Bukan Samudera Pasai Ini Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

kerajaan islam pertama di indonesia

Pecihitam.org – Selama ini kita mengenal kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan islam pertama di Indonesia. Dalam buku pelajaran sejarah kebudayaan islam pun kebanyakan menyebut kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan islam pertama di Indonesia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Walau hal tersebut bisa dikatakan benar namun juga bisa dikatakan kurang tepat. Karena ternyata ada yang lebih tua dari pada kerajaan Samudera Pasai yaitu Kerajaan Perlak. Sebab beberapa literatur sejarah juga tidak sedikit menyebutkan bahwa kerajaan islam pertama dan kerajaan tertua di Indonesia adalah Kerajaan Perlak.

Kerajaan Perlak telah ada pada sekitar abad ke-9 dan bertahan sampai akhir abad ke-13 atau tepatnya pada tahun 840-1292 M. Sedangkan Kerajaan Samudera Pasai hadir pada tahun 1267-1521 M di Aceh.

Kerajaan Perlak ini berada di wilayah Aceh Timur yaitu daerah yang ditumbuhi banyak kayu. Perlak sendiri berasal dari kata Peureulak yaitu nama kayu khas Perlak sampai disebut dengan Negeri Perlak.

Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Kerajaan Perlak merupakan kerajaan islam Pertama di Indonesia, di antaranya adalah :

  • Naskah Tadzkirah Thabat Jumu Sulthan As-Salathin karya Syaikh Syamsul Bahri Abdullah al-Asyi,
  • Naskah Idhar al-Haq karya Abu Ishak Makarani
  • Dan Naskah Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai karya Sayyid Habib Saifuddin.

Sebelumnya di daerah perlak ini juga berdiri kerajaan bercorak Hindu-Budha yang sederhana sama-sama bernama Kerajaan Perlak, yang dikuasai oleh Raja yang memiliki gelar Meurah yang artinya Maha Raja.

Baca Juga:  Gerakan Kaum Sufi dalam Melawan Penjajah Kolonial

Kerajaan Perlak terkenal dengan kekayaan alamnya serta letaknya yang strategis, sehingga sering dikunjungi oleh banyak pedagang dari Arab, Persia dan China. Para pedagang Arab juga selain berdagang mereka sambal menyebarkan agama Islam. Sehingga Islam mulai dikenal dan dianut oleh Masyarakat Perlak.

Pada tahun 840 M Kerajaan Perlak kedatangan rombongan dari Timur Tengah sebanyak 100 orang terdiri dari kyai, ustadz serta pemimpin atau khalifah nahkoda. Sejak inilah agam islam mulai berkembang pesat. Kurang lebih selama 50 tahun raja beserta rakyat perlak meninggalkan agama lama yaitu Hindu, dan kemudian memeluk agama islam.

Kerajaan Perlak semakin maju ketika dipimpin oleh Pangeran Salman, yaitu seorang Pangeran berdarah Kisra Persia. Putri dari Pangeran Salman yaitu Makdum Tansuri yang merupakan Saudari dari Syahir Nawi ( Raja Perlak waktu itu.

Putri tersebut yang kemudian menikah dengan seorang pendakwah dari rombongan timur tengah tadi yaitu, Muhammad Ja’far Shiddiq, yang nantinya menurukan pendiri Kesultanan Islam pertama di Indonesia.

Muhammad Ja’far Shiddiq dan Makdum Tansuri mempunyai putra yang bernama Sayyid Maulana Abdul Azz Syah, yang kemudian mendirikan Kesultanan Perlak pada Tahun 840 M, sebagai Kesultanan Islam (Syiah) pertama yang ada di Nusantara. Kemudian ia mendapat gelar Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Syah.

Baca Juga:  Kesultanan Kadariah Pontianak, Karajaan Islam Melayu di Borneo Barat

Sultan-sultan Kerajaan Perak

Nama-nama Sultan yang pernah berkuasa di Kerajaan Perlak, yaitu :

  1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Syah (840-864 m)
  2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim (864-888 M)
  3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888-913 M)
  4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915-918 M)
  5. Sultan Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat ( 932-956 M )
  6. Sultan Alaiddin Abdul Malik Muhammad Amin Shah Johan (932-956 M)
  7. Sultan Alaiddin Abdul Malik Shah Johan (956-983 M)
  8. Sultan Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan (986-1023 M)
  9. Sultan Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan (1023-1059 M)
  10. Sultan Alaiddin Malik Mansur Shah Johan ( 1059-1078 M)
  11. Sultan Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan (1078-1109 M)
  12. Sultan Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan (1109-1135 M)
  13. Sultan Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan (1135-1160 M )
  14. Sultan Alaiddin Malik Usman Shah Johan ( 1160-1173 M )
  15. Sultan Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan (1173-1200 M)
  16. Sultan Alaiddin Malik Abdul Jalil Shah Johan ( 1200-1230 M )
  17. Sultan Alaiddin Malik Malik Muhammad Amin Shah II Shah Johan (1230-1267 M)
  18. Sultan Alaiddin Malik Abdul Aziz Shah Johan 1267-1292 M)

Kerajaan Perlak mulai mengalami kemunduran pada masa pimpinan Sultan Perlak yang ke 17 yaitu Sultan Alaiddin Malik Malik Muhammad Amin Shah II Shah Johan yang mendapatkan serangan dari Kerajaan Sriwijaya dan membuat pertahanan Kerajaan Perlak menurun.

Baca Juga:  Ibrahim; Induk Agama Samawi dan Kebingungan Yahudi Atas Kedatangan Nabi Muhammad

Kemudian Sultan Alaiddin Malik Malik Muhammad Amin Shah II Shah Johan menikahkan putrinya yaitu Dewi Ratna dengan Raja Malaka, dan Putri Ganggang di nikahkan dengan Raja Samudera Pasai Sultan Malik Al-Shaleh.

Akhirnya kesultanan Perlak berakhir di masa pimpinan Sultan Makdun Alaidiin Malik Abdul Aziz Shah Johan yang meninggal pada tahun 1292. Sepeninggalnya Kekuasaan Perlak digabungkan dengan Kerajaan Samudera Pasai oleh Malik Al-Zahir yaitu Putra dari Putri Ganggang dan Al-Malik Shaleh Yang kemudian Kerajaan Perlak menjadi bagian dari Kerajaan Samudera Pasai dibawah Raja Malik Al-Shaleh.

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Perlak

  • Mata uang Kerajaan Perlak
  • Makam raja
  • Stempel Kerajaan Perlak
  • Masjid peninggalan Kerajaan Perlak
  • Sumber tertulis, Kitab Idharul Haqq karangan Abu Ishaq Makarani Al Fasy, kitab Tazkirah Thabakat Junu Sultan as Shalatin karangan Syekh Syamsul Bahri Abdullah al Asy.
Arif Rahman Hakim
Sarung Batik