FPI Sebut Partai-Partai di Indonesia Belajar di Tiongkok yang Berhaluan Komunis

Pecihitam.org – Front Pembeli Islam (FPI) menyinggung soal paham Partai Komunis Indonesia (PKI) yang belakangan ini tengah menjadi perbincangan di publik.

Sekretaris Umum FPI Munarman mengingatkan masyarakat akan bahaya dari paham komunis tersebut. Hal itu disampaikannya menjelang 55 tahun tragedi G30S/PKI.

Menurutnya masalah komunis ini penting untuk diwaspadai. Sebab, kata Munarman, faktanya saat ini Indonesia sangat intensif menjalin hubungan dan friendly dengan Tiongkok yang berhaluan komunis.

“Bahkan birokrat sipil dan militer serta partai-partai yang ada di Indonesia, belajarnya saat ini ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang berhaluan komunis,” ujar Munarman, Jumat 25 September 2020 seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id.

Ia pun mencontohkan kebangkitan PKI, seperti banyaknya elite penguasa yang membela kepentingan Tiongkok di Indonesia.

Baca Juga:  Kabar Duka, Didi Kempot Meninggal Dunia di Usia 53 Tahun

“Tenaga kerja asing (TKA) Tiongkok juga gila-gilaan mendapat kemudahan dan fasilitas serta perlindungan dari aparat negara Indonesia, sementara WNI usia produktif Indonesia disia-siakan dan banyak pengangguran,” ujarnya.

Oleh karenanya, ia meminta masyarakat Indonesia untuk kembali mengingat sejarah bahwa bangsa pernah dijajah Belanda selama 350 tahun lamanya.

“Ingat juga Jas Hijau, Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama, dalam melindungi dan menyelamatkan bangsa ini dari penjajahan bangsa asing dengan fatwa jihadnya, dari pengkhianatan komunis 1948 dan 1965,” ujarnya.

Munarman pun mengatakan bahwa Indonesia bisa selamat karena jasa para ulama. Karena itu, menurutnya penting untuk terus mengingatkan tentang bahaya komunis dan kebangkitan neo komunis.

Baca Juga:  Betulkah Pilpres 2019 Pertarungan Pro Komunis dan Pro Khilafah? Ini Pendapat Gus Nadir

“Karena neo komunis di seluruh dunia saat ini menggunakan strategi masuk lewat kekuasaan, mereka manfaatkan pemilu untuk kemudian setelah berkuasa mengganti Pancasila dengan Trisila dan Ekasila. Ini berbahaya sekali,” tegas Munarman.

“Jadi sangat penting bagi kita semua mengingatkan tentang bahaya kaum neo komunis ini,” pungkasnya.