Amalan Ringan Ini Ternyata Pahalanya Sama dengan Membangun Rumah di Surga

membangun rumah di surga

Pecihitam.org – Membangun rumah di dunia masih sangat mungkin, tapi bagaimana jika kita membangun rumah di surga? Seperti apa kira-kira caranya? Usut punya usut ternyata ada amalan yang bisa kita kerjakan, yang mana pahalanya dibangunkan rumah indah di surga oleh Allah Swt.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nah, saat ini kita hidup dan tinggal di atas bumi-Nya Allah Swt yang sifatnya sementara, apapun harta, jabatan, rumah yang megah sekalipun kelak akan tidak ada gunanya di akhirat. Sebab Allah Swt hanya akan menilai setiap amal kebaikan dan keimanan serta ketaqwaan dari hamba-Nya.

Di akhirat tidak ada satupun manusia yang dapat membantu dan menolong manusia lainnya selain amal shaleh karena mereka sibuk dengan dirinya sendiri. Oleh sebab itu maka selagi kita masih di berikan kesempaatn oleh Allah Swt untuk hidup maka sebaiknya kita gunakan untuk memprbanyak amal shaleh dan ibadah kita sebagai tabungan kita di akhirat.

Kelak kita akan menemui kehidupan yang kekal yaitu di akhirat dan pasti seluruh umat islam ingin sekali bisa menempati surga Allah Swt. Dalam sebuah hadist di riwayatkan bahwa ada amalan-amalan yang apabila di kerjakan, maka diibaratkan kita sedang membangun rumah di surga.

Baca Juga:  Penyakit Berbahaya pada Manusia yang Ada Sejak Zaman Dahulu

Dari sekian banyak amal shaleh yang bisa kita kerjakan salah satunya adalah dengan membiasakan dan memperbanyak shalat sunnah. Hal tersebut di jelaskan oleh At-Tirmidzi dalam riwayatnya, bahwa seorang yang mengerjakan shalat sunnah sebanyak dua belas rakaat setiap harinya, maka ia sama saja dengan sedang membangun rumah di surga.

من صلى فب يوم وليلة اثنتي عشرة ركعة بني له بيت في الجنة اربعا قبل الظهر وركعتين بعدها وركعتين بعد المغرب ركعتين بعد العشاء وركعتين قبل صلاة الفجر

“Siapa saja yang mengerjakan shalat dua belas rakaat setiap harinya, maka ia akan memperoleh rumah di surga. Shalat dua belas rakaat yang di maksud adalah empat rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah magrib, dua rakaat setelah isya’ dan dua rakaat setelah shubuh,” (HR. At-Tirmidzi).

Berdasarkan hadist di atas di sebutkan bahwa apabila seseorang senatiasa memperbanyak shalat dua belas rakaat setiap harinya yaitu,

  • Empat rakaat sebelum dzuhur
  • Dua rakaat setelahnya
  • Dua rakaat setelah magrib
  • Dua rakaat setelah isya’
  • Dua rakaat setelah shubuh
Baca Juga:  Sepuluh Adab Menuntut Ilmu Menurut KH Hasyim Asy'ari

Shalat dua belas yang di maksud adalah Sholat Sunnah rawatib, shalat Sunnah yang menyertai sholat fardhu. Dikerjakan sebelum dan sesudah sholat fardhu. Atau di sebut dengan sholat Qabliyah dan Ba’diyah. Jadi selain mengerjakan shalat fardhu, maka kita kita juga di anjurkan untuk melaksnakan sholat rawatib dua belas rakaat yang telah di sebutkan di atas.

Meskipun hukumnya adalah shalat sunnah, namun sholat sunnah rawatib dua belah rakaat di atas termasuk dalam sunnah yang muakkad, sehingga lebih utama jika di kerjakan. Sesuai dengan yang telah di sebutkan pada hadist sebelumnya, begitu sangat di anjurkannya shalat Sunnah dua belas rakaat sehingga Allah Swt pun menyediakan rumah di surga bagi siapapun yang senantiasa memperbanyak mengerjakan sholat Sunnah tersebut.

Baca Juga:  Asbabun Nuzul Surat al Waqiah Lengkap dengan Kandungan Isinya

Jadi, Salah satu cara membangun rumah di surga adalah dengan selalu mengamalkan sholat Sunnah dua belas rakaat, yang di kerjakan sebelum dan sesudah sholat fardhu. Seperti yang telah di sebutkan dalam hadist di atas. Yaitu empat rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah magrib, dua rakaat setelah isya’ dan dua rakaat setelah shubuh atau yang biasa disebut dengan shalat Sunnah rawatib. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik