Belajar Mudah Ilmu Tajwid, Pengertian dan Macam-macam Hukum Bacaannya

tajwid

Pecihitam.org – Ketika belajar membaca Al Quran, hal yang utama adalah juga belajar ilmu tajwid. Mempelajari ilmu tajwid itu sangat penting karena dengan kita mengenal dan memahaminya, InsyaAllah bacaan Al-Qur’an kita menjadi baik dan benar sesuai dengan pengucapan atau juga sesuai dengan artinya. Lantas apa dan bagaimana ilmu tajwid itu?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Pengertian Ilmu Tajwid

Tajwid dari segi bahasa berasal dari kata ” Jawwada ” (جوّد-يجوّد-تجويدا) yang berarti melakukan sesuatu dengan indah, bagus, dan membaguskan. Sedangkan di dalam Ilmu Qiraah, tajwid mempunyai arti mengeluarkan huruf dari tempatnya yang sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki huruf tersebut.

Adapun jika dilihat dari segi istilah, Tajwid ini adalah ilmu untuk membaguskan bacaan pada kitab suci Al-Qur’an disertai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang berlaku pada setiap huruf.

Dengan demikian bisa kita simpulkan, bahwa pengertian Ilmu Tajwid adalah, Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara mengucapkan atau melafadzkan tiap-tiap huruf yang berada di dalam kitab suci Al-Qur’an.

Istilah Khusus dalam Ilmu Tajwid

Terdapat beberapa istilah yang wajib dipahami di dalam Ilmu Tajwid, terutama disaat kita sedang membaca Al-Qur’an. Berikut adalah pengelompokan ilmu tajwid, diantaranya adalah :

  1. Makharijul Huruf. Artinya adalah tempat keluar masuknya suatu huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an.
  2. Shifatul Huruf. Artinya, cara mengucapkan atau melafadzkan tiap huruf pada Al-Qur’an
  3. Akhamul Huruf. Artinya, hubungan antara satu huruf dengan huruf lainnya.
  4. Ahkamul Maddi Wal Qasr. Ilmu yang mempelajari panjang pendek bacaan disaat melafadzkan tiap kata dalam ayat Al-Qur’an.
  5. Ahkamul Waqaf Wal Ibtida’. Ilmu tajwid untuk mengetahui huruf dimana kita bisa memulai membaca dan atau berhenti membaca pada tiap bacaan di Al-Qur’an.
  6. Al-Khat dan Al-Utsmani.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Menurut Ibnu Katsir, membaca secara Tartil adalah membaca secara perlahan dan juga hati-hati karena dengan membaca tersebut akan membantu kita dalam memahami dan mentadaburi setiap isi yang ada pada ayat Al-Quran.

Adapun para ulama berpendapat bahwa hukum bagi mempelajari ilmu tajwid itu adalah fardu kifayah, namun mengamalkan tajwid ketika membaca Al-Qur’an adalah fardu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukalaf atau dewasa.

Maksudnya yaitu, jika diantara kamu sudah ada yang mempelajari teori dan istilah di dalam ilmu tajwid, maka kewajiban tersebut menjadi gugur untuk orang yang lainnya. Namun, dalam prakteknya saat membaca Al-Qur’an disetiap kata dan hurufnya wajib menggunakan tajwid.

Adapun dalil yang menyatakan kewajiban menggunakan ilmu Tajwid dalam membaca Al-Qur’an adalah surat Al-Muzzamil ayat 4 yang bunyinya:

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا

Artinya: “Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”

Kemudian hadits dari Ummuh Salamah r.a yang merupakan Istri Nabi saat ditanyakan tentang bagaimana Rasulullah Saw di membaca Al-Qur’an dan bacaan Shalat. Maka Beliau menjawab :

Baca Juga:  Boleh Saja Menyampaikan Ceramah dengan Humor dan Lucu, Asal...

”Ketahuilah bahwa Baginda Nabi muhammad S.A.W. Sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (HR.Tirmizi).

Maka dalam membaca Al-Qur’an, kita diwajibkan secara tartil. Yaitu membaca setiap huruf dan kata Al-Qur’an dengan memperindah pengucapannya atau sesuai dengan ilmu tajwid

Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid

Adapun tujuan mempelajari Ilmu Tajwid yaitu agar kita dalam membaca Al-Qur’an secara baik dan benar-benar fasih sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Selain itu, dengan mempelajari ilmu tajwid, juga akan terjaga dari kesalahan membaca dan juga kesalahan di dalam arti pada setiap lafadz Al-Qur’an. Sebab pada setiap huruf dan ayat akan mempunyai makna tersendiri di dalam pembacaan Al-Qur’an.`

Macam-macam Hukum Bacaan Tajwid

1. Hukum Nun Mati dan Tanwin

Ada empat hukum bacaan nun mati dan tanwin yaitu:

  1. Idzhar. Hukumnya apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ح,خ,ع,غ,أ,ھ maka harus dibaca dengan jelas.
  2. Idgham. Dibagi menjadi dua, yaitu idgham bigunnah dimana nun mati atau tanwin bertemu huruf م ن و ي harus ditebalkan saat membacanya. Sedangkan idgham bilagunnah, yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ر ، ل maka membacanya harus disambung.
  3. Iqlab. Hukumnya apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ب maka dibaca seperti huruf مْ , dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.
  4. Ikhfa. Hukumnya jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ﻑ, ق, dan ك maka harus dibaca samar-samar.

2. Hukum Mim Mati

Ada tiga hukum mim mati bila bertemu huruf-huruf hijaiyah tertentu yaitu:

  1. Ikhfa Syafawi. Hukumnya jika mim mati bertemu dengan ب maka membacanya harus dengung atau disamarkan.
  2. Idgham Mimi. Hukumnya jika mim sukun bertemu dengan م maka dibaca rangkap atau seperti bertasydid.
  3. Idzhar Syafawi. Hukumnya jika mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim dan ba maka cara membacanya jelas.

3. Hukum Mim dan Nun Tasydid

Hukum mim serta nun tasydid (ﻡّ dan نّ).sering disebut hukum wajibal gunnah. Ini berlaku jika huruf mim dan nun yang bertasydid dibaca dengan didengungkan atau ditebalkan.

Baca Juga:  Apakah Ada Pahala bagi Wanita Haid Ketika Meninggalkan Shalat?

4. Hukum Alif Lam Ma’rifah

Hukum ini membahas kedudukan dua huruf awal kata yang terdapat pada ism (nama). Terdapat dua macam alif lam ma’rifah, yaitu alif lam Qamariyah dan alif lam Syamsiah.

  1. Alif lam qamariyah. Adalah alif lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiyah, yaitu ء, ب, ج, ح, خ, ع, غ, ف, ق, ك, م, و, ﮬ dan ي. Bila menemui ini maka cara membaca alif lamnya adalah dibaca dengan jelas.
  2. Alif lam syamsiyah. Ialah alif lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiyah, seperti ت, ث, د, ذ, ر, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ل dan ن. Bila menemui hukum ini maka alif lamnya harus dileburkan atau tidak dibaca seolah-olah mentasydidkan kepada huruf selanjutnya.

5. Hukum Idgham

Idgham artinya meleburkan satu huruf ke huruf yang lainnya. Cara membaca idgham, yaitu harus melafadzkan huruf sesudahnya dengan meleburkan huruf sebelumnya. Terdapat tiga jenis idgham dalam tajwid, yaitu:

  • Idgham mutamatsilain hukumnya jika huruf yang sama sifat dan mkhrajnya bertemu maka wajib diidghamkan. Contohnya huruf dal bertemu dal.
  • Idgham mutaqarribain hukumnya jika huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama bertemu maka diidghamkan. Contohnya ba bertemu mim, qaf bertemu kaf, dan tha bertemu dengan dzal.
  • Idgham mutajanisain hukumnya jika ada huruf yang sama makhrajnya, tapi tidak sama sifatnya bertemu. Contoh huruf ta dengan tha, lam dengan ra, serta dzal dengan zha.

6. Hukum Mad

Mad dari segi bahasa berati melebihkan atau melanjutkan. Sedangkan secara istilah mad artinya memanjangkan suara huruf saat bertemu dengan huruf (tanda) mad. Terdapat tiga huruf mad, yaitu alif, wau, dan ya dimana huruf-huruf tersebut haruslah mati.

Mad dibagi menjadi dua, yaitu Mad asli dan mad far’i. Mad asli disebut juga mad thabi’i dengan panjang dua harakat, sedangkan Mad far’i terbagi dalam 14 turunan yang panjangnya mulai dari 2 harakat sampai enam harakat.

7. Hukum Qalqalah

Qalqalah ialah bacaan dengan bunyi yang dipantulkan. Huruf qalqalah ada lima, yaitu “bajudithoqo” ق ط د ج ب. Qalqalah terbagi menjadi dua, yakni qalqalah sugra dan qalqalah kubro.

Qalqalah sugra (kecil) ialah apabila salah satu dari huruf qalqalah itu mati karena tanda sukun bukan waqaf. Sedangkan Qalqalah kubro (besar) ialah apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf maka harus dibaca memantul dengan jelas.

8. Tanda Waqaf dan Maknanya

Terdapat 14 tanda waqaf yang berbeda-beda di dalam Al Quran. Masing masing tanda tersebut memberi petunjuk untuk terus melanjutkan membaca maupun berhenti. Berikut penjelasannya.

  • مـ tanda waqaf berikut disebut waqaf lazim. Waqaf ini biasanya merupakan tanda berhenti di akhir kalimat sempurna.
  • tanda waqaf berikut disebut tanda waqaf mutlaq. Bila menemui tanda waqaf ini maka diharuskan berhenti membaca.
  • tanda waqaf berikut adalah tanda waqaf jaiz. akan lebih baik bila berhenti seketika meskipun juga diperbolehkan (jaiz) untuk diteruskan, jika bertemu dengan waqaf ini.
  • tanda waqaf berikut bermaksud lebih baik tidak berhenti.
  • tanda waqaf berikut disebut waqaf murakhkhas. Jika bertemu tanda waqaf ini lebih baik tidak berhenti, tapi juga diperbolehkan berhenti tanpa mengunah makna. Jadi berhenti saat darurat saja.
  • ﺻﻠﮯ tanda waqaf berikut adalah waqaf alwashl awlaa. Waqaf ini bermakna wasal yang berarti meneruskan bacaan lebih baik.
  • tanda waqaf berikut merupakan waqaf qiila alayhil waqf. Lebih baik diteruskan bacaannya meski boleh diwaqafkan karena pada waqaf sebelumnya boleh berhenti.
  • ﺼﻞ tanda waqaf berikut adalah waqaf qad yuushalu. Makna dari waqaf ini kadang kala boleh diwasalkan, tapi lebih baik berhenti.
Baca Juga:  Ketika Hubungan Intim Mendengar Adzan, Bagaimanakah Sebaiknya?

Waqaf Khusus

  • ﻗﻴﻒ tanda waqaf ini bermaksud berhenti lebih utama.
  • س tanda waqaf ini disebut waqaf saktah. Bila menemukan waqaf ini maka diharuskan berhenti seketika tanpa mengambil nafas setelah itu meneruskan kembali bacaan.
  • tanda ini disebut waqfah yang fungsinya hampir sama dengan waqaf saktah hanya saja berhentinya lebih lama.
  • bila bertemu waqaf ini diharuskan untuk meneruskan bacaan. Sesuai dengan artinya waqaf laa (jangan) tidak memperbolehkan untuk berhenti.
  • tanda ini berarti kadzaalik atau serupa yang berarti waqaf ini sama dengan tanda waqaf yang muncul sebelumnya.
  • … … tanda waqaf ini disebut waqaf muraqabah atau ta’anuq. Jika menemui waqaf ini maka harus berhenti disalah satu tanda titik tiga tersebut.

Diatas adalah 8 hukum dasar ilmu tajwid. selain hukum-hukum diatas masih ada sifat serta makhraj, pembagian hukum mad, hukum bacaan Ra dan lainnya yang juga penting dipelajari. Saran kami untuk lebih mempermudah pembelajaran sebaiknya minta bimbingan kepada guru mengaji, agar lebih mudah dipahami dan sesuai kaidah tajwid yang benar.

Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik