Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":9657,"date":"2019-09-17T12:22:16","date_gmt":"2019-09-17T05:22:16","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=9657"},"modified":"2019-09-17T19:19:28","modified_gmt":"2019-09-17T12:19:28","slug":"rahasia-abah-guru-sekumpul-dicintai-banyak-orang","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/rahasia-abah-guru-sekumpul-dicintai-banyak-orang\/","title":{"rendered":"Rahasia Abah Guru Sekumpul Dicintai Banyak Orang"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Tidak bisa dipungkiri, mayoritas umat Islam di Kalimantan mengenal KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau lebih dikenal dengan Abah Guru Sekumpul. Hampir di setiap rumah, toko, warung, bahkan kantor, memajang foto beliau. Hari wafatnya diperingati di berbagai daerah. Bahkan di luar negeri. <\/p>\n\n\n\n
Puncaknya, di majlis yang dibangunnya, haul dihadiri jutaan manusia. Meski tanpa undangan, berbagai kalangan, dari rakyat jelata hingga Presiden Jokowi pernah hadir di acara tahunan ini. Semakin jauh dari hari wafatnya, bukannya manusia makin lupa. Justru makin banyak yang mencintai dan merindukannya. Apa rahasianya?<\/p>\n\n\n\n
Tak ada buah tanpa bibit. Tak ada badai tanpa angin. Semua pasti ada embrionya. Dimana sesuatu bermula, tumbuh, berkembang, hingga membuahkan hasilnya. Tidak terkecuali Abah Guru Sekumpul.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 1994, penulis memutuskan hijrah dari kampung halaman, sebuah desa di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ke Sekumpul Martapura, di mana Abah Guru Sekumpul membuka pemukiman dan majlis pengajian sejak tahun 1992. Tinggal menetap, aktif menghadiri pengajian dan mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Majlis Ar-Raudhah; nama majlisnya. <\/p>\n\n\n\n
Demikian hingga akhir masa pengajian dan beliau wafat tahun 2005. Sedikit banyaknya, penulis mengamati dan menemukan sesuatu yang -kita katakan saja- merupakan rahasia sukses beliau meraih cinta dari banyak kalangan. Kaya, miskin. Jelata, berpangkat. Ulama, awam. Semuanya terpaut cinta kepada beliau.<\/p>\n\n\n\n