Meneladani Kesuksesan Dakwah Rasulullah

Meneladani Kesuksesan Dakwah Rasulullah

Pecihitam.org – Kesuksesan dakwah Rasulullah tidak bisa terbantahkan oleh siapapun, bahkan oleh orang non muslim sekalipun. Terbukti hal ini diakui oleh Michael H. Hart penulis buku “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia”, yang menempatkan Rasulullah sebagai pemimpin nomor satu paling berpengaruh sepanjang masa.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Rasulullah merupakan figur dengan teladan terbaik. Setiap hal ihwal beliau selalu mencerminkan teladan-teladan mulia yang patut untuk kita tiru. Sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Nabi bersabda :

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ ( رواه البخاري )

“Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”(HR. Bukhari)

Rasulullah sebagai Rasul terakhir pembawa risalah, mempunyai tanggung jawab besar dan tantangan hebat ketika berdakwah. Tanggung jawab beliau menyampaikan kalam Ilahi mendapatkan banyak penentangan dari berbagai kalangan.

Penentangan itu tidak hanya datang dari kaum jahiliyah, bahkan sebagian kerabat dekat beliaupun juga ada yang menentangnya, seperti paman beliau sendiri yaitu Abu Lahab.

Akan tetapi, berkat kegigihan beliau dalam berdakwah, Rasulullah berhasil merubah segala aspek tatanan kehidupan. Pertama kali beliau berdakwah ditengah-tengah masyarakat Arab yang primitif dan terbelakang, kini berubah menjadi tatanan manusia yang berilmu, beradab dan madani.

Baca Juga:  Lebaran Ketupat, Tradisi "Ngaku Lepat" dengan Menggunakan Media "Kupat"

Kesuksesan dakwah Rasulullah diabadikan dalam Al-Qur’an :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ ) ال عمران : ١٥٩)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Ali Imran : 159)

Ayat tersebut adalah menerangkan tentang kesuksesan dakwah beliau. Hal itu tidak lepas dari metode-metode dakwah yang beliau kemas dengan humanis.

Baca Juga:  Meneladani Toleransi Dakwah Rasulullah Sebagai Manifesto Islam Ramah

Beliau mengajarkan dakwah yang penuh kasih sayang dan saling menghormati. Tidak memaksakan kehendak dan sangat terbuka. Sehingga banyak umat yang tertarik dan berbondong-bondong untuk mengikuti ajaran beliau.

Akhir-akhir ini, banyak kita jumpai da’i atau penceramah yang isi ceramahnya tidak mencerminkan akhlak Nabi. Hal ini bisa kita lihat dari penceramah yang notabenenya pemahaman agamanya masih amatir. Sehingga fenomena saling membid’ahkan dan mengkafirkan mudah sekali keluar dari lisan mereka.

Untuk menyikapinya, tentu kita perlu kedewasaan pemikiran dan kedalaman khazanah intelektual. Gerakan ini sangat berbahaya dan sudah berada pada level akut. Jika kita tidak bisa merespon dengan cepat dan tepat, maka mereka akan mudah menjalar ke seluruh pelosok negeri ini dan bisa mengancam eksistensi kehidupan berbangsa.

Akhlak Rasulullah adalah akhlak yang senantiasa menghormati bukan mencaci, merangkul bukan memukul, dan menyayangi bukan memusuhi. Sesuai keterangan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah : 128

Baca Juga:  Mimpi Bertemu Nabi Muhammad, Adakah Riwayat Tentang Hal Ini dari Beliau?

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (At-Taubah : 128)

Kita sebagai umat Rasulullah memiliki kewajiban bersama untuk ikut serta menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Masing-masing manusia punya perspektif tersendiri dalam memahami ajaran-ajarannya. Perbedaan adalah rahmat.

Saling terbuka dan lapang dada dalam menerima perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Dari hal itulah yang nantinya akan menciptakan kehidupan yang rukun, damai, dan sejuk.

Erik Mahendra
Latest posts by Erik Mahendra (see all)