“Sebagai negara dengan sebutan Zamrud khatulistiwa, Indonesia memiliki sumber daya alam yang bisa dikembangkan menjadi energi terbarukan<\/em>” (Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj. MA)<\/p>\n\n\n\n Pecihitam.org <\/strong>– Persaingan dalam dunia Internasional saat ini adalah tentang pangan, teknologi dan energi. Setiap Negara berlomba-lomba dalam menemukan dan menciptakan sebuah teknologi mutakhir yang bisa menghasilkan energi jangka panjang bagi kebutuhan umat manusia dimasa yang akan datang. Bahkan Gatot nurmatyo pernah mengatakan kalau lebih dari 70% konflik yang terjadi di dunia itu akibat energi dan pangan.<\/p>\n\n\n\n Teknologi dan energi ibarat dua sisi yang berbeda pada satu koin yang sama, sebab keduanya tidak akan bisa dipisahkan kalau-kalau ingin mendarat pada satu tujuan yang diingininya. <\/p>\n\n\n\n Sekalipun menurut Kyai Said Aqil, <\/strong><\/em>Indonesia merupakan zamrud khatulistiwa atau kalau kata cak nun <\/em><\/strong>adalah bongkahan surga,<\/em> Indonesia tidak bisa terus-terusan mengandalkan energi fosil yang sedikit demi sedikit akan habis dan tidak bisa diperbaharui kembali. Kalaupun bisa butuh ratusan tahun atau bahkam ribuan tahun agar fosil-fosil berubah menjadi sebuah sumber energi (dalam hal ini minyak, gas dan batu bara).<\/p>\n\n\n\n Menurut Dr. H. Rumadi Ahmad ketua LAKPESDAM PBNU dalam buku fiqih energi<\/strong><\/em> terbarukan<\/strong><\/em> mengatakan kalau energi bukan lagi menjadi hajiyah<\/em> (kebutuhan sekunder) tetapi sudah masuk kedalam dlaruriyyah<\/em> (kebutuhan primer). Itu artinya ketergantungan manusia pada energi hari ini sangatlah besar, sehingga manusia tidak bisa hidup dan memenuhi kebutuhan dasar dalam hidupnya.<\/p>\n\n\n\n Sudah bisa dibayangkan kalau-kalau energi yang kita pakai hari ini sedikit demi sedikit habis dan tidak bisa diperbaharui kembali, maka akan bisa mengancam keberlangsungan hidup umat manusia. Hal ini menjadi sebuah permasalahan yang harus difikirkan secara bersama-sama oleh berbagai kalangan terutama pemerintah.<\/p>\n\n\n\n