Kemuliaan Bulan Dzulhijjah menurut Syaikh Daud bin Abdullah Al-Fathani

Kemuliaan Bulan Dzulhijjah menurut Syaikh Daud bin Abdullah Al-Fathani

PeciHitam.org – Dalam kalender Islam, terdapat beberapa bulan haram. Haram disini bukan bermakna “larangan”, akan tetapi bulan yang dimuliakan, karena dalam bulan-bulan tersebut terdapat  larangan berperang pada masa lampau.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Keseluruhan bulan hijriyyah yang berjumlah 12, empat bulan diantaranya adalah bulan haram. Yaitu bulan Rajab, Dzulqaidah, Muharram dan Dzulhijjah. Tiga bulan terakhir berurutan sedangkan rajab antara Bulan Rabi’ul Akhir dan Sya’ban.

Kenapa bulan Dzulhijjah dikaegorikan sebagai bulan haram? Karena beberapa sebab yang melatar  belakangi. Latar belakangnya adalah kejadian-kejadian yang dialami oleh para Nabi dan Orang-orang Shaleh pada masa silam.

Kejadian tersebut merupakan penanda bagi terkabulnya doa dan terlepasnya cobaan nabi-nabi terdahulu. Kejadian kejadian tersebut menjadi dasar bagi Syaikh Daud bin Abdullah Al-Fathani membagi dan mengklasifikasikan 7 keistimewaan bulan Dzulhijjah.

Pertama; Pada bulan Dzulhijjah Allah mengampuni kesalahan yang dilakukan oleh Nenek moyang kita, Nabi Adam AS. Kesalahan beliau adalah melanggar larangan memakan buah Khuldi. Oleh karenanya jika kita berpuasa pada bulan tersebut Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.

Baca Juga:  Sudah Banyak Hadits Tawasul Didhaifkan Wahabi, Hanya Ini Yang Belum

Kedua; Nabi Yunus pernah melakukan pembangkangan/ ma’siat terhadap Allah SWT dengan meninggalkan medan dakwah. Karenanya Allah SWT menjadikan Nabi Yunus AS ditelan oleh ikan. Didalam perut ikan ini, Nabi Yunus AS berdoa dengan doa;

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap[967]: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim” (Al-Anbiya’: 87)

Dengan doa ini menjadikan  Allah SWT menjadikan Ikan melepaskan Nabi Yunus AS pada bulan Dzulhijjah. Syaikh Daud Al-Fathani menuturkan bahwa jikalau kita berpuasa pada bulan ini, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.

Ketiga; berasal dari riwayah Nabi Zakaria yang dimustajabkan doanya pada bulan Dzulhijjah.

Baca Juga:  Inilah 11 Tradisi Lebaran Ketupat dari Berbagai Daerah di Indonesia

Keempat; Bulan Dzulhijjah juga menjadi bulan kelahiran Nabi Isa AS. Syaikh Daud mengungkapkan, berpuasa pada bulan ini akan mengeluarkan orang dari kesusahan dan kesempitan hidup.

Kelima; Nabi Musa AS juga dilahirkan pada bulan Dzulhijjah. Faidah berpuasa bulan ini, akan mengangkat manusia dari sifat Munafik dan terbebads dari azab Allah SWT.

Keenam; Tepat terjadinya perang Khaibar atau perang Parit dan Allah memenangkan pasukan Nabi Muhammad SAW. Perang ini adalah buntut dari embargo Kaum Musyrik kepada umat Islam.

Ketujuh; Neraka Jahannam ditutup dan dipadamkan apinya pada hari pertama sampai kesepuluh karena penghormatan Allah pada bulan Dzulhijjah. Jika seorang muslim berpuasa dibulan Dzulhijjah akan menjadikan Allah ridho untukk membebaskan dari api Neraka Jahannam.

Kiranya kuat dan tepat argumentasi Syaikh Daud Al-Fathani mengklasifikasin kemuliaan bulan Dzulhijjah dengan berbagai dalil dan kejadian masa lampau.

Pendapat yang diutarakan oleh seorang penghulu kaum Sufi pengarang kitab yang terkenal yaitu Manhalus Shafi dan Kanzul Minan ini menjadikan kita semakin yakin akan kemuliaan bulan Dzulhijjah.

Beliau menambahkan kemuliaan bulan dzulhijjah juga terletak pada 2 hari yang istimewa yaitu hari Tarwiyah dan Arafah. Dua hari tersebut menjadi puncak kegiatan Haji kaum muslimin sedunia. Dua hari yang syarat akan sejarah perjuangan Bapak Para Nabi yaitu Nabi Ibrahim AS. Ash-Shawabu minallah

Mohammad Mufid Muwaffaq