Benarkah Wahabi adalah Pengikut Ahlussunnah? Pahami dulu Sejarah Berdirinya Sekte Wahabi

Benarkah Wahabi adalah Pengikut Ahlussunnah? Pahami dulu Sejarah Berdirinya Sekte Wahabi

PeciHitam.org – Beberapa dari kita mungkin banyak yang sering mendengar kata Wahabi. Lalu, apa sih maksudnya? Jadi begini, Istilah Wahabi adalah istilah yang merujuk pada pengikut aliran Muhammad bin Abdul Wahab.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nah, Muhammad bin Abdul Wahab ini lahir di Uyainah pada tahun 1703 Masehi. Ia berasal dari daerah timur Arab Saudi yang sekarang atau tepatnya dari daerah Najd. Pengikut aliran Ibn Abdul Wahab inilah yang kita kenal dengan sebutan Wahabi sampai sekarang ini.

Rasulullah pernah menyinggung tentang tempat kelahiran Muhammad bin Abdul Wahhab ini. Rasulullah bersabda, “Di sana akan muncul kegoncangan dan fitnah, dan di sana pula nanti muncul tanduk setan” (HR. al-Bukhari). Perlu diketahui bahwa hadis ini memang tidak merujuk langsung kepada Muhammad bin Abdul Wahhab.

Namun dapat ditelusuri melalui fakta sejarah bahwa kemunculan beberapa kelompok atau aliran yang meresahkan umat Islam pernah lahir di daerah tersebut. Salah satunya adalah kemunculan nabi palsu yang bernama Musailamah al-Kadzab.

Aliran ini terkenal memiliki pemahaman Islam yang fundamental. Memahami al-Quran dan Hadis secara tekstual. Sehingga jika dibenturkan dengan realitas sosial seringkali terjadi gesekan yang begitu keras. Tidak heran jika kita sering menjumpai kelompok yang sering membid’ahkan amalan tertentu atau bahkan mengkafirkan orang yang melakukan amalan tersebut yang dianggap tidak sejalan dengan pemikiran mereka.

Baca Juga:  Kenapa Kaum Khawarij Membenci Ali bin Abi Tholib? Ini Alasannya

Pemahaman Muhammad bin Abdul Wahhab memang tergolong kontroversial. Gagasan yang paling mendasar dari wahabi adalah pemurnian terhadap ajaran Islam. Segala sesuatu yang terjadi atau masalah yang timbul hari ini, harus mencari solusinya melalui Al-Quran dan Sunnah. Al-Quran dan Sunnah ini menjadi rujukan utama dari segala persoalan yang terjadi.

Padahal seperti yang kita ketahui bersama, persoalan yang terjadi dari masa ke masa selalu berkembang dinamis. Permasalahan yang terjadi di suatu masa yang sama di tempat yang berbeda tentu penyelesaiannya tidak bisa sama persis.

Begitu juga sebaliknya, meskipun permasalahan tersebut terjadi di tempat yang sama dengan di waktu yang berbeda juga dapat menghasilkan penyelesaian yang berbeda pula. Sehingga tidak heran jika banyak ulama yang mengkritisi pemikiran wahabi tersebut, di antaranya ulama Ahlussunah waljama’ah.

Muhammad bin Abdul Wahhab memang begitu dibanggakan oleh para pengikutnya, namun ayah kandungnya sendiri yaitu Abdul Wahhab justru terusik dengan pemikiran anaknya. Ia merasa aneh sekaligus janggal. Begitu juga dengan Sulaiman bin Abdul Wahhab, yaitu kakak kandung Muhammad bin Abdul Wahhab. Ia justru mengkritik, bahkan menolak pemikiran adiknya ini. Kritikan kakaknya (Sulaiman bin Abdul Wahhab) ini, ditulis dalam sebuah kitab yang berjudul al-Shawa’iq al-Ilahiyyah fi al-Radd ‘ala al-Wahabiyyah.

Baca Juga:  Keikutsertaan Wahabi dalam Agenda Nasrani Britania Menghapus Mazhab Suni

Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab yang kontroversial ini, di antaranya mengenai ziarah kubur dan tawassul yang dianggap sebagai amalan yang menjurus ke dalam kemusyrikan. Hal ini tentu mengundang banyak respon negatif dari para ulama Ahlussunnah wal Jamaah.

Seperti yang kita ketahui bersama, yang memiliki atau yang mengamalkan tradisi ziarah kubur dan tawassul ini sebagian besar merupakan ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Sehingga tidak heran jika ulama Ahlussunnah wal Jamaah mengkritik habis-habisan pemikiran kontroversial Muhammad bin Abdul Wahhab tersebut.

Oleh sebab itu, aliran yang populerkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab akhirnya tidak mau lagi menggunakan nama Wahabi. Mereka justru mengarang cerita baru bahwa aliran Wahabi yang sebenarnya ialah yang dinisbatkan kepada pengikut Abdul Wahab bin Rustum (211 H), bukan kepada Muhammad bin Abdul Wahab.

Perlu diketahui bahwa di masa tersebut memang terdapat dua nama besar yang menggunakan nama Abdul Wahab. Abdul Wahab bin Rustum adalah pengikut paham khawarij yang mengafirkan muslim yang melakukan dosa, serta memberontak kepada pemerintahan Islam.

Namun, berdasarkan data sejarah, pengikut Abdul Wahab bin Rustum ini tidak dinamakan Wahabi (الوهابية), namun dengan istilah Wahbiyyah (الوهبية). Abdul Wahab bin Rustum bukanlah pendiri aliran Wahbiyah. Pendiri aliran Wahbiyah yang sebenarnya bernama Abdullah bin Wahbi al-Rasibi.

Baca Juga:  Tak Selalu Buruk, Ini 5 Sisi Positif dengan Hadirnya Aliran Wahabi

Jadi dapat disimpulkan bahwa menisbahkan aliran wahabi kepada Abdul Wahab bin Rustum bukanlah hal yang tepat. Penisbatan tersebut hanya untuk mengaburkan istilah Wahabi sendiri yang mengalami penolakan yang begitu banyak karena pemikirannya yang keras tadi.

Namun sebenarnya para pengikut Wahabi yang sebenarnya adalah (pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab) justru bangga, karena seolah-olah merekalah yang paling sesuai dengan ajaran al-Quran dan Hadis (Sunnah).

Mohammad Mufid Muwaffaq