Pecihitam.org<\/strong> – Salah satu hal menarik dari Kiai Misbah Mustofa (m. 1977) ketika menulis kitab fikih berjudul Al-Nur al-Mubin fi Adab al-Mushallin adalah pada pembahasan terakhirnya yang mempertegas pentingnya mendoakan pemerintah atau pemangku jabatan di tanah air. <\/p>\n\n\n\n Ulama dari Bangilan-Tuban yang juga pengarang kitab tafsir Al-Iklil tersebut mengemukakan terjemahan dari sebuah hadis Rasulullah saw. riwayat Imam ath-Thabrani sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n \u201cSira kabeh aja padha misuhi wong-wong kang padha dadi kepala pemerintahan (semana uga pembantu-pembantune) lan sira kabeh supaya padha doa marang Allah muga-muga wong kang nyekel pemerintahan iku diparingi laku bagus dening Allah, kerana baguse lakune wong kang nyekel pemerintahan iku kang bakal andadekake baguse awak nira, kerana sebab pemerintah agama Islam bisa reksa kebutuhane agama, wong Islam bisa nyebarake ilmu lan ngamalake ilmu.\u201d<\/p>\n\n\n\n Artinya kira-kira seperti ini: “Kalian jangan sampai berkata kasar kpd orang-orang yang menjadi kepala pemerintahan (begitu juga para pembantu-pembantunya), dan kalian supaya berdoa kepada Allah agar para pemangku pemerintahan senantiasa diberikan kebaikan budi oleh Allah, lantaran budi baiknya para pemimpin itulah yang akan menghadirkan kebaikan untuk kita bersama. Pemerintah beragama Islam bisa mengupayakan kebutuhan agama, orang Islam juga bisa menyebarkan dan mengamalkan ilmunya.”<\/p>\n\n\n\n Kiai Misbah Mustofa sangat melarang terjadinya tindakan tercela dari masyarakat yang dialamatkan kepada para pemimpin. Ini terlihat pada ungkapan \u201cmisuh\u201d atau berkata kasar saja tidak diperkenankan, apalagi jika berbuat jahat. <\/p>\n\n\n\n Sebaliknya, terhadap para pemimpin, masyarakat dihimbau untuk menghormati dan menyayangi dengan senantiasa mendoakan untuk kebaikan-kebaikannya. <\/p>\n\n\n\n Kiai Misbah tidak hanya seorang kiai dengan kedalaman ilmu agama, melainkan juga memiliki pandangan kebangsaan sangat luas dan tidak henti memberi pengertian kepada masyarakat akan pentingnya merawat nasionalisme, mencintai negara dan pemimpinnya.<\/p>\n\n\n\n Doa yang dianjurkan Kiai Misbah Mustofa sengaja dituliskan pada halaman akhir kitab karena diharapkan selalu dibaca setiap selesai shalat di samping mendoakan diri sendiri, keluarga, para guru dan orang-orang yang telah berjasa. <\/p>\n\n\n\n Beliau menuliskan teks doa melalui syi\u2019iran dalam bentuk nadhoman dan pelafalan biasa. Dengan begitu, para pembaca bisa memilih melafalkan syi\u2019ir nadhoman atau membaca teks doa tanpa dilagukan sesuai kehendaknya. <\/p>\n\n\n\n Berikut ini adalah teks doa untuk para pemimpin dalam bentuk nadhoman:<\/p>\n\n\n\n