5 Nasehat Abu Laits As Samarqandi dalam Berkerja

Nasehat Abu Laits As Samarqandi

Pecihitam.org – Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fikih dan tafsir terkenal yang berasal dari Samarkand. Imam as-Samarqandi merupakan ulama yang terkenal memiliki tutur nasihat yang penuh faidah dan memiliki banyak karya tulis.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Salah satu karya tulisnya yang terkenal adalah kitab Tanbihul Ghafilin bi Ahaditsi Sayyidil Anbiya’ wal Mursalin (peringatan bagi orang-orang yang lalai dengan dari Penghulu para Nabi dan Rasul).

Dalam kitab tersebut Abu Laits as-Samarqandi menyampaikan banyak sekali nasehat dan salah satunya adalah nasehat kepada manusia dalam berkerja. Apa sajakah nasehat tersebut? Berikut ulasannya.

1. Jangan mengakhirkan kewajiban Allah melebihi usahanya, dan jangan mengurangi kewajiban Allah dari usahanya (mendahulukan sunnah melewati wajib).

Kalimat tersebut kalau dipahami secara katanya sangatlah sulit karena itu terjemahannya langsung. Maknanya jangan sampai dalam amaliah kita sehari-hari memfokuskan hal yang sunnah dan mengabaikan hal yang wajib. Bersemangat mengerjakan hal yang furu’iyah namun mengorbankan semangat ukhwah islamiyah yang sejatinya adalah sebuah kewajiban.

Baca Juga:  Penyebab Hati Gelisah Menurut Islam yang Jarang Disadari

2. Jangan menyakiti (dzolim) makhluk Allah dari usahanya.

Maksud kalimat ini adalah bagaimana dalam pekerjaan kita itu tidak boleh mempersulit atau mendholimi orang lain. Akan tetapi seringkali kita malah yang gampang merasa terdholimi karena sebetulnya mindset kita yang salah.

Misalnya polisi menilang kita karena tidak memakai helm padahal hanya perjalanan ke pasar sebelah misalnya. Padahal polisi tersebut memang telah menjalankan tugasnya dan kita tahu itu kesalahan kita. Beda lagi kalau polisi tersebut menilang kita karena alasan-alasan yang mengada-ada (itu baru dholim namanya).

3. Jangan berlebihan dalam berusaha (diforsir semua waktu untuk bekerja).

Rasanya kita sudah sangat memahami hal ini. Sesuatu yang berlebihan jatuhnya pasti tidak baik. Sebagai seorang muslim orientasi kita jelas adalah surga (keridhoan Allah SWT). Namun kita juga tidak boleh menafikan kehidupan dunia. Jadi dalam pekerjaan yang sifatnya duniawi, cukupkan ikhtiarmu dengan doa dan tawakkal kepada Allah SWT.

Baca Juga:  Jangan Bangga Mengumbar Aib di Media Sosial, Ingat Pesan Nabi yang Satu Ini!

4. Hendaknya dia memaksudkan dalam bekerja untuk menjaga kehormatan dia dengan keluarganya, dan bukan untuk menumpuk-numpuk harta (jangan menganggap apa yang kita tabung adalah untuk masa depan).

Dalam pekerjaan kita harus sadar betul, bahwa ini bentuk ikhtiar kita agar dapat beribadah kepada Allah bukan untuk menumpuk-numpuk harta. Termasuk menyandarkan masa depan pada banyaknya harta yang diperoleh, hingga melupakan Allah SWT sebagai penjamin rizqi. Bukan berarti bermalas-malasan tanpa ikhtiar seperti mengemis atau meminta-minta, kita diperintahkan untuk menjaga kehormatan diri dan keluarga kita dalam bekerja,

5. Janganlah dia melihat rezeki itu dari usaha, karena rezeki itu dari Allah Swt, usaha hanyalah ikhtiar kita.

Hendaknya setiap dari kita senantiasa bekerja semata-mata sebagai bentuk ikhtiar atas rezeki yang akan dikaruniakan Allah SWT. Besar kecilnya rezeki tidak bisa diukur dari besar kecilnya gaji. Semua ada ukurannya dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki. Bekerja hanya asbab, dan rezeki yang kita dapat semata-mata adalah karunia-NYA.

Baca Juga:  Hukum Bicara Saat Makan, Ternyata Nabi Pernah Melakukannya!

Demikianlah 5 nasehat Abu Laits as-Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi Ahaditsi Sayyidil Anbiya’ wal Mursalin. Nampaknya apa yang beliau nasehatkan banyak yang terjadi pada kita manusia modern zaman ini. Maka sudah sewajibkan kita semakin introspeksi berbenah diri.

Semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik