Rafidhi dan Nashibi Saudara Kembar Sekte Islam yang Salah Jalan

Rafidhi dan Nashibi

Pecihitam.org – Dalam sejarah perjalanan Islam, ada dua sekte kembar yang salah jalan yaitu Rafidhi dan Nashibi. Diaktakan sebagai dua sekte kembar salah jalan karena keduanya adalah sekte pencela.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Perbedaannya yaitu jika Rafidhi, Rawafidh atau Rafidhah adalah sekte yang gemar mencela sahabat nabi sedangkan Nashibi atau Nawashib adalah pencela ahlul bait, dzuriyat atau keluarga nabi.

Untuk sekarang ini kelompok Nashibi menamakan diri mereka sebagai Salafi sedangkan ulama Sunni menyebut kelompok mereka dengan Wahabi-Takfiri. Mengkafirkan umat Islam yang tidak sejalan dengan pemikiran dan penafsiran yang mereka pakai.

Kelompok ini merasa sebagai pewaris tunggal tahta dan kavling surga sehingga kelompok lain mereka anggap sesat (ahli bid’ah) dan penghuni neraka.

Rafidhi merupakan pecahan atau sempalan dari madzhab Syiah, sedangkan Nashibi adalah sempalan dari madzhab Sunni. Disebut menyempal atau membelot karena tidak sesuai dengan ajaran Islam yang memuliakan nabi, keluarga atau keturunan nabi (dzuriyat) dan sahabat nabi.

Bagi Rafidhi, mereka hanya mencintai ahlul bait atau keturunan nabi sedangkan mencintai sahabat nabi bagi mereka adalah kehinaan dan dosa. Rafidhi sangat mengagungkan dzuriyat nabi bahkan memujanya, adapun mencela sahabat nabi mereka anggap sebagai ibadah dan berpahala. Bahkan mereka enggan menyematkan gelar kemuliaan Radhiallahuanha untuk Sayyidah Aisyah apalagi gelar kemuliaan pada sahabat-sahabat nabi yang lain.

Kelompok Rafidhi juga begitu anti dengan sahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman. Karena mereka semua dianggap telah merampas kekuasaan politik (khalifah) pasca Rasulullah Saw yang seharusnya diberikan kepada Ali bin Abi Thalib. Karena konflik politik perang saudara, kebencian dan dendam dimasa lalu terbawa hingga kini.

Baca Juga:  Sebentar Lagi Idul Fitri, Yuk Ketahui 6 Hal Saat Lebaran di Zaman Nabi

Sebaliknya, kelompok Nashibi begitu mengagungkan sahabat, namun punya doktrin dan kewajiban mencela dzuriyat nabi. Bisa kita saksikan kelompok Nashibi yang sekarang mengaku sebagai salafi ini kerap menghujat habaib, ulama, auliya’, kiai dengan membabi buta dan menuduh orang-orang yang menghormati dan memuliakan mereka sebagai sebuah pengkultusan atau pemujaan.

Tidak hanya itu, kebenciaan para Nashibi ini juga sangat anti dengan peringatan-peringatan yang didalamnya menyanjung atau menyebut nama-nama dzuriyat nabi dan ahlul bait. Membenci maulid, anti haul, anti ziarah, anti shalawat dan berbagai macam peringatan yang didalamnya disebutkan sirah (kisah-kisah) perjalanan hidup nabi dan keluarganya.

Lebih jauh lagi, para Nashibi ini begitu mudahnya mencela ayah, ibunda dan keluarga nabi sebagai ahli neraka karena kekafiran dan kejahiliyahan. Menurut mereka, kedua orang tua nabi tidak akan selamat dari api neraka karena syariat nabi belum sampai pada keduanya. Apa ini tidak kurang ajar namanya.

Dengan doktrin bahwa kedua orang tua nabi sesat dan ahli neraka, para Nashibi yang saat ini menjadi penguasa Arab, mereka menelantarkan makam ibunda nabi dan berusaha membumihanguskan situs-situs, perjalanan sejarah dan jejak-jejak kehidupan nabi, istri dan keluarganya.

Bayangkan, kedua sekte yang sudah dijelaskan di atas benar-benar sudah salah jalan dan kelewat jauh. Maka kita sebagai Ahlussunmah Wal Jama’ah (Aswaja) atau Sunni wajib bersyukur karena telah dianugerahi sebagai umat Islam yang memiliki dua kecintaan yaitu cinta kepada nabi (hingga dzuriyatnya) dan kecintaan kepada sahabatnya. Dua kecintaan ini yang tidak dipunyai dua kelompok ekstreem Rafidhi dan Nashibi.

Baca Juga:  5 Sumber Literatur Perkembangan Islam di Nusantara yang Harus Umat Tahu

Bisa dibilang, untuk mendamaikan dan menyatukan kedua sekte ekstrim ini (Rafidhi dan Nashibi) sangatlah sulit. Bahkan mungkin dua kutub yang saling berseberangan dan bertentangan tidak akan bersatu hingga akhir zaman, karena keduanya sama-sama merasa paling benar sendiri.

Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, kedua kelompok ekstrim ini adalah sebagai sebuah cobaan dan batu ujian. Itu sebabnya muslim Sunni jangan sampai terjebak kedalam dua kubangan kelompok ekstrim ini. Karena kedua sekte ini akan senantiasa menghembusakan provokasi untuk tertarik dan larut mengikuti ideologi mereka.

Jika Rafidhi memprovokasi Sunni supaya membenci, mencela sahabat dan orang-orang orang yang bukan keluarga nabi sebagai kelompok terlaknat dan sesat. Maka sebaliknya, kelompok Nashibi mengajak Sunni agar membenci keluarga atau ahlul bait nabi. Membenci habaib, ulama, kiai, para wali dan orang-orang shalih.

Dua karakter pencela dari kelompok ekstrim ini sampai kapanpun tidak akan pernah melekat dalam tubuh Sunni. Sebab Ahsunnah Wal Jamaah bukanlah kelompok pelaknat, pencela atau pencaci maki sahabat dan juga keluarga nabi.

Karakter Aswaja adalah memuliakan, menghormati dan menjunjung tinggi semua yang telah berjasa besar dan berjuang bersama nabi dalam menyebarkan syiar Islam. Tanpa kecintaan kita kepada nabi, keluarga dan dzuriyatnya maka mustahil kita akan mendapatkan syafaat nabi.

Sedangkan, kecintaan kita kepada sahabat nabi juga merupakan kecintaan kita kepada nabi. Sebab betapa banyak para sahabat yang juga turut berjasa dalam membantu perjuangan nabi hingga akhirnya ajaran Islam tersebar keseluruh penjuru dunia termasuk ke Nusantara.

Baca Juga:  Banyak Muslim Indonesia yang Suka Memakai Jubah, Inilah Awal Mulanya Digunakan

Sahabat Muhajirin, sahabat Anshar, sahabat yang turut serta dalam perang Badar, sahabat dalam perang Uhud dan peperangan yang lain, sahabat para penghafal Al-Qur’an, sahabat penulis wahyu Al-Qur’an, sahabat periwayat hadits dan sahabat-sahabat lain yang telah rela mengorbankan darah dan perjuangan hidupnya demi tersebarnya ajaran Islam. Mereka semua adalah sahabat-sahabat mulia yang perjuangannya dapat kita jadikan teladan dalam kehidupan kita.

Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama dalam kitabnya Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah telah memperingatkan umat Islam akan bahayanya kedua sekte ini. Mereka seperti duri dalam daging bagi umat Islam, karena tidak sesuai dengan misi ajaran Islam yang memuliakan dzuriyat dan sahabat nabi.

Maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk menolak dan membentengi akidahnya dari kedua sekte ekstrem ini. Oleh karenanya adanya Nahdlatul Ulama yang artinya Kebangkitan Ulama, menjadi benteng pertahanan akidah Ahlussunnah Waljamaah bagi umat Islam dinusantara agar tidak dirusak oleh kedua sekte yang sesat ini. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik