Tujuh Keistimewaan Bulan Syaban, Nomor Enam Jangan Sampai Terlewat Ya!

keistimewaan bulan syaban

Pecihitam.org – Tak terasa kita sudah hampir di penghujung bulan rajab, yang itu artinya sebentar lagi kita akan memasuki bulan syaban dan semakin dekat dengan bulan Ramadhan yang mulia. Namun sebelum membahas tentang bulan Ramadhan kita terlebih dahulu mengintip sejenak keistimewaan bulan syaban. Karena bulan ini juga termasuk bulan-bulan haram yang punya banyak keutamaan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bulan ini menjadi salah satu bulan yang diagungkan dalam Islam. Ada begitu banyak keistimewaan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Sayang, pada bulan syaban ini, manusia kebanyakan lalai dan melewatkannya begitu saja.

Rasulullah Saw juga memberi perhatian lebih pada bulan ini. Adapun berikut adalah tujuh keistimewaan bulan syaban yang wajib kita ketahui:

Pertama, turunnya perintah bershalawat dan memberi salam kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Ayat yang memerintahkan kita untuk bershalawat dan memberi salam kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang terdapat dalam surah alAhzab: 56

إن الله وملائكته يصلون على النبي، يا أيها الذين  آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Menurut kalangan ulama’ ahli tafsir diturunkan oleh Allah Swt pada bulan ini (Sya’ban). (al-Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, Madza Qala fi Sya’ban, hal.24).

Kedua, diperintahkannya berpuasa pertama kali pada tahun kedua hijriah.

Pada bulan syaban ini Allah Swt menyuruh umat islam untuk melaksanakan puasa satu bulan full pertama kali bukan pada bulan ramadhan. Ini terjadi pada tahun kedua setelah hijrahnya baginda Nabi Muhammad Saw ke Madinah. (Mohammad Shaleh al-Munjid, 32 Faidah fi Syahr Sya’ban hal. 30)

Baca Juga:  Taat dan Maksiat dalam Islam, Bagaimanakah Pengertiannya?

Ketiga, dilaporkannya amal perbuatan manusia kepada Allah Swt.

Dalam kurun waktu satu tahun, amal pebuatan manusia dilaporkan kepada Allah Swt sebanyak tiga kali. Ada yang harian, ada yang mingguan dan ada yang tahunan. Nah bulan syaban inilah yang punya keistimewaan, karena menjadi pilihan Allah untuk dilaporkannya amal manusia dalam setahun. Sebagai sabda Nabi Muhammad Saw berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ذاك شهر يغفل الناس عنه يعنى رجب رمضان وهو شهرترفع الأعمال فيه إلى رب العالمين فأحب أن يرفع عملى وأنا صائم

“Bulan itu (Sya‘ban) berada di antara Rajab dan Ramadhan adalah bulan yang dilupakan manusia dan ia adalah bulan yang diangkat padanya amal ibadah kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, maka aku suka supaya amal ibadah ku di angkat ketika aku berpuasa”. ( HR. an-Nasa’i) (Mohammad Husain Muhammad, 32 Husn al-Bayan fi Fadhail Syahri Sya’ban, hal. 11-14)

Keempat, sejarah berubahnya arah kiblat dari Masjid al-Aqsha ke Masjidil Haram

Perintah Allah Swt terhadap Nabi Muhammad Saw dan umat Islam untuk mengubah arah kiblat dalam shalat dari masjid al-Aqsha Palestina ke masjidil Haram Mekkah ini terjadi dibulan syaban. Pada saat itu Nabi Muhammad Saw dan umat islam sedang melaksanakan shalat di masjid yang kini disebut masjid Kibatain. (Dr., Mohammad al-Dabbisi, Hal al-Mu’minin fi Sya’ban, h. 20; Mohammad Shaleh al-Munjid, 32 faidah fi Syahr Sya’ban, h. 30)

Baca Juga:  Disebutkan Berulang dalam Al-Qur'an, Inilah Sosok Israel dan Anak Keturunannya

Kelima, bulan yang terlupakan

Bulan syaban memiliki keistimewaan karena diangap bulan yang terlupakan oleh manusia karena sudah merasa puas dengan kesibukan ibadah dibulan Rajab dan bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda sebagai berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ذاك شهر يغفل الناس عنه يعنى رجب رمضان وهو شهرترفع الأعمال فيه إلى رب العالمين فأحب أن يرفع عملى وأنا صائم

“Bulan itu (Sya‘ban) berada di antara Rajab dan Ramadhan adalah bulan yang dilupakan manusia dan ia adalah bulan yang diangkat padanya amal ibadah kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, maka aku suka supaya amal ibadah ku di angkat ketika aku berpuasa”. (HR. an-Nasa’i) (Dr., Mohammad al-Dabbisi, Hal al-Mu’minin fi Sya’ban, hal. 20)

Keenam, adanya Nisfu Syaban

Nisfu Syaban mempunyai arti pertengahan. Pada malam Nisfu Syaban Allah Swt telah menganugerahkan sebuah pengampunan dosa bagi umat Islam (malam kelima belas bulan Sya’ban) sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Abi Musa al-Asy’ari dalam sunan Ibnu Majah sebagai berikut:

عن أبي موسى الأشعري ،أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا للشركة أو مشاحن  – رواه ابن ماجة

“Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah akan benat-benar melihat di malam nisfu (pertengahan) bulan Sya’ban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali untuk seorang musyrik atau seorang musyahin (orang yang suka menyulut api permusuhan) .” (HR. Ibnu Majah)

Ketujuh, pemanasan ibadah dalam menyambut Bulan Ramadhan

Baca Juga:  6 Peristiwa Penting di Bulan Syawal dalam Kurun Waktu Sejarah Islam

Sebagaimana disinggung diatas, bulan Syaban ini terjepit diantara dua bulan yang sangat mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan. Itu sebabnya kita perlu bersiap-siap dengan mulai pemanasan memperbanyak ibadah hingga datangnya bulan Ramadhan. Imam Abu Bakar al-Balkhi berkata:

شهر رجب شهر الزرع وشهر شعبان شهر سقي الزرع وشهر رمضان شهر حصاد الزرع. وقال أيضا: مثل شهر رجب كالريح ومثل شهر شعبان كا الغيم ومثل شهر رمضان كا المطر

“Bulan Rajab bagaikan musim bercocok tanam dan bulan Syaban bagaikan airnya sedang bulan ramadhan bagaikan musim panen. Dan beliau menambahakn, Rajab bagaikan angin, dan sya’ban bagaikan awan sedang ramadhan adalah hujan.” (Mohammad Husain Muhammad, Husn al-Bayan fi Fadhail Syahri Sya’ban, h. 6)

Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik