Kiai Said: NU Akan Selalu Perjuangkan Nasib Rakyat Kecil

Pecihitam.org – Peringatan hari lahir (harlah) ke-94 NU diharapkan menjadi momentum bagi ormas Islam terbesar di Indonesia itu untuk berkontribusi dalam mewujudkan kemandirian ekonomi umat.

Hal itu diungkapkan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj. Menurutnya, NU akan selalu berada bersama dan memperjuangkan nasib rakyat kecil.

“Kalau kita lihat rakyat kecil masih hidup sengsara, lihat di daerah masih menyedihkan, rumahnya reyot, kerjaannyaenggak jelas, makannya dari mana, anaknya telanjang, perutnya busung. NU selalu bersama rakyat kecil, memikirkan nasib mereka yang belum baik,” kata KH Said di gedung PBNU di Jakarta, dikutip dari Republika, Sabtu, 1 Februari 2020.

Lewat kesempatan itu, Kiai Said juga berharap, NU ke depannya bisa memberikan kontribusi lebih dalam mendorong kemandirian ekonomi umat.

Baca Juga:  NU Keluarkan Surat Edaran Shalat Tarwih dan Ied di Rumah

“Setiap masyarakat dapat turut andil bersedekah pada gerakan koin untuk membantu warga yang masih berada di bawah garis kemiskinan,” ujarnya.

“Antara lain, upayanya ya ini, dari gerakan koin. Konsolidasi, merasa terpanggil jadi warga NU untuk menyumbangkan walaupun Rp 2.000, nanti kumpul jadi banyak,” sambungnya.

Selain itu,, Kiai Said juga menjelaskan bahwa saat ini bunyi sila kelima dalam Pancasila, yakni keadilan sosial, masih belum terealisasikan.

Pihaknya mencontohkan, di Indonesia terdapat empat orang kaya dengan nilai kekayaan yang setara dengan gabungan kekayaan 100 juta rakyat Indonesia.

“Ada perusahaan yang mengelola 5 juta hektare tambang, perkebunan. Tapi, orang-orang, seperti Solikin, Jumadi, Mad Rais, satu jengkal saja tak punya. Penghasilan sehari-hari cukup buat sehari itu, kalau tidak ada, ya puasa. Itu masih terjadi,” ujarnya.

Baca Juga:  Anies Baswedan Beri Penghargaan ke Diskotek Colosseum, Ini Tanggapan GNPF Ulama

Menurutnya, orang-orang miskin pun kesulitan ketika mencari pendanaan di perbankan.

“Kalau orang miskin cari duit ke bank itu sampai gemetaran, setengah mati sulitnya minta ampun. Kalau konglomerat, banknya yang datang nawarin,” kata Kiai Said.

Muhammad Fahri