Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":7672,"date":"2019-09-05T20:42:08","date_gmt":"2019-09-05T13:42:08","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=7672"},"modified":"2019-09-05T20:42:08","modified_gmt":"2019-09-05T13:42:08","slug":"tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/","title":{"rendered":"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org – <\/strong>Umum telah mengetahui, bahwa hadits tiada sederajat semuanya dalam urusan kekuatan sanadnya. Tingkatan Hadits menentukan kekuatan sanadnya. Karena itu, perlu kita perhatikan martabat-martabatnya dan pendapat-pendapat ulama-ulama Mujtahidien tentang boleh tidaknya berhujjah dengan dia.<\/p>\n

Kebanyakan ulama salaf membagi hadits dari\u00a0segi bilangan ruwah menjadi tiga, yaitu:<\/p>\n

    \n
  1. Mutawatir.<\/li>\n
  2. Masyhur dan<\/li>\n
  3. Ahad.<\/li>\n<\/ol>\n

    Dari\u00a0segi pertalian sanad,\u00a0tingkatan hadits menjadi\u00a0empat\u00a0tingkat, yaitu:<\/p>\n

      \n
    1. Hadits-hadits mutawatir<\/li>\n
    2. Hadits-hadits masyhur, atau hadits-hadits mustafidl.<\/li>\n
    3. Hadits-hadits ahad (hadits-hadits khashshash) yang bersambung-sambung sanadnya.<\/li>\n
    4. Hadits-hadits yang dalam rangkaian sanadnya ada yang gugur tidak bersambung-sambung, yaitu : hadits-hadits mursal, munqathi\u2019 dan sebagainya.<\/li>\n<\/ol>\n

      Hadits Mutawatir<\/strong><\/p>\n

      \ufee4\ufe8e\ufef4\ufeae\ufeee\ufef4\ufeea \ufed8\ufeee \ufee2\ufefb\ufb79\ufebc\ufbfd \ufecb\ufea9 \ufea9 \ufee4\ufee1 \ufeee \ufefb \ufef4\ufe98\ufeee \ufeeb\ufee2\ufe98\ufeee\ufe8d\ufec1\ufeee\ufe80\ufeeb\ufee2 \ufecb\ufee0\ufef0\ufe8d\ufee0\ufb91\ufeab \ufe8f\ufeee\ufef4\ufeaa \ufeee\ufee2\ufeeb\ufeab\ufe8d\ufea4\ufeaa \ufed3\ufef4\ufb91\ufeee\ufee6\ufe8d\ufeee\ufee0\ufeea \ufedc\ufee0\ufef0 \ufea8\ufeae\ufee9 \ufeee\ufe8d\ufea8\ufeae\ufee9\ufedc\ufee0\ufef0 \ufeee\ufee0\ufeea \ufeee\ufeee\ufeb4\ufec4\ufeea \ufedc\ufec4\ufeae\ufed3\ufef4\ufeea<\/strong><\/p>\n

      \u201chadits-hadits yang diriwayatkan oleh segolongan besar yang tidak terhitung jumlahnya dan tidak pula dapat diwahamkan, bahwa mereka telah sepakat berdusta. Keadaan itu terus menerus hingga sampai kepada akhirnya\u201d.<\/p>\n

      Contohnya:<\/p>\n

      Seperti nukilan-nukilan yang mengenai sholat lima, bilangan raka\u2019at kadar zakat dan yang sepertinya. Para ulama membagi mutawatir menjadi mutawatir lafalnya\u00a0dan yang\u00a0mutawatir ma\u2019nanya.<\/p>\n

      Hadits\u00a0mutawatir lafdhy, sedikit sekali jumlahnya dan terjadi pula perselisihan pendapat tentang kemuwatirannya. Hadits\u00a0mutawatir ma\u2019nawy\u00a0yang banyak jumlahnya, dan yang disepakati.<\/p>\n

      Diantara hadits yang disebut mutawatir lafalnya (mutawatir lafdhy) oleh parah muhadditsin, ialah: sabda Rasulullah saw.:<\/p>\n

      \ufee4\ufee6\ufedc\ufee8 \ufe90\ufecb\ufee0\ufef2 \ufee4\ufe98\ufecc\ufee4\ufeaa\ufe8d \ufed4\ufee0\ufef4\ufe98\ufe91\ufeee\ufe8d\ufee4\ufecc\ufeaa\ufee9\ufee4\ufee6\ufe8d\ufee0\ufee8\ufe8e\ufeae<\/strong><\/p>\n

      \u201cbarang siapa berdusta terhadapku dengan sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat dudukannya dalam neraka\u201d.<\/p>\n

      Dan diantara hadits yang mutawatir ma\u2019nanya, ialah hadits :<\/p>\n

      \ufe8d\ufee8\ufee4\ufe8e\ufe8d\ufee0\ufeaa\ufecb\ufee4\ufe8e\ufede\ufe91\ufe8e\ufee0\ufee8\ufef4\ufe94.<\/strong><\/p>\n

      \u201chanya saja segala \u2018amalan itu menurut \u201cniyat\u201d.<\/p>\n

      Lafal ini sendiri diterima dengan sanad yang fharieb awalnya, masyhur akhirnya.<\/p>\n

      a) Hadits mutawatir, memfaedahkan yakin. Kebanyakan ulama berpendapat, bahwasannya dalam tingkatan hadits ini, keyakinan yang kita dapati dari hadits mutawatir sama dengan keyakinan yang kita dapati dari melihat dengan mata kita sendiri.<\/p>\n

      golongan ulama berpendapat: \u201cilmu (keyakinan) yang diperoleh dari khabar mutawatir, hanyalah sekedar menerapkan fikiran saja; bukan memberikan keyakinan yang sempurna\u201d<\/p>\n

      maksudnya, pandangan ini menetapkan fikiran saja, adalah: karena ada kemungkinan waham, atau syadz. Cuma, kemungkinan itu, tidak mempunai dasar yang dapat dipegang. Akal saja yang memandang kemungkinan itu.<\/p>\n

      Akan tetapi, pentahqikan secara logika mentapkan, bahwa sesuatu yang telah disepakati manusia terhadapnya, dianggap sah adanya. Manusia dijadikan bercorak dan beraneka rupa kemauannya. Maka jika mereka bersepakat menetapkan sesuatu khabar, tentulah yang demikian itu memang ada sesuatu didengarnya.<\/p>\n

      b) Hadits mutawatir menjadi hujjah dengan ijma\u2019 semua kaum muslimin, terkecuali golongan yang hanya membanggakan diri kepada Islam, padahal batinnya memusuhi Islam, sebagaimana yang dihikayatkan oleh Asy Syafi\u2019i dalam kitab Al Umm.<\/p>\n

      Hadits Masyhur, atau Hadits Mustafidl<\/strong><\/p>\n

      \ufee4\ufe8e\ufedc\ufe8e\ufee8\ufe96\ufe8d\ufee0\ufec1\ufe91\ufed7\ufe94\ufe8d\ufefb\ufeee\ufee0\ufef0\ufe8d\ufeee\ufe8d\ufee0\ufe9c\ufe8e\ufee8\ufef4\ufe94 \ufed4\ufef4\ufeea\ufe81\ufea4\ufe8e\ufeaa\ufe8d\ufe9c\ufee2\ufe98\ufee8\ufe98\ufe9c\ufeae\ufe91\ufecc\ufeaa\ufee8\ufee0\ufeda\ufeee\ufef4\ufee8\ufed8\ufee0\ufeec\ufe8e\ufed7\ufeee\ufee1\ufefb\ufef4\ufe97\ufeee\ufeeb\ufee1 \ufe97\ufeee\ufe8d\ufec1\ufe86\ufeeb\ufee1\ufecb\ufee0\ufef0\ufe8d\ufee0\ufedc\ufeac \ufe8f.<\/strong><\/p>\n

      \u201chadits-hadits yang terdiri lapisan perawi yang pertama, atau lapisan kedua, dari orang, atau beberapa orang saja. Sedudah itu barulah tersebar luas, dinukilkan oleh segolongan orang yang tak dapat disangka, bahwa mereka sepakat untuk berdusta.<\/p>\n

      Tingkatan hadits ini dikehendaki dengan lapisan pertama, yaitu lapisan sahabat. Kemudian dikehendaki juga oleh lapisan kedua, lapisan tabi\u2019in. Maka sesuatu hadits yang terkenal dalam kalangan tabi\u2019in, dihukumlah ia hadits masyhur. Demikian juga hadits yang popular dalam kalangan yang mengiringi tabi\u2019in.<\/p>\n

      Hadits masyhur yang disambut dengan baik oleh ulama abad kedua, dan abad ketiga, dan telah terkenal baik diantara mereka, walaupun dipandang hadits ahad, namun ulama-ulama Hanafiah menjadikannya lebih tinggi dari ahad yang lain, yang tidak masyhur. Mereka menjadikan hadits masyhur antara mutawatir dengan ahad.<\/p>\n

      Ulama-ulama hanafiyah mentakhshishkan\u00a0Al-Qur\u2019an dengannya dan\u00a0menambahkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur\u2019an. Adapun ta\u2019rif yang diberikan oleh kebanyakan ahli hadits, ialah:<\/p>\n

      \u201chadits-hadits yang sekurang-kurangnya diriwayatkan oleh tiga orang\u201d<\/p>\n

      Inilah ta\u2019rif yang masyhur dalam kalangan ulama Mushthalah. Dan ta\u2019rif ini diberikan oleh golongan ahli hadits yang membagi hadits kepada : mutawatir dan ahad, dan mejadikan masyhur salah satu dari perincian ahad.<\/p>\n

      Maka perbedaan fungsi antara\u00a0masyhur\u00a0atau\u00a0musrafidl\u00a0dengan hadits-hadits ahad ayang lain ialah;\u00a0\u201chadits-hadits ahad yang tidak masyhur, tidak dijadikan pentakhshish ayat al-Qur\u2019an.<\/p>\n

      Golongan yang lain dari golongan hanafiyah menjadikan segala hadits ahad, pentakhshish al-Qur\u2019an. Adapun Malik, maka beliau menjadikan hadits ahad pentakshshish al-Qur\u2019an, jika dikuatkan oleh \u2018amalan ahli Madienah, atau oleh qiyas.<\/p>\n

      Hadits-hadits Ahad<\/strong><\/p>\n

      Hadits-hadits khashshash menurut istilah Asy Syafi\u2019i dan ulama-ulama uang semasa dengan beliau, ialah:<\/p>\n

      \u201csegala khabar yang diriwayatkan oleh seorang, atgau dua orang atau lebih, tetapi tidak cukup terdapat padanya sebab-sebab yang menjdikannya masyhur\u201d.<\/p>\n

      Oleh karena itu, jumhur ulama Islam menerima hadits-hadits ahad dari orang yang mempunyai kepercayaan dan \u2018adil serta berhujjah dengannya dalam urusan-urusan \u2018amal, tidak dalam urusan I\u2019tiqad. Urusan I\u2019tiqad wajib ditegaskan oleh dalil-dalil yang yakin yang tak ada keragu-raguan padanya.<\/p>\n

      I\u2019tiqad ialah keyakinan yang kokoh bedasarkan dalil. Yang sedemikian ini, tidak diperbolehkan dengan berdasarkan dalil dhanny\/zhanni (dalil yang belum jelas ketetapannya) yang ada syubhat pula padanya.<\/p>\n

      Mengenai soal \u2018amal, kita dapat mendasarkanya kepada persangkaan yang kuat. Apa lagi mengingat bahwa dalam urusan\u00a0Mu\u2019amalat\u00a0dan\u00a0hukum. Demikian pendapat jumhur dalam menetapkan fungsi hadits ahad. Mereka berpegang kepadanya dalam urusan \u2018amal dan hukum; tidak dalam urusan I\u2019tiqad, atau kepercayaan.<\/p>\n

      Perihal hadits khashash, Jumhur ulama hadits membagi ahad atau\u00a0hadits khashash\u00a0kepada tiga bagian:<\/p>\n

        \n
      1. Masyhur<\/li>\n
      2. \u2018Aziz dan<\/li>\n
      3. Gharib<\/li>\n<\/ol>\n

        Mereka kehendaki dengan hadits\u00a0masyhur,\u00a0ialah: \u201chadits yang diriwayatkan oleh lebih dari pada dua orang, tetapi terbatas, tidak banyak\u201d. Mereka kehendaki dengan hadits\u00a0\u2018Aziz,\u00a0ialah: \u201chadits yang rentetan perawinya terdiri dari dua-dua orang, atau pada suatu tingkat terdiri dari dua-dua orang saja\u201d. Mereka kehendaki dengan hadits\u00a0Gharib,\u00a0ialah: \u201chadits yang diriwayatkan oleh seorang saja\u201d.<\/p>\n\n\n

        <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

        PeciHitam.org – Umum telah mengetahui, bahwa hadits tiada sederajat semuanya dalam urusan kekuatan sanadnya. Tingkatan Hadits menentukan kekuatan sanadnya. Karena itu, perlu kita perhatikan martabat-martabatnya dan pendapat-pendapat ulama-ulama Mujtahidien tentang boleh tidaknya berhujjah dengan dia. Kebanyakan ulama salaf membagi hadits dari\u00a0segi bilangan ruwah menjadi tiga, yaitu: Mutawatir. Masyhur dan Ahad. Dari\u00a0segi pertalian sanad,\u00a0tingkatan hadits menjadi\u00a0empat\u00a0tingkat, […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":7720,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[3665],"tags":[35],"yoast_head":"\nTingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"PeciHitam.org - Tingkatan hadits dijelaskan dalam artikel ini secara ringkas. artikel ini berbeda dengan macam-macam hadits. karena berfokus pada tingkatan.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"PeciHitam.org - Tingkatan hadits dijelaskan dalam artikel ini secara ringkas. artikel ini berbeda dengan macam-macam hadits. karena berfokus pada tingkatan.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-09-05T13:42:08+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"4 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya\",\"datePublished\":\"2019-09-05T13:42:08+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-05T13:42:08+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/\"},\"wordCount\":851,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg\",\"keywords\":[\"tingkatan hadits\"],\"articleSection\":[\"Hadits\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/\",\"name\":\"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg\",\"datePublished\":\"2019-09-05T13:42:08+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-05T13:42:08+00:00\",\"description\":\"PeciHitam.org - Tingkatan hadits dijelaskan dalam artikel ini secara ringkas. artikel ini berbeda dengan macam-macam hadits. karena berfokus pada tingkatan.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya - Pecihitam.org","description":"PeciHitam.org - Tingkatan hadits dijelaskan dalam artikel ini secara ringkas. artikel ini berbeda dengan macam-macam hadits. karena berfokus pada tingkatan.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya - Pecihitam.org","og_description":"PeciHitam.org - Tingkatan hadits dijelaskan dalam artikel ini secara ringkas. artikel ini berbeda dengan macam-macam hadits. karena berfokus pada tingkatan.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-09-05T13:42:08+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"4 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya","datePublished":"2019-09-05T13:42:08+00:00","dateModified":"2019-09-05T13:42:08+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/"},"wordCount":851,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg","keywords":["tingkatan hadits"],"articleSection":["Hadits"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/","name":"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg","datePublished":"2019-09-05T13:42:08+00:00","dateModified":"2019-09-05T13:42:08+00:00","description":"PeciHitam.org - Tingkatan hadits dijelaskan dalam artikel ini secara ringkas. artikel ini berbeda dengan macam-macam hadits. karena berfokus pada tingkatan.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Tingkatan-Hadits-Definisi-dan-Pembagiannya.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-definisi-dan-pembagiannya\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Tingkatan Hadits, Definisi dan Pembagiannya"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7672"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7672"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7672\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7720"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7672"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7672"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7672"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}