Ini Penting Saya Utarakan! Sombongnya Gus Baha itu Berdasarkan Ilmu

sombongnya gus baha

Pecihitam.org – Ini penting saya utarakan supaya kalian semua paham.! Bagi yang baru mendengar kajian Gus Baha pasti akan timbul kesan, begitu angkuh dan sombongnya beliau. Sebab pada setiap kajian seringkali, nada dan kata-kanya menggambarkan demikian. Apalagi bagi para hatters beliau!

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Misalnya beliau sering berkata;

“Aku iku ulama'”;
(saya itu ulama)

“Sakjane maqomku iku wes duwur, tapi berhubung aku dipasrahi santri koyo sampean, aku mudun maneh menggoblokkan diri”;
(Sebetulnya maqomku itu lebih tinggi, tapi berhubung aku dipasrahi santri seperti kalian, ya saya turun pangkat menggoblokkan diri)

“Aku iku apal Qur’an dan ribuan hadits, kok bok saingi Arba’in, kalau ngajak debat iku mbok ya seimbang!”.
(Saya itu hafal Al-Quran dan ribuan hadist, ko kamu saingi sekelas Arbai’in. Kalau ngajak debat itu yang seimbang).

“Aku iku kadang yo heran, uwong kok gobloke ngono”
(Saya itu kadang heran ada orang ko gobloknya seperti itu)

“Aku setengah (hampir) hapal ihya’ loo, kataman bolak-balik, nek gak percoyo ayo tak tes, nek koe kan melu khataman tapi gak tau ngaji khatam”
(Saya itu hampir setengah hafal kitab Ihya Ulumudin lhoo, khataman bolak-balik, kalau nggak percaya ayo kita tes. Kalau kamu kan ikut khataman tapi nggak pernah ngaji khatam).

“Saya berharap diundang cukup sekali ini saja, jangan diundang lagi, sebab mencintai ulama’ itu baik, tapi mengatur ulama’ itu dosa”.
(Saya berharap diundang cukup sekali ini saja, jangan diundang lagi. Sebab mencintai ulama itu baik tapi mengatur ulama itu dosa).

Dan yang paling baru dan mencengangkan itu ketika beliau di Kantor PBNU; “Jika PBNU niatnya mengangkat saya (sebagai Rois Syuriah) itu sebab iqror bahwa orang (saya) yang sudah manfaat itu di angkat, maka saya terima. Tapi kalau merasa mengangkat (ketenaran) saya, tak lawan di pengadilan, tak lawan sampai akhirat”

Baca Juga:  Gus Baha Ditanya, Melakukan Maksiat Apakah Termasuk dalam Takdir Allah?

Sebagai orang yang di angkat atau diberi jabatan Rois Syuriah, berani melontarkan statemen yang demikian. Itu menurut saya hal yang luar biasa. Orang yang gila jabatan, atau bukan orang yang benar-benar alim dan berkarakter kuat tidak akan berani. Saya jamin!

Beberapa kalimat di atas mungkin akan terkesan sombong jika yang mendengar orang baru. Namun bagi muhibbin (pengagumnya) saya yakin tidak.

Saya pribadi memaknai, kalimat beliau sebagai bentuk “pD” bagi mereka yang berilmu (mumpuni). Namun akhirnya saya paham bahwa ternyata bukan demikian motifnya, tetapi berdasarkan Hadis Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam.

Jawaban itu saya dapati ketika beliau menjelaskan perihal sombong.

“Aku iki sombong, tapi nyombongi koe kabeh, ora nyombongi Allah, Ulama’ kadang-kadang kudu sombong, nek gak sombong malah rusak kabeh, Gusti Allah malah melaknat, dadi ojo sok rendah hati”.
(Saya ini sombong, tapi menyombongi kalian semua bukan menyombongi Allah. Ulama kadang-kadang harus sombong, kalau nggak sombong malah rusak semua, Gusti Allah malah melaknat, jadi jangan sok sok rendah hati.)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ( صلى الله عليه و آله ) : ” إِذَا ظَهَرَتِ الْبِدَعُ فِي أُمَّتِي فَلْيُظْهِرِ الْعَالِمُ عِلْمَهُ ، فَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ

Baca Juga:  Sekilas Mengenali Asal-Usul dan Nasab Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Jadi memang Wow,, sombongnya beliau (Gus Baha)saja berdasarkan ilmu, berdasar sunnah, apalagi soal lain! Hemm. Mulai saat itulah saya lebih mantab lagi terhadap beliau, bahwa beliau bukan sembarang Ulama’.

Makanya penting saya utarakan, karena ini masyhur, ben ruh pentinge ngaji. Paham ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *