Alhamdulillah, Habib Novel Alaydrus Dapat Silver Play Button YouTube

Habib Novel Alaydrus Dapat Silver Play Button YouTube

Pecihitam.org – Habib Novel Alaydrus tampaknya sedang berbahagia. Pasalnya, ulama yang aktif mengunggah video ceramah di YouTube ini baru saja mendapat penghargaan Silver Play Button. Piagam ini diberikan YouTube atas pencapaian 100 ribu subscriber.

Kabar gembira itu dibagikan Habib Novel di video YouTube-nya pada Kamis, 22 Agustus 2019. Di depan para jemaah, Habib Novel unboxing logo besar berbentuk tombol ‘Play’ berwarna silver. Ia juga membacakan surat tanda terima kasih dari YouTube dalam Bahasa Inggris.

“Ini pangkat paling rendah dalam dunia YouTubers,” kata Habib Novel saat unboxing. “Tapi semua itu dimulai dari yang paling rendah. Nah, mudah-mudahan nanti dari perak sampai menjadi berlian (Diamond Play Button),” lanjutnya.

Baca Juga:  Arab Saudi Putuskan Tetap Gelar Ibadah Haji 2020 Secara Terbatas

Sebagai tanda hormat dan terima kasih pada orangtua, Habib Novel meminta ibundanya untuk ikut membuka bingkisan Silver Play Button. Perempuan paruh baya berkerudung biru pun maju ke hadapan para jemaah kemudian mendoakan dakwah Habib Novel berkah dan terus meningkat. “Alhamdulillah, insya Allah meningkat,” kata ibu Habib Novel.

Pimpinan Majelis Ar Raudhah asal Solo ini memang dikenal sering menyampaikan materi ceramah di media sosial. Ia banyak menyoroti soal permasalahan hidup sehari-hari. Tapi jangan berharap menemukan akun resmi Habib Novel Alaydrus di Instagram, ya. Karena akun Instagram yang punya follower lebih dari 470 ribu itu dihapus oleh Habib Novel sendiri.

Setelah menerima Silver Play Button, Habib Novel berencana membuat studio khusus untuk memproduksi konten YouTube. Ia mengajak semua orang ikut subscribe akunnya dan mengatakan bahwa tak seperti akun YouTube pada umumnya, kanal Habib Novel ini gratis alias tidak mengaktifkan fitur monetisasi. Jadi, tanpa iklan. “Murni untuk dakwah di jalan Allah. Biar Langit yang mengiklankankan, biar Allah yang mengiklankan,” ujarnya.

Baca Juga:  Dosen Universitas Australia: Mereka yang Kritik Film The Santri Tak Bisa Hargai Seni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *