Pecihitam.org<\/strong> – Sebagaimana yang telah kita maklumi bersama bahwa membayar zakat fitrah adalah salah satu kewajiban bagi seluruh umat islam, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kemudian zakat fitrah tersebut di salurkan kepada delapan golongan yang berhak<\/a><\/strong> yang sudah di tetapakan oleh Allah di dalam AL-Quran surat Al-Baqarah ayat 177.<\/p>\n\n\n\n

Kita wajib memberikan zakat kepada Siapa saja Individu umat islam selama ia tergolong dalam salah satu dari delapan golongan tersebut dengan jumlah yang telah di tentukan. <\/p>\n\n\n\n

Namun tidak demikian halnya dengan Nabi kita Nabi Muhammad SAW dan Ahli Bait dan keturunan Beliau. Haram bagi kita memberikan zakat fitrah kepada Manusia yang Paling Mulia ini beserta ahli baitnya. Rasulullah SAW pernah bersabda :<\/p>\n\n\n\n

\u0627\u0650\u0646\u064e\u0651\n\u0627\u0644\u0635\u064e\u0651\u062f\u064e\u0642\u064e\u0629\u064e \u0645\u064f\u062d\u064e\u0631\u064e\u0651\u0645\u064e\u0629\u064c \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0628\u064e\u0646\u0650\u0649 \u0647\u064e\u0627\u0634\u0650\u0645\u0650<\/p>\n\n\n\n

\u201cSungguh (menerima)\nShadaqah (zakat fitrah) adalah haram ke atas Bani Hasyim\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

\u00a0Mengapa kita di haramkan memberi zakat fitrah kepada Nabi SAW dan Ahlli baitnya ? apa rahasia di balik ketetapan haram tersebut ? mari kita simak penjelasan berikut ini !<\/p>\n\n\n\n

Bila ada kotoran atau najis, baik di badan maupun pakaian, tentulah kita akan membersihkan nya dengan cara membasuh kotoran atau najis itu dengan air. Nah, zakat itu di ibaratkan seperti air yang membersihkan kotoran-kotoran atau najis-najis \u00a0maknawi berupa dosa-dosa yang ada pada diri si hamba. Dan sudah barang pasti air bekasan basuhan tersebut ikut terjanisi juga.<\/p>\n\n\n\n

Maka sungguh tidaklah patut harta dari zakat fitrah ini kita berikan kepada Manusia yang paling Mulia, Suci dan paling kaya hatinya, yang pernah di tawarkan kepadanya emas sebesar gunung uhud namun ia enggan menerimanya. Dan begitu pula kepada Ahli bait nya yang mulia. <\/p>\n\n\n\n

Pemberian zakat fitrah seorang hamba kepada Nabi dan Ahli baitnya sungguh merupakan tanda dari betapa buruk adab perilakunya. Bagaimana tidak?, ia memberikan kepada mereka harta bekasan najis atau kotoran. Karena hakikat dari zakat fitrah itu adalah thaharah (penyucian). Allah SWT berfirman:<\/p>\n\n\n\n

\u062e\u064f\u0630\u0652\n\u0645\u0650\u0646\u0652 \u0627\u064e\u0645\u0652\u0648\u064e\u0627\u0644\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0635\u064e\u062f\u064e\u0642\u064e\u0629\u064b \u062a\u064f\u0637\u064e\u0647\u0650\u0651\u0631\u064f\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e \u062a\u064f\u0632\u064e\u0643\u0650\u0651\u064a\u0652\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0628\u0650\u0647\u064e\u0627<\/p>\n\n\n\n

\u201cAmbillah\nzakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan\nmensucikan mereka\u2026\u2026.. \u201c {Q.S At-taubah: 103}<\/em><\/p>\n\n\n\n

Maksud dari pada ayat ini adalah Allah memerintahkan Nabi untuk mengambil zakat<\/a><\/strong> dari orang-orang kaya dan kemudian di serahkan kepada orang-orang miskin. Bukanlah Nabi mengambil tuk keperluan dirinya.<\/p>\n\n\n\n

Hikmah selanjutnya dari\npengharaman ini adalah agar dapat mematahkan sangkaan-sangkaan dan isu-isu yang\ndatang dari pihak kaum musyrikin yang mengada-ada, mereka berkata bahwa\nMuhammad mencari harta kekayaan, bukanlah Nabi yang di utus untuk menunjuki\numat manusia kejalan yang haq. Oleh karena itu Allah SWT berfirman :<\/p>\n\n\n\n

\u0642\u064f\u0644\u0652 \u0644\u064e\u0627\n\u0627\u064e\u0633\u0652\u0627\u064e\u0644\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0627\u064e\u062c\u0652\u0631\u064b\u0627 \u0627\u0650\u0644\u064e\u0651\u0627 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0648\u064e\u062f\u064e\u0651\u0629\u064e \u0641\u0650\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0642\u064f\u0631\u0652\u0628\u064e\u0649<\/p>\n\n\n\n

\u201c\u2026\u2026..Katakanlah aku\ntidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayng kekeluargaan,\n\u2026\u2026..\u201d {Q.S Asy-Syuura: 23}<\/em><\/p>\n\n\n\n

Berkata Al-Ustadz \u2018Ali Ahmad Al-Jarjawi : \u201cBani Hasyim yang Nabi maksud di dalam haditsnya antara lain adalah Keluarga \u2018Abbas, Keluarga Sayidina \u2018Ali, Keluarga Saydina Ja\u2019far, Keluarga Saydina \u2018Aqil dan anak dari Harits bin \u2018Abdul Muthallib radhiyallahu \u2018anhum ajma\u2019in.\u201d (Hikmatut-Tasyri\u2019 wa Falsafatihi)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Demikian paparan singkat mengenai secuil rahasia atau hikmah di balik keharaman memberikan zakat kepada Nabi SAW dan Ahli Bait yang Mulia. <\/p>\n\n\n\n

Wallahu A\u2019lam Bisshawaab !<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Sebagaimana yang telah kita maklumi bersama bahwa membayar zakat fitrah adalah salah satu kewajiban bagi seluruh umat islam, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kemudian zakat fitrah tersebut di salurkan kepada delapan golongan yang berhak yang sudah di tetapakan oleh Allah di dalam AL-Quran surat Al-Baqarah ayat 177. Kita wajib memberikan zakat kepada Siapa […]<\/p>\n","protected":false},"author":43,"featured_media":8312,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[7],"tags":[3913,2489],"yoast_head":"\n