Mantan Pendeta Ini Pilih Masuk Islam Meski Gerejanya Pernah Dibom

Pecihitam.org – Seorang mantan pendeta yang kini telah masuk Islam, Ibnu Mas’ud (55) saat ini tengah menyibukkan diri membersihkan sampah yang berserakan di makam keluarga pondok pesantren Al Hasani, Desa Jatimulyo, Alian Kebumen Jawa Tengah.

Pria yang berprofesi sebagai tukang kebun sekolah ini tak segan memungut sampah atau barang rongsokan untuk dijual kembali.

Hal yang ia kerjakan tersebut sangat bertolak belakang dengan kehidupannya dulu. Padahal, dulunya Ibnu Mas’ud adalah golongan masyarakay yang bergelimang harta saat masih menjadi pendeta di sebuah gereja di Mojokerto, Jawa Timur.

“Aktivitas saya sekarang azan di masjid, membersihkan makam, jadi tukang kebun dan memungut rongsok di tempat sampah,” kata Ibnu Mas’ud saat berbincang dengan SuaraJawaTengah.id lewat telepon, Kamis, 14 Mei 2020.

Baca Juga:  Soal Rencana Masjid Dibuka Saat New Normal, Ini Tanggapan MUI

Kehidupan pria mualaf ini berubah sejak memutuskan masuk agama Islam. Ia pun rela meninggalkan segala urusan dunia, termasuk istri dan anaknya yang tidak setuju masuk Islam.

Sebelum memeluk Islam, Ibnu Mas’ud memiliki nama Agus Setiyono. Ia memperoleh hidayah usai melihat bintang berbentuk lafadz Allah dengan aksara Arab di suatu tengah malam.

Merasa hal itu merupakan petunjuk kebenaran. Ia pun mantap masuk Islam. Setiyono pun kemudian disarankan untuk mempelajari Islam di Ponpes Lirboyo Kediri.

Akhirnya, Setiyono mengucapkan dua kalimat syahadat di Ponpes tersebut di bawah bimbingan KH Idris Marzuki saat masih hidup.

Usai mengucapkan syahadat, Setiyono mengganti namanya menjadi Ibnu Mas’ud.

Baca Juga:  Turunkan 7 Advokat, GP Ansor Kawal Rektor Undip Hadapi Gugatan Suteki

“Setelah sahadat, saya diajari wudu, membaca alif baa ta, salat yang benar. Dari situ saya menjalankan tata krama Islam dengan baik,” ujarnya.

Keputusan pendeta itu masuk Islam sempat ditentang kalangannya. Ia bahkan mengaku sempat mendapat ancaman. Namun siapapun tak bisa menggugat keputusannya. Mas’ud memutuskan meninggalkan kota dan orang-orang yang sempat berhubungan dengannya, termasuk keluarga.

Sebelum masuk Islam, Ibnu Mas’ud ternyata punya pengalaman tentang kejahatan terorisme yang sempat mengancam nyawanya. Gerejanya pernah dibom saat ia dan umat Kristiani lain menjalankan peribadatan Natal.

Ibnu Mas’ud yang kala itu masih menjadi pendeta ikut lari tunggang langgang untuk menyelamatkan diri.

Peristiwa tersebut bahkan menewaskan seorang anggota Banser NU yang sedang berjaga mengamankan gereja.

Baca Juga:  Sosok Almarhum Adik Gus Dur, Gus Im di Mata Gus Mus

Ibnu Mas’ud berhasil selamat dari insiden itu, meski ada jemaat yang luka karena terkena puing ledakan.

Kendati selamat, insiden itu melahirkan trauma mendalam bagi Ibnu Mas’ud. Namun, ia sama sekali tak membenci umat Muslim, malah memutuskan untuk memeluk agama Islam.

Muhammad Fahri