Dimanakah Padang Mahsyar? Di Bumi atau Tempat Lainnya? Ini Pendapat Ulama

dimanakah padang mahsyar

Pecihitam.org Ketika bumi ini di pandang sebagai tempat singgah kita selaku manusia dan kemudian tempat yang abadi ialah di akhirat nanti, maka sudah kita ketahui bahwa sebelum menuju tempat yang sesungguhnya yakni antara Surga dan Neraka, Allah akan mengumpulkan kita di padang mahsyar sebagai tempat perkumpulan seluruh makhluknya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pertanyaannya kemudian ialah dimanakah padang mahsyar itu? Apakah tetap di bumi ini atau ada tempat lain yang Allah sediakan?

Mungkin sempat terlintas bahwa jika mana bumi dijadikan Allah sebagai padang mahsyar maka Bagaimana mungkin bumi tersebut dapat menampung seluruh makhluk Allah? Bukankah makhluk Allah begitu sangat banyak selain manusia? Seperti malaikat dan bala tentara Allah lainnya yang tentu jumlahnya tak akan mungkin kita tahu?

Sebagaimana yang tercantum dalam QS. al Muddaststir/74: 31

“…Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri…”

Bahkan lebih jauh lagi, sebuah riwayat menjelaskan bahwa begitu banyak malaikat Allah sebagaimana yang dipaparkan oleh Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah bersabda,

“Langit mengeluarkan suara gemuruh, dan sudah sepantasnya dia mengeluarkan suara gemuruh, sementara tidak ada sejengkal tempat pun kecuali padanya terdapat malaikat yang meletakan keningnya bersujud kepada Allah.”

Sehingga memandang dalil diatas, apakah bumi bisa menampung seluruhnya jika memang padang mahsyar adalah bumi ini? sebelumnya kita bisa melirik QS. al Insyiqaq/84: 1-5

“Apabila langit terbelah. Dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya langit itu patuh. Dan apabila bumi diratakan. Dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. Dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya). “

Berangkat dari Kelima ayat di atas yang menceritakan situasi pada saat terjadinya hari kiamat, terbelahnya langit, dan ketundukannya pada perintah Allah. Juga menceritakan bagaimana bumi dibentangkan dan diratakan setelah gunung-gunungnya dihancurkan bagaikan bulu bulu yang berterbangan.

Baca Juga:  Bolehkah Menjadikan Ceramah Sebagai Profesi? Begini Cara Memahami Posisi Para Dai

Kemudian Lautan diluapkan; “Dan apabila lautan dijadikan meluap” sampai setelah airnya habis dan menjadi tanah kering, diratakan bersama bagian bumi yang lain, sebagaimana diceritakan dalam firman-Nya, “Dan apabila bumi diratakan”

Setelah itu bumi mengeluarkan orang-orang yang mati dari dalam perutnya, “Dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.” Yaitu mengeluarkan mereka dari dalam perutnya ke permukaan dengan cepat setelah bumi terbelah.

Setelah seluruh makhluk berada di atas permukaannya, setiap ruh akan masuk ke dalam tubuh masing-masing, “Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” Hal itu terjadi setelah ditiupkannya sangkakala kedua-untuk membangkitkan orang yang mati-sebagaimana diceritakan dalam firman Allah:

“…Kemudian ditiup sangkakala itu sekalilagi maka tiba-tiba merekaberdiri menunggu (putusannya masing masing) “ (Az-Zumar/39: 68).

Maka Sesuai dengan urutan yang telah digariskan oleh Allah di atas, manusia akan dikumpulkan di atas bumi dalam kondisi tidak memiliki sesuatu pun selain bumi tempat kedua kakinya berpijak. Yang terlihat hanyalah kepala yang jumlahnya mencapai milyaran.

Itu adalah kepala dari manusia, jin, dan binatang. Semuanya menunggu keputusan Allah, yang mana pandangan mereka tertunduk. Mereka diliputi kehinaan karena menunggu gerangan apa yang akan terjadi pada diri mereka dan bagaimana kondisi mereka setelah itu.

Pandangan ulama tentang Dimanakah Padang Mahsyar

Lantas apakah bumi ini adalah Padang Mahsyar? Apakah bumi ini setelah diratakan dan dibentangkan hingga luasnya hanya Allah saja yang tahu dimanakah Padang Mahsyar nantinya.

Baca Juga:  Jangan Sampai Tersesat! Pahami Syarat Ulama Ini dengan Jeli

Namun beberapa ulama berpendapat mengenai padang mahsyar ini. Berangkat dari QS. al Insyiqaq/84: 1-5 diatas dan QS. Ibrahim/14: 48 sebagai berikut:

“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah yang maha esa, maha perkasa”

Di antara ulama ada yang berpendapat bahwa bumi ini setelah diratakan, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah, “Dan apabila bumi diratakan,” dan akan menjadi Padang Mahsyar.

Adapun bumi diganti dengan bumi yang lain, maksudnya perubahan yang terjadi hanyalah pada ciri atau sifat bumi tersebut, bukan Zatnya sebagaimana pendapat Syaikh as Sa’di. Artinya sifat-sifat bumi itu akan berubah. Gunung-gunungnya dihancurkan, lembah-lembahnya diratakaru lautan dan sungai menghilang, kemudian dibentangkan seluas-luasnya.

Perubahan ini hanya terjadi pada ciri atau sifatnya saja adapun Zatnya masih tetap utuh, yang kemudian menurut pendapat menjadi Padang Mahsyar.

Hujjah (argumen) mereka ialah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Abdullah bin Amr berkata bahwa Rasulullah saw., bersabda:

“Bumi akan diratakan bagaikan kulit yang disamak, kemudian seorang anak Adam tidak mendapatkan tempat kecuali untuk kedua kakinya berpijak”

Az-Zuhri mengomentari hadits di atas, “Ini yang terjadi di bumi. Adapun yang terjadi di mahsyar berbeda dari bumi.”

Kemudian Az-Zuhri juga berkomentar dalam Fathul Bari, “Bumi akan hilang dan lenyap, sementara bumi di mauqif (Padang Mahsyar) akan muncul dalam bentuk baru.”

Sehingga Perkataan ini menunjukkan bahwa Padang Mahsyar berbeda dengan bumi yang kita diami.

Baca Juga:  5 Tips Sederhana Mengenai Hidup Sehat Cara Islam

Dan Semua perbedaan pendapat yang ada hanyalah timbul dari perbedaan mereka dalam menafsirkan firman Allah sebagaimana dalam QS. Ibrahim/14: 48

“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah yang maha esa, maha perkasa”

Khusus berkenaan dengan tafsir ayat ini, Abd bin Humaid dan Ath-Thabari dalam kitab tafsir mereka serta Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul iman meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud mengenai tafsir firman Allah, “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain.”

Ia berkata “Bumi ini akan diganti dengan bumi lain seperti perak. Di dalamnya belum pernah ada pertumpahan darah yang haram dan belum pernah ada satu pun kesalahan yang diperbuat.” Dengan kata lain, Padang Mahsyar bukanlah dunia.

Adapun pendapat dari Ibnu Abbas ialah

“Yaitu hari perubahan bumi dengan bumi yang lain dengan keadaan yang berbeda. pergantiannya yaitu ditambah dan dikurangi misanya diratakan gunung dan lembahnya”

Sedangkan secara umum pendapat para ulama dan fuqaha mengatakan bahwa bumi ini bukanlah Padang Mahsyar. Padang Mahsyar adalah bumi yang lain.

Wallahu a’lam Bissawab

Rosmawati