Pecihitam.org<\/strong> – Penggunaan kata \u201csyar\u2019i\u201d pada produk atau jasa dewasa ini menjadi jimat ampuh bagi sebagian pengusaha untuk memajukan usahanya. Animo masyarakat terhadap produk atau jasa yang dilabeli dengan label \u201csyar\u2019i\u201d sangat tinggi. Hal ini wajar, karena sebagian di antara mereka menganggap bahwa sesuatu yang berlabel \u201csyar\u2019i\u201d betul-betul hal yang wajib dipilih dan diikuti. <\/p>\n\n\n\n

Hal yang sedikitnya menjadi perbincangan masyarakat belakangan ini adalah ojek syar\u2019i. Ojek online ini memiliki ketentuan driver perempuan dan dikhususkan bagi penumpang perempuan pula. <\/p>\n\n\n\n

Mereka berdalih, ojek syar\u2019i merupakan media dakwah<\/a><\/strong> agar kaum perempuan (mereka menyebutnya dengan istilah \u201cakhwat\u201d) terhindar dari khalwat (menyepi) dan ikhtilath (bercampur). Dengan demikian maka terhindarlah dari dosa.<\/p>\n\n\n\n

Jika demikian dianggap benar, dapatkah ojek-ojek lain baik ojek pangkalan maupun ojek online dikatakan sebagai pelaku khalwat dan ikhtilath hanya karena mendapat order penumpang yang berlainan jenis kelamin? Lalu, apakah calon penumpang berdosa jika menggunakan jasa ojek online dan ojek pangkalan yang tidak berlabel syar\u2019i karena drivernya beda jenis kelamin?<\/p>\n\n\n\n

Kita akan coba soroti dua istilah yang menjadi penguat kesyar\u2019ian jasa mereka, yaitu khalwat dan ikhtilath. Dalam hal ini, penulis menemukan keterangan mengenai kedua istilah tersebut dari sumber yang berbeda. <\/p>\n\n\n\n

Yang pertama adalah ikhtilath. Ketentuan mengenai istilah ini termaktub dalam kitab al-Majmuu\u2019 Syarh Muahdzdzab, karya Imam Nawawi juz 4 halaman 484 yaitu sebagai berikut: <\/p>\n\n\n\n

\u0644\u0650\u0623\u064e\u0646\u0651\u064e \u0627\u062e\u0652\u062a\u0650\u0644\u064e\u0627\u0637\u064e \u0627\u0644\u0646\u0650\u0651\u0633\u064e\u0627\u0621\u0650 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0631\u0650\u0651\u062c\u064e\u0627\u0644\u0650 \u0625\u0630\u064e\u0627 \u0644\u064e\u0645\u0652 \u064a\u064e\u0643\u064f\u0646\u0652 \u062e\u064e\u0644\u0652\u0648\u064e\u0629\u064b \u0644\u064e\u064a\u0652\u0633\u064e \u0628\u0650\u062d\u064e\u0631\u064e\u0627\u0645\u064d<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: Percampuran antara laki-laki dan perempuan asalkan tidak terjadi khalwat, maka tidak diharamkan.<\/p>\n\n\n\n

Lantas, bagaimana dengan yang dimaksud dengan khalwat? Penjelasannya terdapat dalam kitab Hasyiyah al-Jamal juz 4 halaman 124, yaitu sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0636\u064e\u0627\u0628\u0650\u0637\u064f \u0627\u0644\u0652\u062e\u064e\u0644\u0652\u0648\u064e\u0629\u0650 \u0627\u062c\u0652\u062a\u0650\u0645\u064e\u0627\u0639\u064c \u0644\u064e\u0627 \u062a\u064f\u0624\u0652\u0645\u064e\u0646\u064f \u0645\u064e\u0639\u064e\u0647\u064f \u0627\u0644\u0631\u0650\u0651\u064a\u0628\u064e\u0629\u064f \u0639\u064e\u0627\u062f\u064e\u0629\u064b \u0628\u0650\u062e\u0650\u0644\u064e\u0627\u0641\u0650 \u0645\u064e\u0627 \u0644\u064e\u0648\u0652 \u0642\u064f\u0637\u0650\u0639\u064e \u0628\u0650\u0627\u0646\u0652\u062a\u0650\u0641\u064e\u0627\u0626\u0650\u0647\u064e\u0627 \u0639\u064e\u0627\u062f\u064e\u0629\u064b \u0641\u064e\u0644\u064e\u0627 \u064a\u064f\u0639\u064e\u062f\u064f\u0651 \u062e\u064e\u0644\u0652\u0648\u064e\u0629\u064b<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: Ukuran standar bagi istilah khalwat adalah pertemuan yang mengundang sangka curiga pihak lain menuju ke arah zina menurut adat kebiasaan. Berbeda halnya jika hal demikian tidak mengundang sangka curiga menurut adat kebiasaan, maka yang demikian tidak dapat dinamai khalwat.<\/p>\n\n\n\n

Dengan memperhatikan definisi dan ketentuan dua istilah di atas, pertanyaan yang kemudian muncul adalah benarkah driver dan pengguna jasa ojek online dan ojek pangkalan biasa (nin syar\u2019i) telah melakukan khalwat dan ikhtilat? Tanpa berpikir panjang, penulis katakan tidak! Sangkaan demikian hanyalah sangkaan berlebihan dan semena-mena. Sementara Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan dan semena-mena [Qs. Al-A\u2019raf [7]: 31]<\/p>\n\n\n\n

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ojek (online maupun pangkalan) merupakan bagian dari alat transportasi umum yang telah maklum di negara kita. Semua orang tahu bahwa menggunakan jasa ojek untuk memudahkan perjalanan menuju lokasi tujuan adalah hal yang biasa. Mereka tidak akan mengira, tidak pula akan menyangka driver dan pengguna jasa melakukan hal-hal yang dianggap asusila. <\/p>\n\n\n\n

Ojek adalah layanan jasa bersifat umum, siapapun boleh menggunakannya, dari kalangan usia sangat muda bahkan sampai kalangan usia sangat tua. Tidak membatasi, baik perempuan maupun laki-laki. <\/p>\n\n\n\n

Sekali lagi penulis sampaikan bahwa hal demikian sudah menjadi maklum dan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan sama sekali, bahkan driver dan pengguna jasanya berlawanan jenis sekalipun.<\/p>\n\n\n\n

Mengingat hal ini menjadi bagian dari persoalan krusial, maka mengedepankan sikap bijak daripada sekedar mengejar keuntungan adalah hal yang diharapkan. Salah satu pedoman yang termaktub dalam kaidah ushuul fiqh adalah sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n

\u0627\u0644\u0648\u0633\u0627\u0626\u0644 \u0644\u0647\u0627 \u062d\u0643\u0645 \u0627\u0644\u0645\u0642\u0627\u0635\u062f<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: Hukum sarana\/media sesuai dengan hukum tujuan<\/p>\n\n\n\n

Jika kaidah ini dijadikan pedoman dalam kasus ojek syar\u2019i yang dianggap bertentangan dengan ojek biasa (non syar\u2019i) di atas, maka maksudnya adalah jika menggunakan layanan ojek biasa bertujuan untuk memudahkan perjalanan menuju tempat belajar, tempat ibadah dan sesuatu yang baik lainnya, maka menggunakan sarana tersebut sama baiknya dengan tujuan yang hendak dicapai.<\/p>\n\n\n\n

Sebaliknya, jika seseorang menggunakan ojek syar\u2019i untuk hal-hal yang tidak diperkenankan oleh syariat, maka hukumnya sesuai dengan tujuannya tersebut, sekalipun ojek tersebut berlabel syar\u2019i. <\/p>\n\n\n\n

Demikian sekelumit penjelasan mengenai ojek syar\u2019i, semoga bermanfaat.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Penggunaan kata \u201csyar\u2019i\u201d pada produk atau jasa dewasa ini menjadi jimat ampuh bagi sebagian pengusaha untuk memajukan usahanya. Animo masyarakat terhadap produk atau jasa yang dilabeli dengan label \u201csyar\u2019i\u201d sangat tinggi. Hal ini wajar, karena sebagian di antara mereka menganggap bahwa sesuatu yang berlabel \u201csyar\u2019i\u201d betul-betul hal yang wajib dipilih dan diikuti. Hal […]<\/p>\n","protected":false},"author":31,"featured_media":8728,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[7],"tags":[3989],"yoast_head":"\n