"wordCount":681,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg","keywords":["hukum menyamak kulit bangkai","menyamak kulit bangkai","penyamakan kulit bangkai"],"articleSection":["Kajian Islam"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/","name":"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi'i) - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg","datePublished":"2019-08-31T01:15:02+00:00","dateModified":"2019-08-31T01:15:03+00:00","description":"Penyamakan hanya dilakukan pada kulit bangkai agar ia bisa suci dan boleh digunakan untuk kebutuhan kehidupan. Tidak semua kulit bisa suci dengan disamak","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/08\/penyamakan-kulit-bangkai.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"penyamakan kulit bangkai"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penyamakan-kulit-bangkai-kajian-mazhab-syafii\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Penyamakan Kulit Bangkai (Kajian Mazhab Syafi’i)"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/98ab3c48b2454b4b5a9d0df68074ae76","name":"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/bbcb4f4546cbf5bc54e4db4c261b8d53?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/bbcb4f4546cbf5bc54e4db4c261b8d53?s=96&r=g","caption":"Tgk. Muhazzir Budiman, S.S, M.Ag"},"description":"Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Aceh","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/muhazzirbud\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6733"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/33"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=6733"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6733\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/6739"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=6733"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=6733"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=6733"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}