Kisah Said bin Amir Seorang Pemimpin yang Takut dengan Dunia

Said bin Amir

Pecihitam.org – Dalam kitab kitab al-Arabiyyah li al-Nasyiin dikisahkan, pada suatu ketika Umar bin Khattab di datangi oleh para utusan dari penduduk Himisho menemui dirinya. Kemudian Khaifah Umar bin Khattab mengatakan, “Coba tuliskan untukku nama-nama kaum yang fakir dari kalian agar aku dapat memberikan kepada mereka harta kas milik orang-orang muslim”

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemudian para delegasi dari penduduk Himisho tersebut menuliskan daftar nama-nama kaum fakir dari penduduk Himisho. Namun di dalam daftar nama kaum fakir terdapat salah satu nama yang membuat Khalifah Umar merasa kaget , yaitu Said bin Amir.

Khalifah Umar bin Khattab lalu bertanya kepada mereka “ Siapakah Said bin Amir ? “. Mereka menjawab “ Dia adalah pemimpin kami”. Mendengar jawaban dari penduduk Himisho tersebut Khalifah Umar bin Khattab terheran-heran, beliau kembali bertanya “ Apakah pemimpin kalian fakir?”. Mereka pun menjawab “ Iya, wahai Amirul Mu’minin, demi Allah bahkan ia bisa melewati hari-harinya tanpa tungku api di rumahnya.”

Khalifah Umar bin Khattab kemudian menangis , dan meletakkan uang sebanyak seribu dinar ke dalam sebuah kantong. Beliau berkata “ Berikanlah uang ini kepada Said bin Amir untuk kebutuhan hidupnya”.

Uang tersebut di serahkan kepada delegasi penduduk Himisho untuk di serahkan kepada Said bin Amir. Sesampainya para delegasi penduduk di Himisho, mereka langsung menyerahkan kantong dari Umar bin Khattab kepada Sai bin Amir.

Baca Juga:  Mukjizat-Mukjizat Nabi Musa AS dalam Kisah yang Terdapat dalam Al-Quran

Namun, saat menerima kantong dari khalifah Umar bin Khattab tersebut Said justru terkejut dan mengucapkan “ Innalillahi wa Inna ilaihi ra’jiun” seakan-akan ia baru tertimpa musibah. Istri Said bin Amir pun bertanya “ Ada apa wahai suamiku? Apakah Amiru Mukminin wafat?”.

Said lalu menjawab “ ini lebih dahsyat dari itu, karena dunia telah masuk untuk merusak akhiratku.” Said sangat bersedih saat menerima uang dari Khalifah Umar karena baginya hal-hal duniawi berupa materi hanya akan merusak imannya terhadap Allah Swt.

Kemudian Istri Said bin Amir memberi nasehat padanya “Wahai suamiku, Bebaskan saja dirimu dari dunia itu.” Saat itu Istri Said belum mengetahui isi kantong berupa sejumlah uang dinar yang di berikan oleh Khalifah Umar bin Khattab kepada suaminya tersebut.

Lalu Said bin Amir pun berkata pada istrinya “ Apakah kamu mau membantuku untuk terbebas dari perkara dunia ini, wahai istriku ?”. istrinya lalu menjawab “ Iya”. Said bin Amir pun memilih untuk membagikan dinar tersebut kepada kaum muslim yang fakir di Himisho.

Baca Juga:  Kisah Karomah Mbah Soleh yang Meninggal Sembilan Kali

Suatu hari ketika Khalifah Umar bin Khattab datang ke Himisho, ia bertemu dengan penduduk di sana dan menanyakan tentang seorang Said bin Amir. Maka dengan sangat bangga para penduduk Himisho memuji pemimpinnya tersebut.

Namun ternyata ada tiga hal yang tidak di sukai para penduduk dari sosok Said bin Amir. Kemudian Khalifah Umar bin Khatab meminta penduduk Himisho untuk memanggil Said bin Amir dan di hadapkan di depan masyarakatnya.

“Apa yang kalian semua keluhkan dari sosok pemimpin kalian ? Tanya khalifah Umar kepada para penduduk Himisho. Lalu di jawab oleh para penduduk, “Sungguh, ia selalu datang terlambat saat berangkat ke kantor.”

Khalifah Umar memandang Said dan meminta agar ia segera menjawab, Said pun menjawab, “Demi Allah, sungguh aku tidak suka membicarakan tentang ini, aku tidak memiliki pembantu, maka akulah yang harus membuat adonan roti untuk keluargaku. Kemudian aku menunggu sampai agak kemerah-merahan barulah aku membuat roti dari adonan itu. Setelah itu aku mengambil air wudlu dan pergi ke kantor.”

Khalifah Umar kemudian bertanya lagi, “Apa lagi yang akan kalian adukan tentang sosok Said ?” Para orang-orang pun menjawab, “Sungguh, di setiap bulan terdapat satu hari d mana ia tidak mau bertemu atau di temui oleh siapapun”.

Baca Juga:  Kisah Tentang Wabah Pandemi dalam Sejarah Islam

“ Lalu apa alasanmu mengenai hal ini wahai Said ?” tanya Khalifah Umar.
“Aku tidak memiliki pembantu untuk mencuci bajuku, dan aku tidak memiliki baju lain selain yang aku pakai ini. Da di hari itu aku pergunakan untuk mencuci bajuku, akupun menunggunya sampai kering, barulah aku bisa pergi untuk bekerja.”

“Segala puji bagi Allah yang tidak mengecewakan dugaanku tentangmu.” Kata Khalifah Umar bin Khatab yang saat itu menjadi hakim di antara Said bin Amir dengan masyarakatnya.

Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik