Pecihitam.org<\/strong> – Ibnu Hajar adalah seorang ahli hadits dari mazhab Syafii<\/a><\/strong> yang terkemuka. Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar, namun lebih dikenal sebagai Ibnu Hajar al-Asqalani, dikarenakan kemasyhuran nenek moyangnya yang berasal dari Ashkelon, Palestina. Salah satu karyanya yang terkenal adalah kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan penjelasan dari kitab shahih Imam Bukhari<\/a><\/strong> dan disepakati sebagai kitab penjelasan Shahih Bukhari<\/a><\/strong> yang paling detail yang pernah dibuat.<\/p>\n\n\n\n Ibnu Hajar dilahirkan di Mesir pada tahun 773 H\/1372 M. Ayahnya meninggal dunia ketika beliau masih kecil, tepatnya pada bulan Rajab 779 H, saat Ibnu Hajar berusia enam tahun. Dalam hal ini, kita bisa menyimpulkan bahwa beliau tumbuh sebagai seorang yatim. Ibnu Hajar memulai masa remaja dengan menghafal al-Qur\u2019an, dan dikatakan beliau memiliki hafalan yang sangat cepat. Karena itulah, pada usia sembilan tahun beliau sudah bisa menghafal seluruh isi al-Qur\u2019an di bawah bimbingan Syekh Shadru ad-Din ash-Shafti.<\/p>\n\n\n\n Berkaitan dengan masalah ini al-Hafizh as-Suyuthi menyatakan; \u201cPada mulanya Ibnu Hajar fokus mendalami sastra dan syair (puisi). Namun, ketika telah mencapai tujuannya dalam bidang ini, sejak tahun 794 H beliau mendalami hadits. Beliau juga banyak mendengar hadits dari berbagai sumber dan mengembara sampai ke Irak. Di negeri tersebut, beliau berguru kepada Syekh al-Hafizh Abu al-Fadhl al-Iraqi. Tidak mengherankan jika Ibnu Hajar sangat unggul dalam ilmu hadis, dan begitu menonjol dalam seluruh cabang keilmuan ini.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Menginjak dewasa, Ibnu Hajar berguru kepada asy-Syams bin al-Qatthan, salah seorang pensihatnya dalam ilmu fikih dan Bahasa Arab. Selain itu, beliau juga berguru ilmu fikih kepada al-Ibnasi, Balyaqni, dan Ibnu Mulqin.<\/p>\n\n\n\n Ibnu Hajar al-Asqalani mengembara mencari ilmu hingga ke berbagai negeri yang termasuk wilayah Syam, Mesir, dan Hijaz. Terbukti, beliau pernah pergi ke Mekah, Damaskus, Yaman, Alexandria, dank e Qush (Afganistan) pada tahun 793 H, sampai ke daerah Sha\u2019id di Mesir. Selain itu, beliau juga mempelajari hadits dari ulama-ulama Haramain (Mekah dan Madinah), Baitul Maqdis (Palestina), Nablus (Palestina), Ramlah, dan Gaza.<\/p>\n\n\n\n Guru-guru Ibnu Hajar al-Asqalani<\/p>\n\n\n\n Ibnu Hajar al-Asqalani tercatat memiliki banyak guru yang menjadi kepercayaannya untuk memecahkan berbagai permasalahan. Jumlah gurunya bahkan tak tertandingi oleh siapa pun pada zamannya. Semua gurunya sangat menguasai sekaligus paling menonjol dalam bidangnya masing-masing. Di antaranya adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad at-Tanukhi al-Ba\u2019albaki (dalam bidang baca al-Qur\u2019an atau qira\u2019at), az-Zain al-\u2018Iraqi (dalam bidang ilmu hadis), al-Haitsami, al-Balqini, dan Majduddinal-Fairus Abadi (seorang ahli Bahasa), dan al-\u2018Izz bin Jama\u2019ah. Karena itulah Ibnu Hajar sangat menguasai berbagai disiplin ilmu.<\/p>\n\n\n\n Beliau mengutip (hadits-hadits) Abu al-\u2018Abbas dari Ahmad bin Umar al-Baghdadi, sementara hadits-hadits Abu Hurairah beliau kutip dari Abdurrahman bin al-Hafizh adz-Dzahabi dan Ibnu \u2018Irfah al-Maliki. Sedangkan dari kalangan wanita, beliau mengutip dari Maryam binti al-Adzra\u2019i.<\/p>\n\n\n\n Tidak hanya itu, Ibnu Hajar juga telah mendokumentasikan daftar guru-gurunya yang paling menonjol berikut biografi mereka dalam kitab karyanya yang berjudul al-Majma\u2019 al-Mu\u2019assan bi al-Mu\u2019jam al-Mufahras. Dalam kitab tersebut beliau menuliskan biografi guru-gurunya secara alfabetis, dan membaginya menjadi dua bagian. Pertama, mereka pernah mengajarinya ilmu hadits secara riwayat. Di samping itu, Ibnu Hajar juga mengklasifikasikan guru-gurunya berdasarkan ketinggian derajat mereka menjadi lima kelompok. Dalam setiap biografi masing-masing guru, beliau menuliskan hadits apa saja yang pernah beliau dengar dari guru tersebut. Sehingga sistematika penyusunan kitab itu berdasarkan hadits-hadits yang beliau dengar dari mereka.<\/p>\n\n\n\n Murid-murid Ibnu Hajar al-Asqalani<\/p>\n\n\n\n Di antara para murid yang pernah berguru kepada Ibnu Hajar adalah Syaikh Islam Zakariya bin Muhammad al-Anshari, Syamsuddin Muhammad bin Abdurrahman as-Sakhawi, Jamal Ibrahim al-Qalqasyandi, al-\u2018Izz bin Fahd, al-Burhan al-Biqa\u2019I, Syaraf Abdul Haqq as-Sinbathi, dan lain-lain.<\/p>\n\n\n\n Selain mengajar, Ibnu Hajar juga menjadi seorang mufti (pemberi fatwa) dan pendikte hadits, memegang tampuk kepemimpinan dewan guru di berbagai sekolah, seperti al-Hasaniyyah, al-Manshuriyyah, al-Baibarsiyyah, dan lain-lain. Beliau juga menjadi pemimpin di Lembaga pengadilan,mengarang berbagai kitab yang sangat bermanfaat dan tak tertandingi dalam bidang Ulumul Hadits. Lebih dari itu, beliau juga telah mendiktekan hadits yang beliau hafal di lebih dari seribu majelis. Dan di negeri Sultan Bilbars, beliau telah mendiktekan hadits selama kurang lebih 20 tahun.<\/p>\n\n\n\n Pada masa pemerintahan Sultan al-Mua\u2019ayyad (Mesir) beliau berkali-kali diminta menjadi hakim di negeri-negeri Syam, tetapi selalu menolak. Namun, pada akhirnya beliau menjadi hakim di Mesir pada masa pemerintahan Sultan al-Asyraf.<\/p>\n\n\n\n Karakter Keilmuannya<\/p>\n\n\n\nKelahiran dan Masa <\/strong>Muda<\/h3>\n\n\n\n
Mengembara dari Negeri ke Negeri Mencari Ilmu<\/strong><\/h3>\n\n\n\n