Dalil Al Inayah: Argumen Teleologis Filusuf Muslim Tentang Eksistensi Tuhan

Dalil Al Inayah

Pecihitam.org – Sebelumnya saya sudah menuliskan dua argumen filsafat Islam perihal eksistensi Tuhan, yakni melalui argumentasi kosmologi (baca disini) dan argumentasi ontologi ketuhanan (baca disini). Menurut argumen yang pertama (agumen kosmologis), para filusuf muslim mengamati fenomena alam semesta sebagai basis penjelasan eksistensi Tuhan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemudian, pada tulisan yang kedua, yakni argumen ontologis, Ibn Sina merasa tak puas dengan penjelasan para filusuf dengan argumen kosmologis yang dinilai kurang kuat. Berlandaskan alasan itu, Ibn Sina kemudian membangun argumentasi ontologi bahwa Tuhan merupakan titik pijak segalanya. Karena Tuhan itu ada sedari awal, maka alam semesta mungkin untuk ada (mumkin al-wujud).

Namun, ternyata dalam tradisi filsafat Islam masih ada penjelasan lain soal eksistensi Tuhan. Penjelasan ini disebut sebagai Dalil Al-Inayah atau Argument from Desaign atau juga sering disebut sebagai argumen teleologis.

Menurut Prof. Mulyadhi Kartanegara dalam bukunya Lentera Kehidupan: Panduan Memahami Tuhan, Agama, dan Manusia (2016), Dalil al Inayah atau argumen teleologis berusaha menjelaskan bahwa alam semesta ini diciptakan dengan tujuan tertentu, bukan random begitu saja. Alam diciptakan berdasarkan sebuah desain (rancangan) tertentu.

Baca Juga:  Joker dan Hakikat Manusia Menurut Filsafat Islam

Hal ini memiliki landasan dari nash al-Qur’an yang menyatakan bahwa “Langit dan bumi dicipta dengan tujuan tertentu (bil haqq)” (QS: 6:73). Dalam ayat lain juga dikatakan bahwa “Allah telah menciptakan segala yang ada di bumi (sebagai fasilitas) untuk manusia” (QS: 2:28).

Dalil itu mengemukakan bahwa alam semesta ini semuanya diciptakan bukan tanpa tujuan, ia sengaja diciptakan. Dan dari awal alam semesta ini memang sudah didesain sedemikian rupa mekanisme kinerjanya. Dari sini ada dua pokok hal yang harus digaris bawahi, yakni alam diciptakan ada: 1. Rancangannya (design), dan 2). Tujuannya.

Pertama, alam semesta diciptakan dengan sebuah rancangan. Demikian ini menurut Prof. Mulyadhi (2016) tampak dari segala keteraturan alam semesta yang di dalamnya ada hukum-hukum yang tepat dan pasti sehingga mereka dapat berjalan tanpa ada kekacauan.

Baca Juga:  Filsafat sebagai Warisan Islam yang Mengagumkan

Dalam galaksi kita misalnya, para planet (Merkurius, Bumi, Venus, Uranus, Mars dll) berputar pada porosnya dan berjalan mengelilingi matahari dengan periode waktu tertentu sehingga mereka tanpa pernah bertabrakan satu sama lain.

Kemudian juga di bumi kita ada berbagai hukum alam yang universal dan konstan sehingga semuanya dapat bekerja dengan teratur. Ada hukum gravitasi Newton, ada juga konstanta Bohr, ada juga konstanta Planck dan lain sebagainya. Dalam argumen teleologis, semua itu dicipta untuk menciptakan keteraturan alam semesta.

Kedua, alam semesta diciptakan memiliki sebuah tujuan. Prof. Mulyadhi (2016) mengatakan bahwa argumen alam dicipta memiliki tujuan, saat ini mulai banyak informasi pendukung dari kalangan fisikawan.

Melalui pembahasan mengenai the fine turning dalam fisika modern dengan adanya penemuan konstanta-konstanta fisika menggiring para fisikawan masyhur seperti Jhon Darrow dan Frank Tipler untuk berkesimpulan bahwa alam semesta digiring  pada akhirnya untuk mencapai tujuan tertentu.

Kesimpulan demikian itu amatlah mirip dengan dalil yang sempat dikutip di awal bahwa “Allah telah menciptakan segala yang ada di bumi (sebagai fasilitas) untuk manusia”. Selain itu, dalam dunia Tasawuf kesimpulan itu juga dekat dengan hadis qudsi yang menyatakan bahwa “Kalau bukan karena engkau (Muhammad), tidak akan Kuciptakan alam semesta.

Baca Juga:  Ilmu; Sifat ke-Sembilan dari 20 Sifat Wajib bagi Allah SWT

Demikianlah penjelasan filusuf muslim perihal eksistensi Tuhan melalui argumen teleologis, bahwa alam semesta ini diciptakan Tuhan dengan sebuah rancangan dan tujuan. Penjelasan itu belakangan juga diperkuat oleh informasi sains yang menyatakan adanya keteraturan alam dan adanya tujuan akhir alam semesta. Wallahua’lam.