Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":7303,"date":"2019-09-03T18:08:41","date_gmt":"2019-09-03T11:08:41","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=7303"},"modified":"2019-09-03T18:08:42","modified_gmt":"2019-09-03T11:08:42","slug":"dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/","title":{"rendered":"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Banyak orang yang mengaku bahwa dirinya Islam tapi tidak seluruh aspek dalam hidupnya benar-benar mencerminkan keislaman. Tidak cuma orang lain, banyak dari kita yang juga berperilaku demikian. Ngakunya muslim tapi ya gak muslim-muslim amat.<\/p>\n\n\n\n

Ya, begitulah realita hidup. Kalau sudah\nseperti itu, maka alasan klasik yang paling masuk akal dan masih relevan sampai\nsekarang adalah: ya wajar lah, al-insanu\nmahallul khoto’ wan nisyan.<\/em> Manusia kan tidak bisa luput dari salah dan\nlupa!? Ok baik, alasan yang sangat islami untuk sebuah kelalaian akan ajaran\nIslam.<\/p>\n\n\n\n

Kita tahu bahwa ajaran Islam sangatlah\nlengkap dan kompleks. Hampir dalam semua hal, Islam mengatur kehidupan manusia\ndari sejak bangun tidur sampai tidur kembali. Tapi bagaimanapun, kembali ke\npembahasan awal, bahwa untuk mengamalkan Islam secara sempurna dalam setiap\nlini kehidupan memang tidaklah mudah. Sebab begitu lengkap dan kompleksnya\najaran Islam yang mencakup hampir semua aspek kehidupan ini, sedikit orang yang\nbenar-benar “berislam” luar dan dalam. “Berislam” sejak\ndari pikiran, hati, sampai perbuatan.<\/p>\n\n\n\n

Mentok<\/em> mungkin kita hanya bisa menerapkan ajaran Islam dalam beberapa dimensi saja. Dimensi yang lain masih belum bisa. Bahkan ketika satu dimensi sudah lumayan mulai bisa diamalkan, eh malah ada dimensi lain yang makin memudar seiring dengan semakin menguatnya dimensi lain. Begitulah kita yang manusia ini.<\/p>\n\n\n\n

Dengan kenyataan yang seperti inilah\njuga, maka kita diajarkan untuk tidak dengan mudah menilai orang lain hanya\ndari satu sisi saja. Terkadang ada orang yang berpakaian islami, tapi nyatanya\ndia suka memaki orang. Ada yang solatnya rajin tapi malah doyan gibah. Ada pula\nyang ucapannya luar biasa menyejukkan hati, tapi ternyata dia jarang sholat.\nDengan ini pula kita dianjurkan untuk tidak merasa paling suci dan paling\nbenar. Ya, kita cuman berbeda jalan dalam memilih dosa.<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada manusia yang sempurna meski\nmemang manusialah makhluk yang paling sempurna secara fisik di antara makhluk\nyang lain. Pastilah ada sisi kekurangan di balik kesempurnaannya itu. Terutama\ndalam hal pelaksanaan dan pengamalan agama. Ada sisi-sisi yang menonjol dan ada\npula beberapa sisi yang tidak.<\/p>\n\n\n\n

Seperti yang kita tahu, bahwa agama Islam sebagai sebuah ajaran terbagi dalam beberapa aspek atau dimensi. Ada yang menyebutkan bahwa Islam itu terbagi atas dimensi ibadah dan mu’amalah<\/a><\/strong>. Di mana dimensi ibadah adalah segala hal yang berhubungan dengan relasi kita pada Yang Maha Kuasa melalui ritual-ritual yang telah ditentukan. Sementara dimensi mu’amalah adalah segala aturan yang memandu jalannya relasi kita dengan sesama makhluk tuhan, terutama sesama manusia. Singkatnya, ada dimensi ritual dan dimenai sosial.<\/p>\n\n\n\n

Selain dua dimensi itu, beberapa ahli\nada yang membaginya menjadi tiga dimensi antara ritual, sosial, dan spiritual.\nAda pula yang membaginya menjadi lima dimensi dan beberapa pendapat lainnya.\nTapi sejauh yang bisa kita pikirkan, bahwa dimensi Islam sebagai sebuah ajaran\nitu ada lima. Yakni antara dimensi ritual, spiritual, intelektual, emosional,\ndan dimensi sosial.<\/p>\n\n\n\n

Dari pembagian dimensi-dimensi itulah\njuga kita bisa melihat karakter muslim macam apa dan dari golongan mana\nseseorang itu ditinjau dari dimensi keberagamaan yang paling menonjol dalam\nkehidupannya.<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, karakter Islam ritual<\/strong>. Dimensi ini adalah segala hal yang mencakup ritus-ritus atau teknik peribadatan dalam Islam yang sudah diatur sedemikian rupa dalam Qur’an dan hadis. <\/p>\n\n\n\n

Ada orang yang memang dalam hal ini sangat dan begitu amat menonjol. Dia rajin sholat tidak hanya yang wajib bahkan pula lengkap dengan yang sunnah. Demikian juga dia rajin mengerjakan puasa-puasa sunnah. Maka orang yang model ini, dapat kita golongkan ke dalam kelompok Islam ritual. Sebab dimensi ritualnya yang teramat menonjol.<\/p>\n\n\n\n

Kedua, karakter Islam spiritual<\/strong>. Ada orang yang rajin beribadah tapi hanya karena mengikuti apa yang diwajibkan dan dikatakan dalam agama. Alasan dia beribadah adalah karena diperintah. Ibadah baginya adalah formalitas keagamaan. Namun dia tidak sampai bisa memahami hikmah-hikmah yang terkandung dalam setiap ibadah yang sudah disyari’atkan. Dia pun belum sepenuhnya mengalami pengalaman-pengalaman batiniyah sepanjang ibadah-ibadah yang sudah dia lakukan.<\/p>\n\n\n\n

Tapi ada juga orang yang menjadikan ritual peribadatan itu sebagai sebuah kebutuhan yang bisa memuaskan batinnya. Ada peristiwa-peristiwa batin tersendiri yang dialami ketika melaksanakan ibadah. Entah seperti apapun itu bentuknya. <\/p>\n\n\n\n

Orang-orang seperti inilah yang disebut sebagai Islam spiritual. Karena Islam baginya adalah jalan spiritual yang sudah ia pilih. Dapat dikatan pula bahwa Islam spiritual adalah tingkat lanjutan dari islam ritual. Sebab pengalaman spiritual tanpa sebuah ritual itu sulit dipercaya.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga, karakter Islam intelektual.<\/strong> Selain perkara ibadah, Islam juga banyak mengandung unsur-unsur ilmu pengetahuan. Banyak ilmu-ilmu yang lahir dari rahim Islam baik dari literatur dasar ajarannya sendiri ataupun dari para pemeluk-pemeluknya. Ada orang yang sangat menonjol dan pintar akan pengetahuan-pengetahuan keagamaan. Maka karakter dan golongan orang itu bisa disebut sebagai Islam intelektual.<\/p>\n\n\n\n

Namun, tak jarang pula orang-orang macam\nini pintar dan mumpuni sekali akan pengetahuan agamanya tapi malah minim dalam\nhal pengamalan. Bahkan tak jarang pula ada yang sampai mengentengkan hal-hal\nyang diwajibkan oleh agama. Ya, itu namanya Islam intelektual garis miring.<\/p>\n\n\n\n

Keempat, karakter Islam sosial<\/strong>. Selain sebagai sebuah ajaran, Islam juga merupakan sebuah identitas sosial. Apakah identitas sosial seseorang sudah islami atau belum, itulah yang ditentukan dalam karakter Islam sosial. Yah, termasuk dalam hal ini juga adalah identitas tanda pengenal. Bila ada orang yang hanya menonjol dalam bidang ini tapi tidak dengan dimensi lainnya, maka dia adalah salah satu perwujudan dari karakter Islam sosial. <\/p>\n\n\n\n

KTPnya Islam, kalau ketemu orang mengucapkan salam, busananya pun berbau-bau Islam, dia pun ikut organisasi keislaman tapi malah sering kali tidak melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang lain. Ya, itulah perwujudan Islam sosial atau biasa disebut dengan Islam KTP. Islam hanya sebagai identitas sosial saja.<\/p>\n\n\n\n

Kelima, Islam emosional<\/strong>. Islam juga mengajarkan bagaimana mengolah emosi terhadap sesuatu. Selama itu baik, emosionallah sewajarnya. Melihat ketimpangan, boleh emosional. Melihat kemiskinan, boleh emosional. Namun yang seringkali muncul adalah emosi-emosi seperti suka baper<\/em> dalam beragama, suka tersinggung, dan suka marah-marah kalau ada hal yang tidak sesuai dengan agama Islam.<\/p>\n\n\n\n

Orang-orang macam ini, yang hanya menonjolkan\nemosionalitas dalam beragama tanpa diimbangi dengan karakter dari\ndimensi-dimensi lain semisal intelektualitas dan spiritualitas, maka besar\nkemungkinan hanya akan jadi fanatik buta. Memeluk Islam dengan cara membabi\nbuta tanpa tahu banyak tentang keislaman. Inilah golongan Islam emosional yang\npatut diwaspadai.<\/p>\n\n\n\n

Demikiankah lima karakter beragama\norang-orang Islam sejauh yang bisa dilihat dari pengalaman sehari-hari. Ada\norang yang hanya memiliki karakter satu sebab memang hanya ada satu dimensi\nsaja yang menonjol pada dirinya. Ada pula yang memiliki karakter keislaman\nlebih dari satu sebab ada dua atau lebih dimensi keberagamaan yang sama-sama\nmenonjol.<\/p>\n\n\n\n

Karakter-karakter itu pun bisa dijadikan sebagai kriteria apakah seorang muslim itu masuk golongan yang mana. Apakah golongan Islam ritual, Islam spiritual, Islam intelektual, Islam sosial, atau bahkan masuk golongan Islam emosional. Seperti halnya penggolongan Islam liberal, Islam fundamental, dan lain sebagainya.<\/p>\n\n\n\n

Jadi, masuk golongan yang mana anda? <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Banyak orang yang mengaku bahwa dirinya Islam tapi tidak seluruh aspek dalam hidupnya benar-benar mencerminkan keislaman. Tidak cuma orang lain, banyak dari kita yang juga berperilaku demikian. Ngakunya muslim tapi ya gak muslim-muslim amat. Ya, begitulah realita hidup. Kalau sudah seperti itu, maka alasan klasik yang paling masuk akal dan masih relevan sampai […]<\/p>\n","protected":false},"author":27,"featured_media":7308,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[3700,3704,3701,3705,3702,3703],"yoast_head":"\nDari Islam Ritual Hingga Islam Emosional - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Dimensi Islam sebagai sebuah ajaran itu ada lima. Yakni antara dimensi ritual, spiritual, intelektual, emosional, dan dimensi sosial. Berikut uraiannya\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Dimensi Islam sebagai sebuah ajaran itu ada lima. Yakni antara dimensi ritual, spiritual, intelektual, emosional, dan dimensi sosial. Berikut uraiannya\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-09-03T11:08:41+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-09-03T11:08:42+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"M. Fakhruddin Al-Razi\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"M. Fakhruddin Al-Razi\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/\"},\"author\":{\"name\":\"M. Fakhruddin Al-Razi\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/1aaa9586c18edf524b9bf70e3486f6d0\"},\"headline\":\"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional\",\"datePublished\":\"2019-09-03T11:08:41+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-03T11:08:42+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/\"},\"wordCount\":1080,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg\",\"keywords\":[\"dimensi islam\",\"islam emosional\",\"islam ritual\",\"islam sosial\",\"islam spiritual\",\"silam intelektual\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/\",\"name\":\"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg\",\"datePublished\":\"2019-09-03T11:08:41+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-03T11:08:42+00:00\",\"description\":\"Dimensi Islam sebagai sebuah ajaran itu ada lima. Yakni antara dimensi ritual, spiritual, intelektual, emosional, dan dimensi sosial. Berikut uraiannya\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/1aaa9586c18edf524b9bf70e3486f6d0\",\"name\":\"M. Fakhruddin Al-Razi\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/9febcbf50ccec2a0f9528ac3d4a92579?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/9febcbf50ccec2a0f9528ac3d4a92579?s=96&r=g\",\"caption\":\"M. Fakhruddin Al-Razi\"},\"description\":\"Calon S1 Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang | Alumni PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/fakhruddinrazi\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional - Pecihitam.org","description":"Dimensi Islam sebagai sebuah ajaran itu ada lima. Yakni antara dimensi ritual, spiritual, intelektual, emosional, dan dimensi sosial. Berikut uraiannya","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional - Pecihitam.org","og_description":"Dimensi Islam sebagai sebuah ajaran itu ada lima. Yakni antara dimensi ritual, spiritual, intelektual, emosional, dan dimensi sosial. Berikut uraiannya","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-09-03T11:08:41+00:00","article_modified_time":"2019-09-03T11:08:42+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"M. Fakhruddin Al-Razi","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"M. Fakhruddin Al-Razi","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/"},"author":{"name":"M. Fakhruddin Al-Razi","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/1aaa9586c18edf524b9bf70e3486f6d0"},"headline":"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional","datePublished":"2019-09-03T11:08:41+00:00","dateModified":"2019-09-03T11:08:42+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/"},"wordCount":1080,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg","keywords":["dimensi islam","islam emosional","islam ritual","islam sosial","islam spiritual","silam intelektual"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/","name":"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg","datePublished":"2019-09-03T11:08:41+00:00","dateModified":"2019-09-03T11:08:42+00:00","description":"Dimensi Islam sebagai sebuah ajaran itu ada lima. Yakni antara dimensi ritual, spiritual, intelektual, emosional, dan dimensi sosial. Berikut uraiannya","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Dari-Islam-Ritual-sampai-Islam-Emosional.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/dari-islam-ritual-hingga-islam-emosional\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Dari Islam Ritual Hingga Islam Emosional"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/1aaa9586c18edf524b9bf70e3486f6d0","name":"M. Fakhruddin Al-Razi","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/9febcbf50ccec2a0f9528ac3d4a92579?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/9febcbf50ccec2a0f9528ac3d4a92579?s=96&r=g","caption":"M. Fakhruddin Al-Razi"},"description":"Calon S1 Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang | Alumni PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/fakhruddinrazi\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7303"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/27"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7303"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7303\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7308"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7303"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7303"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7303"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}