4 Wilayah Vital yang Harus Dioptimalkan Santri untuk Masa Depan Dunia

Wilayah Vital yang Harus Dioptimalkan Santri

Pecihitam.orgSantri dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia, tidak bisa dianggap remeh, karena para santri di berbagai penjuru Negari ini telah ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia. Ada jihad yang terpatri dan tertanam dalam jiwa mereka, demikianlah perjuangan santri dalam sejarah panjang perjalanan bangsa ini.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun bagaimanakah seharusnya santri di zaman ini harus bersikap? Utamanya ikut andil dalam menciptakan stabilitas Negara dan menjaga perdamaian dunia?

Setidaknya ada beberapa wilayah vital yang berpengaruh besar terhadap masa depan dunia yang damai, karena wilayah tersebut seringkali menjadi pemicu terjadinya disintegrasi dan konflik.

Oleh karena itu, dalam wilayah-wilayah vital tersebut para santri harus optimal dalam membangun seluruh potensi yang mereka miliki secara positif bukan malah sebaliknya.

Pertama adalah wilayah agama,

Agama merupakan alat kontrol  meliputi kontrol personal dan kelompok dimana manusia terikat dengan ketentuan-ketentuan atau ajaran yang mereka percayai masing-masing.

Di wilayah agama seringkali menjadi isu yang paling sensitif terjadinya konflik, agama juga seringkali dijadikan kendaraan bagi orang yang tidak bertanggung jawab untuk menimbulkan permusuhan antar suatu kelompok dan pada akhirnya berimbas pada perdamaian dunia

Baca Juga:  Kritik Atas Nalar Teologi Politik Fundamentalisme Islam

Padahal agama-agama di dunia memiliki nilai-nilai yang dapat dijalankan bersama yaitu prinsip kemanusiaan dan persaudaraan. Bukan malah melahirkan rasa saling mencurigai, membenci dan menimbulkan stereotype.

Wilayah inilah para santri harus bisa saling bekerjasama antar pemeluk agama, menjalin komunikasi dan kerjasama lintas iman yang kuat.

Kedua adalah wilayah pendidikan.

Pendidikan juga menjadi hal yang vital, karena dengan pendidikanlah seorang bisa terbebas dari kebodohan. Namun apa jadinya ketika pendidikan dijadikan sebagai alat untuk menyisipkan virus-virus kebencaian dan permusuhan, atau hanya dijadikan sebagai formalitas belaka untuk mengejar gelar dan ijazah dengan mengesampingkan substansi dari pendidikan.

Para santri memiliki tantangan besar dalam memajukan peradaban lewat wilayah pendidikan sebagai bagian dari salah satu upaya mewujudkan perdamaian dunia.

Baca Juga:  Santri Ponpes Al Fatah Temboro Magetan Positif Corona Bertambah 16 Orang

Ketiga adalah pemerintahan.

Pemerintahan dinilai juga menjadi sesuatu yang sangat vital karena di pemerintahanlah berbagai kebijakan dibuat dan dilaksanakan, apa jadinya jika pemerintahan hanya dijadikan sebagai kekuasaan untuk melakukan penindasan terhadap kelompok lain atau pun Negara lain, bukan digunakan untuk memajukan peradaban, atau meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara.

Santri yang sadar, akan menggunakan kedudukannya nanti dalam pemerintahan secara sehat bukan malah sebaliknya.

Kemudian yang keempat adalah teknologi.

Tekologi adalah salah satu hal yang paling mempercepat pembangunan baik dalam pembangunan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), karena dengan teknologi manusia dapat melakukan berbagai penyederhanaan dan efisiensi terhadap banyak hal, baik itu waktu, tenaga, dan lainnya.

Akan tetapi teknologi inilah yang paling berbahaya ketika digunakan untuk sesuatu yang negatif, misalnya digunakan untuk melakukan penghancuran yang bertentangan dengan perdamaian dunia.

Maka dari itu Para santri juga dituntut harus melek terhadap teknologi dan menggunakannya secara positif.

Baca Juga:  Hakikat Wanita Karir dalam Islam yang Sebenarnya

Mental santri adalah salah satu penentu terwujudnya stabilitas negeri ini bahkan stabilitas dunia. Santri yang memiliki mental kosong akan minder dalam memberikan sumbangsih terhadap peradaban, hanya menjadi konsumen, tidur terlelap dalam kematian peradaban, selalu berada pada zona nyamannya.

Santri yang bermental positif akan  memiliki keberanian untuk memperjuangkan kebenaran, produktif dalam berkarya, dan ikut andil dalam memajukan peradaban, sehingga secara langsung berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Konflik hanya akan menimbulkan kerugian dan menjadi faktor penghambat pembangunan, perang hanya akan melahirkan penderitaan.

Khalil Nurul Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *