Pecihitam.org<\/strong> – Kitab Bidayatul Hidayah karya ulama besar Abu Hamid Muhammad al-Ghazali ini banyak disebut-sebut sebagai Mukadimah kitab Ihya Ulumuddin, karya masterpiece beliau yang sangat monumental itu.<\/p>\n\n\n\n

“Baiklah, akan aku tunjukkan permulaan hidayah itu, supaya engkau bisa menguji hati dan nafsumu. Jika engkau bertanya: ‘Lalu apa itu permulaan hidayah yang harus kuujikan kepada nafsuku?’ Maka ketahuilah bahwa permulaannya adalah lahiriah taqwa dan akhirnya adalah batinnya taqwa.”<\/em>
Demikian Imam Al-Ghazali<\/a><\/strong> dalam kitab ini.<\/p>\n\n\n\n

Jika al-Quran menyebut taqwa sebagai pakaian, dan pakaian taqwa itulah yang paling baik (Al-A’raf:26), maka dalam kitab ini Al-Ghazali membahas taqwa sedemikian praktis sehingga bagaikan pakaian siap pakai. Pertama-tama, beliau mendetailkan praktik-praktik taqwa dalam perilaku keseharian, seperti ketika bangun tidur dan berpakaian, masuk WC dan berwudhu, masuk masjid dan seterusnya. Itulah yang beliau sebut sebagai lahiriah taqwa atau awal hidayah.<\/p>\n\n\n\n

Batinnya? Kata beliau; “Engkau tidak akan bisa melewati batinnya, kecuali setelah menegaskan lahirnya.” <\/em>Kitab ini membahas proses awal seorang hamba mendapatkan hidayah dari Allah Ta\u2019ala, dimana sang hamba sangat membutuhkan pertolongan dan bimbingan dari-Nya. Juga menjelaskan seputar halangan maupun rintangan yang tersebar di sekitarnya, yaitu ketika sang hamba berusaha untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta, melalui tata cara dan adab yang benar.<\/p>\n\n\n\n

Kitab ini memberikan pesan kepada pembacanya bahwa memperoleh hidayah Allah, ma\u2019rifat kepada-Nya, hendaknya dimulai dan memang ditandai dengan keshalihan pribadinya dalam mengerjakan ibadah-ibadah harian. Tidak mungkin seseorang yang memperoleh hidayah\u2013kata Imam Al-Ghazali, pada saat yang sama melalaikan dan menyepelekan ibadah harian. Imam al-Ghazali melalui kitab ini memandu kita apa saja amalan harian yang sebaiknya dikerjakan, disamping berbagai amalan buruk yang harus dihindari.<\/p>\n\n\n\n

Salah satu amalan harian yang harus dikerjakan yang dipaparkan dalam kitab tersebut adalah menuntut ilmu. Menuntut ilmulah setiap hari. Jadikan ia amalan harianmu. Begitulah kurang lebih kesimpulan yang didapatkan.<\/p>\n\n\n\n

Diharapkan kita akan memahami bahwa menuntut ilmu adalah jalan memperoleh hidayah. Dan hidayah takkan hadir kepada orang yang malas menuntut ilmu atau menutup pintu-pintu ilmu.<\/p>\n\n\n\n

Kitab ini secara garis besar berisi tiga bagian. Yakni, bagian tentang adab-adab ketaatan, bagian tentang meninggalkan maksiat, dan bagian tentang bergaul dengan manusia, Sang Maha Pencipta, serta sesama makhluk. Menurut Imam al-Ghazali, jika hati kita condong dan ingin mengamalkan apa-apa yang ada di dalam kitab ini, maka berarti kita termasuk seorang hamba yang disinari oleh Allah dengan cahaya iman di dalam hati.<\/p>\n\n\n\n

Rincian dari tiga bagian itu adalah pembahasan tentang taat, yang di antaranya berisi tentang adab manusia sebagai hamba dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut meliputi adab ketika bangun tidur, adab masuk kamar mandi, adab wudhu, mandi, dan taaymum, adab menuju kemasjid, adab dalam pekerjaan setelah matahari terbit sampai sore, adab membaca shalawat, adab tidur, adab shalat, adab pada hari Jum\u2019at, adab puasa.<\/p>\n\n\n\n

Bagian kedua, kitab ini berisi tentang hal-hal yang sibut dengan makasiat dan tata cara menghindarinya. Sebagai bagian terakhir, kitab ini membahas tentang adab berinteraksi, baik dengan Pencipta maupun dengan sesama makhluk. Pembahasan ini cukup rinci, bahkan ada pembahasan tentang adab bertengkar dengan sesama.<\/p>\n\n\n\n

Kitab ini sangat cocok untuk semua kalangan, baik kalangan awam maupun kalangan terpelajar. Pembahasannya sangat sederhana dan terkait dengan tata cara manusia hidup dalam setiap harinya. Bagi orang awam tentu saja kitab ini adalah ilmu baru yang bisa menjadi penuntun mereka pada syariat Allah. Bagi kaum terpelajar, kitab ini juga layak dibaca sebagai pengingat karena aturan-aturan yang sederhana dalam beragama seringkali dilupakan karena sifat kesederhanaannya.<\/p>\n\n\n\n

Kitab Bidayatul Hidayah ini merupakan risalah yang sangat penting, yang apabila pembaca mengkajinya, maka dia akan mendapatinya berukuran kecil, tapi memiliki faedah yang sangat besar. Risalah ini menyambungkan masa lalu dengan masa kini dan masa depan. Risalah ini dipenuhi dengan faedah-faedah dan harta karun yang terselip di antara halaman-halaman dan baris-barisnya. Dipenuhi dengan sesuatu yang dapat mengembalikanmu kepada jalan yang benar dan cahaya yang menerangi; dan dipenuhi dengan mutiara-mutiara yang berkilau.<\/p>\n\n\n\n

Risalah ini hanya menginginkan agar engkau menyerap pengetahuan-pengetahuan dan ilmu-ilmunya, sehingga setanmu terjatuh ke dalam kebinasaan. Dia telah bersumpah untuk menyesatkan kita. Tapi dengan memeranginya, engkau dapat melemparkannya ke dalam jurang yang dalam, sehingga dia tidak dapat mendekati dan menggodamu. <\/p>\n\n\n\n

Silahkan download kitab tersebut pada link dibawh ini:

Kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam Al Ghazali<\/a><\/strong>
Terjemah Bidayatul Hidayah (Cara Meraih Hidayah)<\/a><\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Kitab Bidayatul Hidayah karya ulama besar Abu Hamid Muhammad al-Ghazali ini banyak disebut-sebut sebagai Mukadimah kitab Ihya Ulumuddin, karya masterpiece beliau yang sangat monumental itu. “Baiklah, akan aku tunjukkan permulaan hidayah itu, supaya engkau bisa menguji hati dan nafsumu. Jika engkau bertanya: ‘Lalu apa itu permulaan hidayah yang harus kuujikan kepada nafsuku?’ Maka […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":9958,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[4099],"tags":[4233,1824,809],"yoast_head":"\n