Tabarruk di Makam Ulama: Ngalap Berkah dari Orang-orang Shaleh

Tabarruk di Makam Ulama

Pecihitam.org – Bartabarruk (ngalap berkah) di makam ulama sudah banyak yang mempraktekkan, dikalangan orang nahdiyin sering melakukan tabarruk dengan mendatangi makam para aulia, ulama serta makam orang yang diyakini sebagai penyebar kebaikan. Seperti halnya tabarruk di makam para Wali yang tersebar luas di tanah Nusantara, tabarruk di makam para Kyai-kyai sepuh yang karismatik.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Masyarakat kita seringkali mendatangi orang-orang saleh dan para ulama sepuh dengan tujuan mengalap berkah kebaikan. Para ulama dan orang saleh memang ada barokahnya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَلْبَرَكَةُ مَعَ أَكَابِرِكُمْ “. رواه ابن حبان (١٩١٢) وأبو نعيم في “الحلية” (٨/١٧٢) و الحاكم في “المستدرك” (١/٦٢) و الضياء في “المختارة” (٦٤/٣٥/٢) و قال الحاكم : “صحيح على شرط البخاري” . و وافقه الذهبي.

“Dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Berkah Allah bersama orang-orang besar di antara kamu.” (HR. Ibn Hibban (1912), Abu Nu’aim dalam al-Hilyah (8/172), al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/62) dan al-Dhiya’ dalam al-Mukhtarah (64/35/2). Al-Hakim berkata, hadits ini shahih sesuai kriteria al-Bukhari, dan al-Dzahabi menyetujuinya.)

Suatu hal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah salah satunya adalah ziarah ke makam para Nabi atau para Wali. Baik ziarah tersebut dilakukan dengan tujuan mengucapkan salam kepada para ulama dan para wali atau bertujuan untuk tabarruk atau kata lainnya adalah ngalap berkah dengan berziarah ke makam mereka.

Baca Juga:  Bekas Sujud Itu Kebaikan Perilaku, Kalau Jidat Hitam Itu Bekas Karpet

Maksud tabarruk disini adalah mengharap berkah dari Allah SWT dengan perantara ziarah ke makam para aulia. Orang yang berziarah dan bertabarruk di makam para ulama dan para wali sejatinya adalah salah satu upaya mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

Orang yang berpendapat bahwa ziarah wali dengan tujuan tabarruk adalah syirik merupakan orang yang salah kaprah. Ia tidak memiliki landasan yang kuat untuk mengatakan demikian, baik dari Al-Qur’an maupun dari hadits, Al-Hafizh Waliyyuddinal-’Iraqi berkata ketika menguraikan maksud hadits:

أَنَّ مُوْسَى قَالَ: رَبِّ أَدْنِنِيْ مِنَ اْلأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ رَمْيَةً بِحَجَرٍ وَأَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «وَاللهِ لَوْ أَنِّيْ عِنْدَهُ لأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَنْبِ الطَّرِيْقِ عِنْدَ الْكَثِيْبِ الْأَحْمَرِ».

“Sesungguhnya Nabi Musa berkata, “Ya Allah, dekatkanlah aku kepada tanah suci sejauh satu lemparan dengan batu.” Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Demi Allah, seandainya aku ada disampingnya, tentu aku beritahu kalian letak makam Musa, yaitu di tepi jalan di sebelah bukit pasir merah.” Ketika menjelaskan maksud hadits tersebut, al-Hafizh al-’Iraqi berkata:

وَفِيْهِ اسْتِحْبَابُ مَعْرِفَةِ قُبُوْرِ الصَّالِحِيْنَ لِزِيَارَتِهَا وَالْقِيَامِ بِحَقِّهَا، وَقَدْ ذَكَرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لِقَبْرِ السَّيِّدِ مُوْسَى u عَلاَمَةً هِيَ مَوْجُوْدَةٌ فِيْ قَبْرٍ مَشْهُوْرٍ عِنْدَ النَّاسِ اْلآَنَ بِأَنَّهُ قَبْرُهُ، وَالظَّاهِرُ أَنَّ الْمَوْضِعَ الْمَذْكُوْرَ هُوَ الَّذِيْ أَشَارَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ.

Baca Juga:  Hikmah di Balik Turunnya Al-Qur'an Secara Berangsur-angsur

“Hadits tersebut menjelaskan anjuran mengetahui makam orang-orang saleh untuk dizarahi dan dipenuhi haknya. Nabi shallallahu alaihi wasallam telah menyebutkan tanda-tanda makam Nabi Musa yaitu pada makam yang sekarang dikenal masyarakat sebagai makam beliau. Yang jelas, tempat tersebut adalah makam yang ditunjukkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.” (Tharhal-Tatsrib, [3/303]).

Mungkin banyak yang muncul pertanyaan adakah dalil membolehkan ziarah kubur untuk tujuan tabarruk kepada para ulama? Sebagaimana kita ketahui bahwa, tabarruk itu punya makna keinginan mendapat berkah dari Allah subhanahu wata’ala dengan berziarah ke makam nabi, wali, ulama.

Kemudian para nabi maupun para wali itu meskipun telah pindah ke alam baka, namun pada hakekatnya mereka masih hidup. Dengan demikian, tidak mustahil apabila mereka merasakan datangnya orang yang ziarah, maka mereka akan mendoakan peziarah itu kepada Allah subhanahu wata’ala.

Baca Juga:  Menjawab Ketakutan Salafi Wahabi Terhadap Simbol Agama Lain

Sehingga tabarruk di makam ulama adalah sebuah kebaikan yang perlu dilakukan dan dilanggengkan, dengan tujuan untuk tabarruk kepada si ulama bukan kepada makamnya atau batu nisannya. Yang syirik adalah ketika menyembah kuburan atau makam, namun apabila diniatkan untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah dengan tabarruk di makam para ulama itu adalah hal yang disukai oleh Allah. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik