Mengenal Kitab al-Jami al-Saghir Karya Jalaluddin al-Suyuti

Mengenal Kitab al-Jami al-Saghir Karya Jalaluddin al-Suyuti

PeciHitam.org – Kitab al-Jami’ al-Saghir disusun berdasarkan huruf mu’jam (secara alfabetis) dengan tujuan supaya para pembaca lebih mudah dalam mencari dan membaca hadits-hadits Nabi Muhammad. Kitab tersebut ditulis secara singkat, yakni dengan hanya mencantumkan matan hadits yang sesuai dengan huruf-huruf mu’jam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam bahasa Jalaluddin al-Suyuti disebut dengan tark al-qisyr wa akhdh al-lubab” (meninggalkan kulit dan mengambil isi pokoknya). Kitab ini diberi nama oleh al-Suyuti dengan judul al-Jami’ al-Saghir fi Ahadits al-Bashir al-Nadhir.

Kitab tersebut selesai ditulis pada hari senin, 18 Rabi’ul Awwal 907 H, sekitar kurang lebih dua tahun sebelum meninggal dunia. Mengenai sejak kapan ditulis, tidak atau belum ditemukan data karena tidak disebutkan dalam muqaddimah ataupun dalam muqaddimah pentahqiq kitab tersebut.

Pada abad XI H, Abd al-Rauf al-Mannawi (w. 1031 H) mensyarahkan kitab tersebut dengan judul Faid al-Qadir fi Syarh al-Jami’ al-Saghir fi Ahadits al-Bashir al-Nadhir. Pada awalnya, al-Suyuti menulis kitab Jam’u al-Jawami’ yang merupakan ensiklopedi kitab hadith paling besar.

Tujuan disusunnya kitab tersebut untuk menghimpun semua hadits, tetapi tidak terealisasi karena memang hadits itu sangat banyak jumlahnya. Dari kitab Jam’u al-Jawami’ inilah al-Suyuti memilih hadits-hadits terkait dengan ungkapan (al-aqwal) Nabi Muhammad, bukan perbuatannya (al-af’al).

Baca Juga:  Inilah 7 Cara Ampuh Mengusir Jin dan Mengatasi Kesurupan Menurut Syari'at Islam

Kemudian disusun secara alpabetis yang diberi nama al-Jami’ al-Saghir fi Ahadits al-Bashir al-Nadhir. Setelah diteliti ulang ternyata banyak ditemukan kekurangan, barulah al-Suyuti menulis sebuah kitab untuk menambah kekurangan tersebut yang diberi nama al-Ziyadah ala al-Jami’ al-Saghir.

Melihat kitab ini terpisah sehingga terkesan tidak koheren maka Syaikh Yusuf al-Nabhani menggabungkan kedua kitab tersebut menjadi satu kitab, yang diberi nama al-Fath al-Kabir fi Dammi al-Ziyadah ila al-Jami’ al-Saghir. Kitab juga ditambah hadits-haditsnya oleh Syaikh Ahmad Abd al-Jawwad dari al-Jami’ al-Kabir karya al-Suyuti juga, dan al-Jami’ al-Azhar karya al-Mannawi. Kumpulan hadith dari dua kitab inilah yang disebut Jami’ al-Ahadits telah diterbitkan dalam sembilan jilid.

Kumpulan kitab karya dari al-Suyuti, Yusuf al-Nabhani, dan Muhammad Nasir al-Din al-Albani kemudian disusun sesuai dengan bab-bab fikih oleh Auni Na’im al-Syarif. Lafaz-lafaz yang sulit dipahami atau gharib dijelaskan oleh Ali Hasan Ali Abd al-Hamid. Kitab ini terdiri dari empat jilid, diterbitkan oleh Maktabah al-Ma’arif, Riyad, Arab Saudi, pada tahun 1407 H/1987 M.

Baca Juga:  Adakah Bulan Yang Baik Untuk Menikah Dalam Islam?

Perlu diketahui bahwa menurut al-Mannawi, kitab Jam’u al-Jawami’ ditulis oleh al-Suyuti belum sempurna sampai beliau wafat. Sehingga wajar jika dalam kitab tersebut banyak ditemukan hadits dhaif dengan beragam bentuknya, termasuk hadits palsu.

Kitab al-Jami’ al-Sagir wa Ziyadatuhu merupakan kitab besar yang menghimpun banyak hadits, memiliki banyak kelebihan, dan tersebar di kalangan para pengkaji hadits. Susunan hadits dalam kitab ini sangat umum sehingga tidak diketahui klasifikasinya secara jelas.

Misalnya hadits tentang wahyu, iman, ilmu, tafsir, bersuci (Taharah) salat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Ditinjau dari segi kritik sanad dan matan hadits, ada ribuan hadits yang dianggap palsu oleh sebagian peneliti. Selain itu untuk memudahkan pencarian hadits maka ulama belakangan menyusunnya dalam bentuk kitab fikih. Muhammad Nasir al-Din al-Albani telah meneliti kitab ini dengan serius meskipun ada beberapa kekurangannya.

Kitab al-Jami’ al-Sagir fi Ahadits al-Bashir al-Nadhir bersumber dari beberapa kitab hadits primer yang dalam pencantuman tersebut al-Suyuti langsung memberikan rumus sebagai rujukannya. Tentu ini dimaksudkan supaya para pembaca bisa merujuk langsung kepada kitab induk atau primer tersebut.

Baca Juga:  Meneladani Kesuksesan Dakwah Rasulullah

Adapun rumus-rumus atau simbol yang merupakan tanda sebagai sumber pengambilan hadith tersebut digunakan huruf-huruf hijaiyah. خد= kitab al-Adab al-Mufrad karya Muhammad bin Ismail al-Bukhari, تخ = Kitab al-Tarikh karya al-Bukhari, حب= Sahih Ibn Hibban, خ= al-Jami’ al-Sahih karya al-Bukhari, م= Sahih Muslim, ق= Sahih al-Bukhari dan Muslim, د= Sunan Abi Dawud, dan seterusnya. Dari kitab-kitab yang dirujuknya, dapat disimpulkan bahwa Al-Suyuti tidak hanya merujuk kepada kitab-kitab hadits tetapi juga kitab sejarah, rijal, dan al-jarh wa al-ta’dil.

Mohammad Mufid Muwaffaq