Pecihitam.org<\/strong> – Pendidikan adalah Suatu proses pembelajaran untuk menambah suatu pengetahuan yang dapat diwariskan dari masa ke masa. Agar penyebaran ilmu pengetahuan mudah dipahami maka perlu adanya metode pendidikan, termasuk halnya pendidikan agama islam. Metode pendidikan islam pada dasarnya sudah dicontohkan Rasulullah di masanya.<\/p>\n\n\n\n Dalam memberikan pendidikan kepada para sahabat, Nabi Muhammad saw telah menggunakan beberapa metode, yang sampai sekarang banyak diikuti oleh lembaga-lembaga pendidikan. Adapun metode pendidikan islam yang diterapkan Nabi Muhammad SAW di masanya adalah:<\/p>\n\n\n\n 1). Graduasi <\/strong>(al Tadarruj)<\/strong><\/em><\/p>\n\n\n\n Metode graduasi atau penahapan ini sebenarnya\nmerupakan metode al qur\u2019an dalam memebina masyarakat, baik dalam melenyapkan\nkepercayaan dan tradisi jahiliyah maupun yang lain. Demikian pula dalam\nmenanamkan akidah, al qur\u2019an juga memakai metode graduasi ini. (lihat di Ushul\nal-Hadits karya al-Khatib, Muhammad Ajjaj, Beirut, hal: 57)<\/p>\n\n\n\n Metodi graduasi dalam pendidikan Nabi saw ini\nbukan semata-mata karena al qur\u2019an diturunkan secara graduasi, melainkan juga\nmerupakan kebijaksanaan Nabi saw sendiri dalam pendidikan, sebab banyak contoh\nyang menunjukkan Nabi saw tetap melalui metode itu, meskipun terjadi pada akhir\nkehidupan beliau dimana al qur\u2019an sudah hampir tuntas diturunkan.<\/p>\n\n\n\n Misalnya, ketika beliau mengutus Muadz bin Jabal\nuntuk berdakwah di Yaman, pada tahun 10 H, menjelang haji wada\u2019 dimana sekitar\n4 bulan lagi beliau wafat. Muadz tidak ditugaskan untuk mengajarkan agama islam\nsecara sekaligus, melainkan secara bertahap, padahal ajaran islam pada saat itu\nsudah hampir lengkap karena masa turunnya al qur\u2019an hampir selesai. <\/p>\n\n\n\n 2). Levelisasi <\/strong>(Mura\u2019at al-Mustawayat)<\/strong><\/em><\/p>\n\n\n\n Penyampaian materi-,ateri dakwah atau pelajaran\nyang dilakukan Nabi Muhammad saw sering berbeda antara satu orang dengan yang\nlainnya. Hal ini karena beliau sangat memperhatikan tingkat kecerdasan orang-orang\ntersebut, seperti contoh ketika nabi berbicara dengan orang badui maka\nmenggunakan bahasa yang mereka fahami (bahasa badui), dan orang yang memiliki\nnalar yang tinggi, Nabi saw berbicara sesuai dengan tingkat kecerdasan dan\nbudaya mereka.<\/p>\n\n\n\n